Mohon tunggu...
KKN MIT 18 POSKO 56
KKN MIT 18 POSKO 56 Mohon Tunggu... Mahasiswa - kelompok KKN MIT ke-18 UIN WALISONGO

KELOMPOK KKN MIT KE-18 UIN WALISONGO POSKO 56 DESA CARUBAN KECAMATAN RINGINARUM KABUPATEN KENDAL

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN MIT-18 UIN Walisongo Semarang Belajar Membuat Kerajinan dari Kain Perca di Konveksi Atrium Desa Caruban Dukuh Pandaksari

20 Juli 2024   23:45 Diperbarui: 21 Juli 2024   00:11 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Tim KKN Posko 56 tengah dijamu oleh Bu Wida) 

Tim KKN (Kuliah Kerja Nyata) MIT 18 Posko 56 UIN Walisongo Semarang dukung program pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) khususnya bagi pelaku usaha kreatif yang bergerak dalam bidang menjahit. Pada hari Sabtu (20/07/2024) Tim KKN Posko 56 melakukan Kegiatan kunjungan di rumah Ibu Wida selaku pemilik usaha konveksi di Desa Caruban, Dukuh Pandaksari, Kec. Ringinarum, Kendal.

Konveksi adalah industri yang memproduksi pakaian jadi dalam jumlah besar (bukan satuan). Pakaian yang diproduksi meliputi baju, jaket, seragam sekolah, dan sebagainya. Proses bisnis ini dapat dibilang tidak begitu rumit, yaitu dengan mengubah bahan kain atau pakaian setengah jadi menjadi pakaian yang utuh dengan model yang sudah ditentukan oleh pemesan.
Awal mula berdirinya industri konveksi Ibu Wida ini dikarenakan sang pemilik terinspirasi dari Pak Soeharto yang mengatakan bahwa setiap wanita harus mempunyai skill yang dapat diasah dan dikembangkan sehingga memperoleh suatu keuntungan.


"Kata Mamah Dedeh, wanita kalau mau menghasilkan uang yaitu dengan menjahit atau berdagang, maka dari itu saya lebih memilih ke bidang menjahit" Ujar Wida selaku pemilik industri konveksi saat diwawancarai oleh Tim KKN.


Bu Wida telah memulai profesi menjahit sejak usia 13 tahun, ketika beliau masih duduk dibangku sekolah menengah pertama (SMP). Awalnya profesi menjahit hanya dijadikan sebagai tambahan belanja dan pada akhirnya menjadi mata pencaharian utama dalam kehidupan beliau sampai sekarang.
Pada tahun 2012, Bu Wida beserta anaknya mulai mengembangkan usaha menjahit ini melalui perantara komunikasi dengan lisan serta kegiatan sosial masyarakat seperti PKK, Fatayat, Muslimat, Pengajian, sehingga menimbulkan banyak relasi yang menjadikan awal dari perkembangan profesi tersebut.
Mahasiswa KKN UIN Walisongo ikut serta dalam belajar pembuatan kerajinan dari kain perca seperti pouch, tempat tisu, dan  apron masak yang didampingi langsung oleh Bu Wida.
Menurut Koor Divisi Kewirausahaan, Rifqi Ghozali, pembelajaran tersebut dapat menambah pengalaman baru bagi tim KKN serta dapat menghasilkan beberapa kerajinan dari kain perca.


"Alhamdulillah kami diberi kesempatan untuk belajar dan membuat beberapa kerajinan dari kain perca di konveksi Bu Wida ini. Tentu saja ini sangat bermanfaat bagi tim KKN dan menambah pengalaman baru dengan belajar menjahit." Ujar Rifqi Ghozali selaku Koor Divisi Kewirausahaan.


Penulis: Devika Angelina Putri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun