Desa Caruban terletak di Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal, yang memiliki luas wilayah mencapai 2,33 Km2. Desa Caruban memiliki sejarah yang cukup menarik, perkembangan desa ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya dari faktor ekonomi, budaya, dan sosial.
      Desa Caruban berdiri di akhir kerajaan majapahit yang di pimpin oleh brawijaya lima, awal mula desa caruban ini berdiri saat brawijaya v mengadakan perjalanan dari Batang kemudian berhenti di sekitaran caruban. Lalu, brawijaya v bertapa di desa caruban kurang lebih tiga hari untuk mendirikan pondok, saat sedang mendirikan pondok brawijaya lima melihat 5 panglima yang sedang merebutkan seorang putri yang bernama Putri Pandansari, 5 panglima tersebut kalah dan mati, darah dari panglima tersebut mengalir dan terbagi menjadi lima bagian hingga menjadi satu. Dari kisah tersebut munculnya nama "Caruban" yang berasal dari kata "Caret Ing Paseban" yang artinya pertarungan di tanah caruban.
      "Awal mula Desa Caruban ini berada di kecamatan Gemuh, seiring berjalannya waktu ada perubahan administratif suatu daerah, Desa Caruban berpindah ke Ringinarum pada tahun 2014. faktor utama dipisahnya Desa Caruban yaitu karena banyaknya penduduk di desa caruban agar keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar lebih terjaga" Ujar Diyah Tin Agustina selaku Kades Desa Caruban.
      Dari tahun ke tahun Desa Caruban semakin berkembang, dilihat dari penduduknya kurang lebih sejumlah 4000 penduduk dibandingkan dengan desa yang ada di wilayah Ringinarum Desa ini memiliki penduduk paling banyak, Desa ini berada di posisi yang strategis karna terletak di dataran rendah yang mana akses untuk ke kecamatan dan juga kabupaten lebih mudah untuk di jangkau. Desa Caruban juga di sebut metropolitannya Ringinarum karna terdapat pusat perekonomian di Kecamatan Ringinarum. Desa ini di peluk kental dengan suasana religinya, dimana terdapat 2 organisasi besar yaitu Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah.
      Desa Caruban juga sering di kenal dengan "Jawaranya Tembakau" karna mayoritas penduduk di desa ini berprofesi sebagai petani tembakau yang menjadikan faktor utama dari pertumbuhan ekonomi didesa ini ialah tembakau, tak hanya petani tembakau, pendapatan penduduk desa lokal banyak juga petani jagung dan juga bawang merah.
Penulis : Tata Witanda Ayu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H