1. Gulma yang sehat, tidak terkena hama/penyakit diambil daun yang agak ke pucuk. Dapat diambil 2-4 daun dengan batangnya.Â
2. Gulma sebanyak 1 genggam atau 2,5 ons dicampur air 2-5 liter (5% bahan dan 95% air) kemudian diremas menggunakan tangan, tidak boleh menggunakan blender dan jenisnya dengan waktu 10-20 menit.Â
3. Hasil remasan (air menyatu dengan saripati tanaman, pekat) dapat diaplikasikan ke tanaman.Â
Pengaplikasian:Â
1. Sebanyak 40 ml disemprotkan pada tanaman jagung, untuk lahan 1 ha cukup sebanyak 2-4 tangki sprayer (kapasitas 15-16 liter)
2. Penyemprotan dilakukan pada umur 7-10 HST dilanjutkan penyemprotan dengan interval 10-14 hariÂ
3. Penyemprotan minimal 1 meter diatas tanaman dengan posisi nozzle menghadap ke atas dan tidak boleh diulang. Penyemprotan tidak tepat (daun basah, dosis berlebih).Â
4. Penyemprotan dilakukan sore hari.Â
Banyaknya manfaat dan keuntungan pengaplikasian elisitor biosaka baik untuk menyuburkan tanah maupun tanaman menjadikan teknologi ini perlu dikembangkan. Saat ini masih banyak petani yang belum mengadopsi bahkan belum tahu adanya teknologi elisitor biosaka. Padahal informasi terkait transformasi teknologi sangat penting bagi petani dimana dapat meningkatkan produksi dalam budidaya seperti jagung yang berdampak pada peningkatan pendapatan. Hal tersebut menjadi PR untuk kita semua dalam menyebarkan informasi yang menguntungkan bagi petani seperti elisitor biosaka ini. Mari kita berkerja sama untuk memajukan pertanian di Indonesia.Â
Daftar PustakaÂ
Azhimah, F., dkk. 2023. Sosialisasi Dan Aplikasi Pembuatan Biosaka Di Lahan Hortikultura Kabupaten Karo. Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa. 1(5): 216-224.Â