RIHANA GAYDA PRATIWI/191241120Â
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATÂ
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pengobatan tradisional adalah pengobatan yang telah ditemukan dan dilakukan sejak zaman nenek moyang dan diwariskan untuk keturunan mereka yang sampai saat ini telah dikenal keberadaannya. Pengobatan ini memiliki metode yang berbeda dengan pengobatan modern saat ini dikarenakan sesuai dengan pemahaman yang ada pada zaman tersebut. Pengobatan tradisional ini juga disesuaikan dengan suku yang ada di Indonesia.Â
Contohnya pada suku Jawa, mereka memiliki pengobatan tradisional berupa minuman yang sering disebut dengan jamu. Jamu merupakan minuman herbal yang berasal dari akar, kulit, daun, dan buah-buahan yang dikenal memiliki khasiat untuk kesehatan. Sedangkan di suku Batak, mereka memiliki pengobatan tradisional yang bernama gendam dan heksa. Gendam merupakan teknik pengobatan tradisional yang dilakukan oleh dukun dengan kekuatan pikiran dan energi spiritual yang dipercaya untuk mengobati penyakit. Sedangkan heksa adalah pengobatan tradisional yang menggunakan mantra dan doa khusus yang memiliki kekuatan ajaib untuk menghilangkan penyakit. Bukan hanya itu, dari suku Minangkabau sendiri memiliki pengobatan tradisional berupa urut dan pijat refleksi.
Seiring berjalannya waktu, segala bentuk perkembangan mulai ada. Hal ini pun tidak terkecuali dengan teknik pengobatan. Segala teknik pengobatan modern mulai dikembangkan dengan penelitian dari para ahli. Mulai dari teknik hingga munculnya obat. Oleh karena itu, pengobatan tradisional pun mulai dinilai menjadi kurang efektif sehingga jarang digunakan masyarakat jika memiliki keluhan penyakit. Pasalnya, pengobatan tradisional, seperti pijat ataupun sejenisnya memiliki efek yang sangat berbahaya jika adanya kesalahan saat tidak berhati-hati. Salah satu efeknya, yaitu memar. Beberapa pengobatan tradisional lainnya juga memiliki efek samping jika dilakukan.Â
Seperti mengonsumsi minuman yang dikenal sebagai obat herbal. Beberapa orang akan merasakan sensasi gatal dan panas karena memiliki alergi terhadap bahan dan kandungan pada obat herbal tersebut. Obat-obat tradisional pun dinilai kurang efisien karena kurangnya bukti ilmiah. Meski obat herbal memiliki harga yang relatif lebih murah daripada obat modern, tetapi obat tradisional memiliki waktu pengerjaan yang lebih lama. Bahan-bahan yang digunakan pun perlu dicari karena mengandalkan bahan yang ada di alam sehingga dinilai cukup ribet jika dilakukan. Kandungan pada obat tradisional pun beberapa ada yang memiliki dosis tinggi sehingga membuat resistensi.Â
Kualitas dari pengobatan tradisional yang mengacu pada keamanan dan efikasi perlu dijamin dengan sungguh-sungguh agar tujuan penggunaanya tercapai dengan baik. Pemerintah pun selalu memastikan dan mengawasi kualitas obat tradisional mulai dari tahap produksi hingga tahap obat tradisional tersebut didistribusikan. Pasalnya, jika tidak adanya pengawasan akan banyak obat-obat tradisional yang memiliki kandungan berbahaya tersebar ke seluruh daerah. Tercantum dalam peraturan BPOM RI No 12 tahun 2014, dijelaskan bahwa salah satu persyaratan untuk obat-obat tradisional adalah obat tersebut tidak diperbolehkan memiliki kandungan mikroba patogen dengan nilai negatif per mililiter untuk bakteri Escherichia coli. Meski demikian, sering kali ditemukannya isu-isu terkait penyebaran obat tradisional yang belum terverifikasi keamanannya.Â
Oleh karena itu, dengan adanya perkembangan zaman dan adanya penelitian yang terpercaya, alangkah baiknya kita menjadi masyarakat yang bijak dalam mengonsumsi obat dan melakukan pengobatan. Hal ini dikarenakan agar terhindarnya kita dari obat-obat tradisional yang pengedarannya belum diresmikan oleh pemerintah.
KATA KUNCI: Obat, Pengobatan, Tradisional
DAFTAR PUSTAKAÂ