3. Penurunan kemampuan menulis dipengaruhi oleh Chat GPT karena dapat membuat teks yang beragam dan konsisten, memungkinkan siswa memanfaatkan teknologi ini untuk menyelesaikan tugas menulis mereka. Mereka mungkin mengabaikan pentingnya kemampuan menulis yang sebenarnya, seperti pemahaman tata bahasa, gaya menulis, dan kreativitas.
4. Chat GPT membuat pembelajaran pasif, dimana terdapat beberapa peristiwa bahwa chat GPT bisa menggantikan peran guru untuk memberikan penjelasan atau membantu siswanya dalam pembelajaran.
Mengingat informasi ini, banyak pengguna internet yang ingin memanfaatkan manfaat obrolan GPT. Karena menemukan jawaban atau menjadi "teman" dalam suatu diskusi bisa sangat membantu. Hasil analisis penulis untuk peluang Chat GPT di bidang Pendidikan, yaitu:
1. Chat GPT dapat menggunakan kata-kata dan pengetahuannya sendiri untuk membuat konten kreatif dan inovatif seperti puisi, cerita, kode, esai, lagu, parodi selebriti dan sebaginya.
2. Chat GPT juga membantu pengguna membuat, menulis ulang, meningkatkan, dan mengoptimalkan konten.
3. Chat GPT merupakan mitra belajar yang efektif bagi siswa dan guru saat menerapkan kurikulum Merdeka.
4. Chat GPT dapat membantu pelajar untuk mencari informasi, menjawab pertanyaan dan menyelesaikan tugas terkait topik yang dipelajari. Selain itu, dapat memberikan deskripsi yang jelas, akurat, dan terkini menggunakan sumber yang tepercaya dan dapat diverifikasi.
5. Chat GPT dapat membantu guru untuk merancang, menyusun, dan menyesuaikan kurikulum yang memenuhi kebutuhan dan potensi siswanya. Selain itu, dapat memberikan ide-ide kreatif dan inovatif untuk menciptakan kurikulum yang menarik, bermakna, dan beragam.
6. Siswa dan guru dapat menggunakan Chat GPT untuk berkolaborasi, berdiskusi, dan berbagi pengalaman belajar dengan  pengguna Chat GPT lainnya di dalam dan di luar sekolah. Chat GPT bertindak sebagai moderator, presenter, atau peserta dalam komunikasi yang berlangsun. Tidak hanya itu, Chat GPT juga dapat memberikan umpan balik, apresiasi, dan motivasi yang positif dan empati kepada pengguna.
Sekilas gambaran di atas memberikan imajinasi kekhawatiran tentang praktik di dunia pendidikan. Terutama jika dihubungkan dengan kecenderungan melakukan evaluasi pembelajaran dengan soal-soal esai dan sebagainya. Setiap peluang dan tantangan pasti memiliki Solusi yang tepat untuk menghadapinya. Penulis sudah membaca beberapa literatur yang menghasilkan Solusi untuk menghadapi Chat GPT dibidang Pendidikan.
1. Pendidik harus mengedukasi kepadanya siswanya akan dampak negatif Chat GPT untuk mereka. Dengan cara memberikan contoh yang mudah dijumpai disekitar kita, seperti mengajarkan cara mengidentifikasi sumber yang valid dan memverifikasi informasi.