Pada mulanya alam semesta ini hanyalah berupa ruang hampa. Tidak ada air dan udara, tidak ada bumi dan langit, tidak ada siang dan malam, tidak ada matahari dan bulan, tidak ada cahaya dan kegelapan, serta tidak kau dan aku. Selanjutnya Allah berkehendak menciptakan alam semesta ini.
Alam semesta ini gelap gulita, tidak ada sedikitpun cahaya di dalamnya. Saat itu belahan – belahan bumi ini masih saling menempel dan tidak ada satu pemisah pun antara yang satu dengan yang lain. Sampai seluruh kejadian bumi ini selasai di ciptakan dan Allah pun mengutus malaikat pencabut nyawa untuk turun ke bumi agar dia membawakan segenggam tanah kepada-Nya, malaikat pencabut nyawa pun mengambil segenggam tanah dari segala penjuru bumi yang di dalamnya terdapat tanah yang merah, putih, dan hitam. Dari sini, anak cucu adam pun ada yang berkulit putih, ada yang berkulit merah, dan ada pula yang berkulit hitam. Mereka ada yang mendapatkan kemudahan dalam hidupnya, ada yang hidup susah, ada yang baik, dan ada pula yang jahat, serta ada pula yang berada di tengah – tengah.
Adam merupakan manusia pertama. Allah telah menciptakannya dengan tangan-Nya, menempatkannya di surga, memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud kepadanya, mengajarinya seluruh nama – nama, dan mengutamakannya atas malaikat. Adapun iblis dikeluarkan dari surga tatkala ia menolak untuk bersujud kepada Adam, dan karena itu para malaikat mencerca iblis. Adam adalah manusia pertama yang memuji Allah. Ia pula orang yang pertama kali diberi ampunan oleh Allah. Semoga rahmat Allah selalu tercurah kepada Adam.
Entah aku ini termasuk golongan anak cucu Adam yang mana?. Aku tak terlahir dari tanah Arab, dan aku pun tak terlahir dari tanah India. Aku hanya dilahirkan dari tanah Jawa. Jika aku ini anak cucu Adam, apakah Adam bisa bermain Wayang? apakah Adam bisa menjadi seorang Dalang ? apakah Adam juga bisa membuat jamu seperti Emak ? dan aku ragu jika Adam bisa melakukan hal yang aku sebutkan tadi. Namun Emak berkata kepadaku kalau aku ini juga keturunan anak cucu Adam. Jika Emak telah berkata seperti itu, maka aku akan memberikan angka seratus persen dan ku ubah menjadi sebuah kepercayaan terhadap Emak bahwa aku memang keturunan anak cucu Adam. Anak cucu Adam dari tanah Jawa. Dan dapat ku ambil sebuah kesimpulan dari epilog di atas bahwa malaikat pencabut nyawa memang mengambil tanah dari segala penjuru bumi. Aku percaya itu.
Sedari kecil Emak telah mengajarkanku untuk membaca Al – Qur’an. Meskipun Emak tak bisa baca tulis. Namun, setidaknya Emak fasih dan lancar benar untuk melantunkan ayat – ayat suci itu. Masa kecil Emak hanya di jejali dengan ilmu – ilmu Agama. Maka tak kaget jika Emak tak bisa baca tulis, karena Emak tak pernah sekolah. Kakekku lah yang selalu telaten memberikan wejangan – wejangan pada Emak dan mengajarkannya untuk belajar membaca Al – Qur’an. Tak hanya itu, warisan ilmu membuat jamu itu pun memang sengaja diturunkan sang kakek untuk salah satu warisan ilmu Emak. Meraup sesuap nasi dengan menjual jamu, tak ada yang perlu disalahkan kan? Toh membuat jamu juga termasuk pekerjaan halal.
Emak pernah berkata kepada ku sesaat selasai menyimak bacaan Al – qur’an ku. “ cari duit jaman sekarang itu gampang, Nduk. Tapi cari duit yang halal itulah yang susah “.
Apakah memang zaman sekarang ini sudah dipenuhi dengan berbagai hal yang haram sehingga yang halal pun sulit untuk dicari ? apakah segalasesuatu yang tak halal jika sudah tertelan dan masuk kedalam tubuh kita, maka hasilnya pun akan melakukan hal – hal yang haram juga ?. aneh sekali, jika setiap orang menyukai sesuatu yang haram. Konyol.
Dari semua yang diajarkan Emak kepadaku tentang sebuah kepercayaan, mungkin dapat ku pastikan bahwa kebenaran yang mutlak adalah yang bersumber pada keimanan dan keyakinan. Sedangkan kebenaran yang relatif yakni bersumber secara kebetulan, spekulasi, trial and error, pengalaman pribadi, ataupun sebagainya. Aku pernah mendengar Einstein akan sajaknya yang menurutku patut untuk di pertimbangkan.
“ science without religion is blind, and religion without science is blame " .
Manusia memang diciptakan untuk berfikir karena manusia dilengkapi dengan fasilitas alat berfikir. Entah itu secara rasional, logika, ataupun di luar nalar manusia yang terkonsep padu dalam sebuah sistem koordinasi. Tergantung si pemakai menggunakannya dengan cara apapun. Terdapat tiga pertanyaan pokok dalam ilmu. Pertama ontology yakni untuk menjawab tentang apa yang ingin kita ketahui. Kedua epistimologi yakni untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana kita memperoleh ilmu pengetahuan. Dan yang terakhir axiology yakni untuk menjawab pertanyaan tentang apa nilai pengetahuan.
Saatnya bangkit dari keterpurukan, aku tahu itu memang hal yang sulit. Tapi, tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Nothing imposible in this world. Apakah bukan suatu hal yang sukar saat Adam dipisahkan dengan Hawa saat ia menjalani hukuman dari Allah. Adam di turunkan di atas tanah Makkah sedangkan Hawa terdapat di tanah India. Membayangkannya saja, aku merasa tak percaya jika mereka akan bertemu kembali di atas bumi. Namun, akhirnya manusia pertama itu bertemu jua dengan sejolinya. Itu bisa dibuktikan dengan adanya Qabil dan Habil. Aku percaya cerita itu karena memang aku percaya dengan agamaku sekarang. Aku meyakininya, dan aku mengimaninya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H