Sungguh aku senang sekali dengan pekerjaan ini. Tapi kenapa aku dapat rekan seperti dia? dan ini adalah pengiriman terahir dari AU Ekspress ini, dengan keadaanku seperti ini apakah aku masih bisa melanjutkan kehidupanku selanjutnya?
Aku Haikal seorang pilot pada perusahaan Pengiriman barang, perusahaan ini mengantar barang Sampai luar angkasa. Tentu saja aku tidak sendirian aku bersama 4 kru lainya, yaitu Nia, Sebagai perawat di pesawat ini, Drake biasa di panggil Drek sebagai co-pilot ku, Suwandi sebagai ahli mesin dipesawat ini dan, Ren anak magang dalam pengawasan Suwandi. Aku telah bersama mereka selama bekerja di AU Ekspress ini. Semua pengiriman yg kami kirim selalu dapat bintang 10 dari penerima, jadi kami selalu di sebut "TimAmbizz" oleh orang', pada setiap pengiriman saya selalu berdoa setiap bertugas agar selalu dapat perlindungan dariNya, Tapi kali ini Bapaku memberikan sesuatu yg tidak terduga.
"DREK APA YANG TERJADI INI?!" Haikal teriak kepada Drek yg sedang jongkok diluar copit. "...." Drek diam. "SIALAN KO!" Haikal berlari masuk ke copit dan terkejut, dikarenakan pesawat ini akan bertabrakan dengan benda asing yang besar. "DONGOK! NGAPAIN SIH DIA?!" dengan kesal Haikal langsung menarik tuas dan melihat Autopilot telah dimatikan, Haikal langsung herkesimpulan apa yg telah dilakukan oleh Drek. Tapi, tabrakan terjadi dan pesawat itu langsung ...
2 bulan setelah tabrakan, semua kru selamat, tapi song Pilot Haikal menderita luka fatal parah banget-nget. Yang dimana dia kehilangan kedua telapak tangan dan kaki kiri serta kehilangan kaki area bawah lutut, (semua kulit nya terkelupas jadi, otot & dagingnya kelihatan) dan kehilangan bola mata sebelah kanan. Haikal juga kesulitan berbicara, itulah yg membuat semua kru tidak tau apa sebenarnya yang terjadi.
Dikarenakan Haikal didak memungkinkan untuk melanjutkan tugasnya, Drek lah yg menjadi Pilot pengganti.
Drek mengumpulkan semua krunya untuk berbincang tentang pasokan makanan yang tidak memungkinkan cukup untuk kedepanya. "Baiklah teman', kita tidak tahu sampai berapa lama kita seperti ini, kita juga tidak tau tim penyelamat sampai ke pesawat kita kapan... apakah ada yang mau berikan saran untuk kedepannya?" Drek bertanya ke teman'nya, hingga, "Sebenarnya kita bawa apa ya?" Ren bertanya dengan polosnya. "Gimana kita melihat apa isi dari cabinny-", "Bukannya itu terlarang?!" Suwandi memotong percakapan anak magangnya itu. "bisa saja kita melihatnya, bagaimana Drek-" belum selesai berbicara, Drek sudah menatap Nia dengan tajam, seperti berbicara 'aku pilot disini, panggil aku kapten' "hm?" jawab Drek  "m-maksudku bagaimana kalau kita melihat isi cabin? sesuai peraturan, hanya kapten yang mendapatkan ijin untuk membuka, bagaimana? Kapten Drek?" Nia mengulangi apa yang dia bicarakan tadi, dan disetujui oleh Drek dan lainnya.
Segera lah mereka ke cabin, Drek juga mengambil kartu identitasnya yang sebagai co-pilot itu. "aku harap isi nya makanan, minuman, vitamin atau hal-hal yang bermanfaat lainnya" Nia berbicara pada dirinya sendiri. "aku juga berharap seperti itu kak" Â Ren yang notice apa yang dikatakan oleh Nia. Nia tersenyum "sungguh kamu adek yang baik" 'adek?' Ren kaget yang dikatakan oleh Nia. "Cabin nya udah buka nihh" terlihat didalam cabin terdapat banyak sekali kotak pengiriman, tapi sayangnya mereka harus melanggar peraturan AU Ekspress, demi kebaikan bersama. Tetapi setelah dibuka, alangkah kecewa nya mereka. Ternyata isi nya, "PASTA GIGI ANAK RASA STROBERRI?! YANG BENER AJA KOCAKK!!" Ren yang tidak sabaran membuka kotak itu langsung shock ngak main-main. "kandungan nya agak mengerikan ya... tidak sama sekali kandungan buah stoberi nya hanya perasa dan warna seperti buahnya" Nia mengabil dan memberikan tanggapan tentang pasta gigi itu. "Jadi maksudnya kita mangan tuh odol?" Drek berpikir seperti itu. "tapi kalau boleh jujur, saat aku masih kecil pingin sekali aku mukbang pasta gigi ini, maka dari itu-" "GILA KO REN! STOP DULU!" Suwandi yang melihat Ren melahap semua isi pasta gigi itu, langsung diambil oleh Suwandi "NYAMM NYAMMM ENAK JUGA YA??!!" okeh... Ren sepertinya menikmati itu. Walaupun itu childhood nya dia, tetap aja berbahaya. Tapi walaupun seperti itu, situasi memaksa mereka untuk mengkonsumsi pasta gigi anak itu.
3 bulan sejak kecelakaan, mereka semua mengomsumsi pasta gigi tersebut. "Kapten" "iya?" "bolehkah kapten mengganti pekerjaanku sementara ini?" Nia meminta tolong kepada Drek untuk memberikan painkiller kepada Haikal, painkiller harus diberikan secara teratur. Sehari sekali, bila tidak Haikal akan menggeliat dan berteriak kesakitan. "maksudmu? Painkiller untuk Haikal? Bukannya itu tugasmu ya? Kenapa aku yang harus memberikannya?" "Kapten, aku- tak bisa tahan pada teriakan Kapten-" "Kapten sekarang tu aku" "MA-MAAF KAPTEN!" "CK, mana painkiller nya" Drek menyerah, dan segera memberi painkiller ke Haikal. Haikal berteriak kesakitan (suara teriakan Haikal seperti kesusahan untuk menelan obat, dikarenakan tenggorokkan nya susah untuk makan bahkan berbicara saja tidak bisa) "MA-MAAF KAP! AKU PERMISI KELUAR!!" Suara teriakkan Haikal membuat Nia trauma akan masa lalunya yang kelam.
5 bulan setelah kecelakaan, pesawat yang mereka tumpangi sudah dibatas maksimalnya. Lampu berkelap-kelip, mesin utama udah berumur, suhu udara rusak parah dan menjadi panas. Untuk disituasi ini mereka hanya bisa memperbaiki yang mereka bisa. Tidak hanya pesawat mereka yang rusak tetapi para kru pesawat juga 'rusak" "KAPTENN!! KAPTENN!! NIA TERJEBAK DI RUANG MEDIS!!!" Teriak cempreng dari Ren, "NIA?!" mereka berdua pun berlari ke depan pintu ruang medis, dan bener pintu itu kekunci, "NIA! NIA! KAMU DIDALAM?" "...ya" "APA YANG TERJADI? PINTU NYA MACET YA?! AKU PANGGIL SUWANDI YA?! TUNGGU DIDALAM!" "......tidak...tidak macet kok......" "Kak Nia?" mereka berdua bingung dengan respon tak biasa dari Nia. Karna khawatir Ren akan memanggil Suwandi. Tetapi ditolak mentah-mentah dari Drek "Ren, kamu bisa manjat?" pertanyaan yang mendadak dari Drek ke Ren "...iya??" Drek langsung membawa Ren ketempat ... semacam ventilasi ... yang rusak?? "kamu masuk lalu ke ruang medis secepatnya" "tapi Kap, ventilasi ini muat untuk aku masuki tapi dengan kabel yang mencipratkan percikan listrik... itu akan melukaiku nan-" " Suwandi akan bangga saat kamu berhasil menyelamatkan Nia, dan kamu akan dihargai, dipercayai, dan jabatan mu akan naik Ren. Percayalah kamu pasti bisa" Ren naik ke ventilasi itu dengan ragu, karna ini juga membahayakan nyawa Ren. "...AAAAAHHHHHH- AUUU AUUU CKK. UH~ HUH~ samPAI juga akhirNYA. Kak Nia- KAK KENAPA- KAKKKK-". Pintu ruang medis berhasil dibuka tapi, Ren terluka parah dengan goresan dalam dengan 'sirup marjan' mengalir deras. Yap! pendarahan fatal. "APA YANG TERJADI INI?! DREK!" "aku menyuruh Ren masuk ke ventilasi untuk melihat Nia di ruang medis-" "VENTILASI! SEMUA VENTILASI YANG ADA DI PESAWAT INI SANGAT BERBAHAYA, AKU MELARANG REN UNTUK MEMPERBAIKINYA BAHKAN MASUK ADA TIDAK KU IJIKAN!!!". Emosi Suwandi kepada Drek yang ngk becus jadi Kapten pangganti. "...sa-kit...buanget..." rintih Ren:( . "Ren, kamu anak yang sangat payah, ngk berbakat, dan tidak bisa apapun tentang mesin, tapi yang kuketahui kamu adalah anak yang baik yang coba menjadi lebih baik, aku tidak tega melihat kamu terluka seperti ini. Selama ini kamu salah pilih pekerjaan nak. Maafkan saya nak. Nak Ren, tolong tutup matamu..." Suwandi mengayuhkan kapaknya dan- SPLASSHHH!!! tajamnya kapak hampir membelah setengah kepala Ren. "SE~ SETAN KAUU! KITA MASIH BISA MENYELAMATKAN REN! KOK- KAMU-" "cukup janji busukmu itu" Drek yang mendengar perkataan tak sopan kepada kapten itu, tak terima. "OOHHH gitu cara mainya kau, setelah membunuh Nia dan haikal di ruang medis, lalu kau bunuh Ren dan aku disini kemudian kamu memakai alat cryonics untuk selamat dari sini dan akan diselamatkan oleh bala bantuan ya? HAHAHA" dengan pd Drek menyimpulkan semua. "bunuh kru disini lalu pakai CRYONICS??!! KAMU LAGI BERDONGENGYA?? SEMUAA YANG TERJADI DISINI DIKARENAKAN KAU, HAIKAL JADI SEPERTI ITU KARNA KAU, NIA BUNDIR KARNA KAU, REN TERLUKA PARAH KARNA KAU!! Nia mempunyai trauma akan teriakkan saat ia masih kecil oleh ORANG' BODOH YANG MEMPERKAOS NYA, DAN KAU MEMBUAT TRAUMA NYA KAMBUH, SAMPAI NIA HAMIL??!! ITU LAH YANG MEMBUAT DIA STRESS DAN MENGAKHIRI DENGAN OVERDOSIS!!" "..." "kamu yang memaksa Ren untuk masuk ke ventilasi, kan?" Drek yang emosian mengeluarkan pistol dari sakunya dan mengarahkan ke dahi Suwandi, "kata' terahir?" "banj***an kau Drek" DOR! DOR! DORR!!.
"Drek...Drek...DREK!" Drek yang masih di pesawat itu mendengar suara... HAIKAL?! "maafkan aku Drek..." 'maaf? KENAPA BANJ***AN ITU MINTA MAAF!!' "ngak usah, dipendem ngomongnya" "ko-KOK TAU LO!?" "kapten mana yang tidak tau tentang kru' nya? Kamu ada dendam dengan aku? Aku minta maaf ya... menggantikanku sebagai kapten. Berat ya? Jadi kapten? harus mengurusi semuanya?" "UWAAHHHH UWAHHHH!!" tangisan bayi entah dari mana. "...tanggung jawab...Drek..." Nia menggendong bayi yang tidak diinginkan dari 'Drek' itu. "tanggung jawab" suara Suwandi dan Ren secara bersamaan yang membuat Drek ketakutan dan mengakui salahnya. "MA-MAAFKAN AKU SEMUA! AKU AKAN...BERTANGGUNG JAWAB!!". Lalu Drek mengakhiri dengan pistol yang sama untuk membunuh Suwandi.
END~