Program Asistensi Mengajar adalah salah satu bentuk perwujudan oleh Universitas Negeri Malang tentang kebijakan dari Kemendikbud yaitu Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). MBKM merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga menciptakan budaya belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Salah satu bentuk program yang dilaksanakan Universitas Negeri Malang adalah program Asistensi Mengajar. Asistensi Mengajar merupakan bentuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa yang berkolaborasi bersama dosen pembimbing dan guru pamong di satuan pendidikan formal. Program Asistensi Mengajar untuk prodi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) selama satu semester yang setara dengan 20 sks. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa asistensi mengajar berpartisipasi dan terlibat aktif dalam kegiatan berbagai aspek, termasuk akademik, non-akademik, serta administrasi sekolah.
Pada kesempatan kali ini, Mahasiswa Asistensi Mengajar Prodi PPKn ditempatkan di SMK Negeri 12 Malang, salah satu sekolah kejuruan unggulan yang mencetak banyak lulusan yang siap untuk bekerja. Mahasiswa Asistensi Mengajar Prodi PPKn terdiri dari 3 orang, yaitu Ainy Zaida Rohmi Rosdiana, Maulidia Tri Kusuma, dan Mirna Fajar Rahmawati. Selain itu, terdapat pula Mahasiswa Asistensi Mengajar dari prodi lain, yaitu prodi Pendidikan Sejarah dan Pendidikan Tata Boga dengan total Mahasiswa Asistensi Mengajar di SMK Negeri 12 Malang berjumlah 15 orang.
Selama kegiatan Asistensi Mengajar, kami dibimbing oleh guru pamong sekaligus guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila yaitu Ibu Siti Ma'rifah, S.Pd. Pada awal kegiatan, kami bersama guru pamong melakukan koordinasi awal dengan pembahasan kondisi kelas, materi yang diajarkan dan lain sebagainya.Â
Kemudian, kami diberikan kesempatan untuk langsung terjun ke lapangan dengan masing-masing mahasiswa mendapatkan 2 kelas yang berbeda. Kami diberikan kebebasan untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan catatan masih dalam pengawasan guru pamong. Di samping itu kami juga melakukan pengamatan terhadap gaya belajar peserta didik yang efektif digunakan dalam pembelajaran di kelas.
Dari hasil pengamatan tersebut, menunjukkan bahwa peserta didik SMK Negeri 12 Malang memiliki tingkat partisipasi yang rendah terhadap pembelajaran Pendidikan Pancasila. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan cenderung menggunakan model pembelajaran yang masih bersifat konvensional sehingga peserta didik menjadi bosan dan bersikap pasif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, kami memiliki inovasi untuk menggunakan model pembelajaran cooperative learning berupa Team Games Tournament (TGT).Â
Model pembelajaran kooperatif yang dikemas dalam bentuk tournament seperti Team Games Tournament (TGT) dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menarik, meningkatkan motivasi belajar, serta mendorong peserta didik untuk lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Selain itu, unsur permainan dan turnamen dalam TGT (Team Games Tournament) juga dapat mengurangi kejenuhan peserta didik, sehingga mereka dapat belajar dengan suasana yang lebih santai namun tetap fokus pada tujuan pembelajaran. Dengan demikian, model TGT (Team Games Tournament) tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga membangun keterampilan sosial seperti kerja sama, komunikasi, dan sportivitas.Â
