Mohon tunggu...
sofiana saidah
sofiana saidah Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa | Public Relation

easy going and interesting in writing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apa Itu Hi Kids? Berikut ini Penjelasannya

30 Desember 2023   22:20 Diperbarui: 2 Januari 2024   19:10 3974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desember menjadi bulan akhir tahun yang penuh kejutan, salah satunya tren #HiKids. Warga +62 memang sangat dikenal unik dan kreatif dalam menciptakan suatu karya digital hingga menggemparkan jagad maya, salah satunya melalui platform sosial media Tiktok. Tiktok merupakan sebuah platform berbetuk video berbagai genre yang bisa diakses oleh semua kalangan. Dalam beberapa hari menuju tahun 2024, santer sebuah tren "Hi Kids" di platform Tiktok. Tren ini diramaikan oleh video anak muda berisi pesan untuk anaknya kelak.

Kemasan video yang unik membuat semua orang tertarik untuk bergabung dengan tren ini dan ebagian besar video ini diunggah oleh content creator yang belum menikah atau masih single. Tapi, ada juga beberapa yang sudah menikah bergabung mentrendingkan tagar #hikids. Harapan mereka supaya pesan pada video tersebut dapat tersampaikan kepada anaknya di masa depan kelak. Keunikan pada video ini ialah terdapat pada openingnya yakni "Hi kids this is your mom/dad" yang dilanjutkan oleh harapan-harapan bagi calon orangtua kepada anaknya kelak. Tak jarang banyak content creator yang mengundang tawa saat membuatnya.

Hal ini menarik perhatian penulis untuk mengulas nilai-nilai kehidupan yang nantinya bisa diterapkan kepada anaknya kelak. Tren ini menyadarkan kita bahwa sebagai seorang anak, kita tidak bisa memilih terlahir dari orang tua mana dan seperti apa. Tapi kita bisa mengusahakan untuk menjadi orangtua seperti apa kepada anak kita kelak. Di beberapa kolom komentar video tiktok menyebutkan bahwa tren ini untuk memenuhi  dari inner child kita. Seperti di video tiktok content creator @Erika, akun @iniyellow_ berkomentar "hi kids, mama ngerasa kalo video ini pemenuhan inner child mama". Tapi menurut penulis, baik atau tidaknya dari inner child, dengan adanya tren ini bisa mencetak harapan baru bagi seorang anak muda yang ingin lebih baik dari orang tuanya saat menjadi orangtua kelak. Karena hasil dari pendidikan orang tua yang berilmu akan dirasakan langsung oleh anak kelak dan menjadikan karakter anak dikemudian hari.

Tidak hanya itu, tren tagar #hikids mampu memotivasi anak muda untuk menjadi orangtua yang jauh lebih baik dari segala aspek. Sehingga saat ini harus siap untuk berjuang, seperti belajar dengan maksimal, giat bekerja, tidak pernah menyerah, tidak mengeluh untuk memperbaiki keadaan hidup, karena kita menginginkan anak kita lahir dari keadaan orangtua yang siap lahir batin. Pastinya kita berjuang untuk menjadi perempuan yang berpendidikan, agar kelak kita melahirkan anak dari rahim seorang ibu yang berpendidikan dan patut dibanggakan. Apalagi semakin canggihnya teknologi pun keadaan zaman semakin maju dan tentunya jangan sampai kita melahirkan generasi yang tertinggal zaman, tapi kita haarus mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan zaman yang semakin maju ini.

Di sisi lain, tren ini melarang anaknya mencontoh karakter maupun aktivitas buruk dari dirinya, seperti rebahan dan bermalas-malasan. Tentunya sebagai orang tua, kita tidak ingin anak kita memiliki karakter seperti itu. Sehingga, tren ini mengajarkan kita untuk mempersiapkan diri sebagai orang tua.

Jadi, bagaimana cara kita mempersiapkan diri sebagai orang tua kelak? Nah, pada tulisan ini penulis akan membagikan hal-hal yang perlu dipersiapkan sebagai orang tua yang baik untuk melahirkan generasi yang baik. Namun hal ini tidak menutup kritikan atau masukan kepada penulis.

  • Kesiapan pengetahuan dibidang apapun Menjadi orangtua yang berilmu sangat berpengaruh untuk melahirkan anak yang berkualitas. Kesiapan menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah. Menjadi orang tua artinya menjadi seorang pembelajar yang akan terus belajar tanpa henti. Bertanggungjawab penuh atas kehidupan anak membuat kita sebagai calon orangtua mampu memahami tahapan perkembangan psikologi anak dan ilmu parenting. Oleh karena itu, mulai dari sekarang dibiasakan membaca buku-buku psikologi anak, berkonsultasi dengan psikologi dan berdiskusi dengan antar orangtua. Serta mampu memahami perubahan zaman.
  • Menerapkan komunikasi yang seimbang antara anak dan orangtua sangat penting, sehingga keadaan didalam keluarga akan harmonis dan meminimalisir kesalahpahaman. Poin utamanya untuk membuat anak merasa terbuka akan hal apapun, sehingga orangtua tidak tertinggal sedikitpun tentang tumbuh kembang anak. Caranya dengan memberikan contoh komunikasi didalam rumah, seperti tidak menggunakan nada tinggi saat berbicara, intonasi suara yang lembut dan berikan pemahaman mengenai apapun. Agar komunikasi berjalan dengan baik.
  • Menjaga kesiapan jasmani dan rohani juga tidak kalah penting untuk menjadi orangtua kelak. Orangtua harus sigap dalam menghadapi permasalahan apapun mengenai anak. Mulai dari mempersiapkan pola makan, aktivitas penunjang dan kegiatan-kegiatan lainnya
  • Pentingnya persiapan finansial sebelum menjadi orangtua. Tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga memikirkan dan merencakan kebutuhan masa depan anak seperti pendidikan, kesehatan, perawatan, perkembangan anak, dan biaya rumah tangga lainnya. Kesiapan finansial ini, bisa saling support dari suami dan istri.
  • Kesiapan emosional yang stabil. Menjadi orangtua tidaklah mudah, sehingga mengontrol emosional harus dierapkan didalam berumah tangga, agar anak mampu berkembang dengan baik. Kini di era digital sudah banyak kanal youtube yang membahas parenting dan psikologi mental terhadap anak. Sehingga, tidak ada salahnya mempelajarinya dari sekarang.

Nah, itulah beberapa hal yang dapat kita persiapkan sebagai orangtua kelak. Jangan menjadi orangtua yang buruk untuk anaknya, karena seorang anak tidak akan pernah bisa memilih dilahirkan dari orangtua mana dan seperti apa. Namun kita sebagai orang tua kelak bisa mengubah cara pandang kita diberbagai hal dan bertanggungjawab sepenuhnya untuk kelangsungan hidupnya. Bukan hanya untuk anak kita, tetapi untuk diri kita sendiri dan keharmonisan keluarga.

Salam keluarga cemara ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun