Menjadi dokter bukanlah hal yang mudah. Banyak hal yang dikorbankan untuk keselamatan pasien-pasien. Perjuangan seorang dokter dimulai ketika masuk ke pre-klinik, di mana harus melalui masa pembelajaran yang cukup berat. Di saat teman sebayanya menikmati perkuliahan dan libur semester, para calon dokter bertempur dengan materi-materi kedokteran yang kompleks. Biaya yang dikeluarkan di Fakultas Kedokteran tidaklah sedikit. Orang tua ataupun wali dari para calon dokter bekerja keras untuk menutupi biaya tersebut disertai doa untuk kelancaran sang anak dalam melangkah menjadi seorang dokter. Tidak sedikit dari para mahasiswa kedokteran berjuang untuk mendapatkan beasiswa.
Masa studi yang cukup panjang dan tantangan lainnya menjadi tekad para mahasiswa kedokteran untuk menghadapinya. Menjadi seorang dokter adalah panggilan mulia, orang terpilihlah yang dapat menjalaninya. Tidak hanya perlu biaya yang cukup besar, tetapi niat yang kuat harus dimiliki sebagai calon dokter.
Setelah menyelesaikan rangkaian studi untuk menjadi dokter, para tenaga medis ini akan berhadapan langsung dengan pasien. Sebagai seorang dokter harus memiliki rasa ikhlas dan empati. Rasa ikhlas mengajarkan untuk menerima semua perasaan negatif dan melakukan pendekatan sehingga dapat mengomunikasikan keluhan yang dirasakan pasien, sedangkan empati mengajarkan untuk mengerti keadaan emosional pasien dan mampu memberikan respons yang tepat serta diharapkan terjalin hubungan terapeutik antara tenaga medis dan pasien. Dokter harus menjalankan komunikasi efektif dengan pasien agar terjalin rasa percaya satu sama lain. Dengan adanya komunikasi dua arah yang jelas dapat membantu dokter mengambil tindakan yang tepat, mengatasi masalah pasien, dan mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan. Cara bagaimana menyampaikan informasi harus jelas, perhatian, dan membuat pasien merasa dihargai. Tidak mudah dalam menjalankannya, masih banyak pasien yang sulit untuk mengungkapkan masalah mereka. Di situasi ini, para tenaga medis  harus memiliki kemampuan untuk membaca keadaan serta mengidentifikasi masalah sehingga dapat menemukan titik celah. Ketika pasien datang sebagai seorang dokter harus menyambutnya dengan ramah dan memberikan kenyamanan. Saat anamnesis berlangsung, dokter tetap tersenyum dan mendengarkan serta menerima apa yang dikatakan oleh pasien. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, pasien akan mendengar hasilnya. Penyampaian hasil menggunakan bahasa yang tidak ilmiah yakni bahasa yang biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut berfungsi agar lebih mudah dimengerti oleh pasien.
Kesembuhan pasien juga dipengaruhi oleh hubungan antara dokter dan pasien, sugesti yang dimiliki pasien berperan penting dalam proses penyembuhan. Ketika sudah menjadi dokter tetap harus belajar karena ilmu di dunia kedokteran selalu diperbaharui. Belajar di kedokteran tidak hanya soal materi tetapi juga ikhlas, empati, etika, dan komunikasi. Diperlukan komitmen yang kuat dalam menjadi dokter. Seorang dokter tidak hanya mengobati, tetapi juga berkontribusi dalam kualitas hidup orang lain. Profesi dokter adalah pekerjaan mulia, mengingat perjalanan yang penuh rintangan dan panjang. Hanya orang terpilih yang dapat menyelesaikannya dengan ikhlas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H