Mohon tunggu...
Irene Kusuma
Irene Kusuma Mohon Tunggu... Penulis - Isaiah 55 : 8-9

Communication Studies' 16 Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Membedah Kualitas Video Campaign "Greget Tanpa Gadget"

26 Februari 2019   23:37 Diperbarui: 26 Februari 2019   23:55 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: unsplash.com

Pada era milenial ditambah juga dengan kemajuan teknologi yang dapat dikatakan pesat merupakan salah satu faktor semakin menjamurnya para pekerja kreatif, khususnya dalam bidang media. Para pekerja kreatif di sini berlomba-lomba untuk memproduksi sebuah konten yang mampu memiliki nilai tinggi, salah satu konten tersebut yaitu dalam bentuk video.

Dalam Rumah Editor, terdapat 7 karakteristik video yang harus dipahami agar content creator mampu menghasilkan video berkualitas yaitu frame size dan aspect ratio, pixel aspect ratio, frame rate, codec, color sampling, bit rate, dan audio sample rate.

Tak hanya itu, sebuah video yang dibuat juga memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda-beda, seperti bentuk visualisasi atau ekspresi dari sebuah ide yang dimiliki, sebagai personal branding, sebagai bentuk perkenalan terhadap sebuah produk atau instansi, bisa juga untuk menyampaikan sebuah kampanye.

Elemen  yang dimiliki beberapa produksi video popular antara lain: video berdurasi tidak terlalu panjang dan to the point, memiliki judul yang menarik atau menjual, memiliki target yang jelas, konten yang disajikan menarik, pesan yang disampaikan mudah dipahami, memiliki latar belakang musik, dan lain sebagainya.


Video dengan judul Social Campaign "Greget Tanpa Gadget" -- Bandung #GregetTanpaGadget ini dipublikasi pada 7 Juni 2015 dengan dikonsep dan diarahkan oleh Viditya Pradipta memiliki durasi 4 menit 11 detik.

Video ini dapat dikatakan sebagai video berkualitas karena memiliki visualisasi yang baik, pengambilan angle yang tepat, yang menjadi unik pesan dapat tersampaikan hanya melalui visualisasi walaupun tanpa suara ataupun dubbing, serta director mengangkat sebuah contoh yang dekat dengan para viewers mengenai penggunaan gawai yang terlalu berlebihan.

Adapun pesan yang berusaha untuk disampaikan melalui kampanye ini adalah:

  • Jangan biarin pacar kamu ngambek karena gadget.
    • Dalam video ini terdapat scene sepasang kekasih yang sedang berduaan namun sang pria terlalu sibuk menggunakan gadget yang membuat pacarnya kesal. Bahkan saat bersama dengan kekasih sekalipun, kadang seseorang masih merasa asik dengan gadget-nya sendiri.
  • Jangan biarin gadget merusak suasana ngumpul.
    • Pesan yang satu ini biasanya sering terjadi ketika kita berkumpul atau nongkrong dengan teman-teman kita. Hal  ini yang dapat mematikan suasana dan sibuk dengan dunianya sendiri.
  • Jangan biarin gadget ngeganggu temanmu.
    • Pesan ini digambarkan dengan seseorang yang selalu sibuk untuk memotret makanan atau minuman yang dipesan ketika sedang berada di tempat makan dan mengunggahnya ke media sosial.
  • Jangan biarin gadget bikin kamu ngga tanggap sekitar.
    • Ketika seseorang terlalu asyik bermain dengan gadget-nya masing-masing tanpa disadari seseorang tidak akan peduli dengan kondisi yang ada di sekitarnya.
  • Jangan biarin gadget bikin kamu ngga fokus.
    • Pesan ini digambarkan dengan seseorang yang sedang antre dan pesan sesuatu di sebuah kafe namun sibuk dengan gadget-nya sehingga tidak sadar akan gilirannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun