Mohon tunggu...
159_Fahrul Ramadhani
159_Fahrul Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Krisis ISBN di Dunia Penerbitan: ESBN Siap Modernisasi Buku Pendidikan Indonesia

8 Oktober 2024   14:05 Diperbarui: 8 Oktober 2024   14:06 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
virtualeduacademy.com

Indonesia saat ini menghadapi krisis serius dalam dunia penerbitan buku, terutama terkait dengan keterbatasan ISBN (International Standard Book Number). Masalah ini berawal dari teguran Badan Internasional ISBN di London kepada Perpustakaan Nasional (Perpusnas) terkait jumlah produksi buku yang tidak wajar. Data menunjukkan bahwa pada 2020 dan 2021 saja, terdapat 208.191 judul buku yang telah mendapatkan nomor ISBN di Indonesia, melebihi alokasi yang diberikan.

Dalam empat tahun terakhir, Indonesia telah menerbitkan 623.000 judul buku dengan nomor ISBN, yang berarti lebih dari setengah alokasi telah digunakan. Kondisi ini menimbulkan tantangan besar bagi industri penerbitan, terutama di sektor pendidikan yang sangat bergantung pada publikasi berkualitas.

Di tengah situasi ini, ESBN (Educational Serial Book Number) muncul sebagai solusi inovatif. Dirancang khusus untuk buku-buku pendidikan, ESBN menawarkan sistem penomoran alternatif yang dapat mengatasi keterbatasan ISBN. "Sistem ESBN hadir sebagai jawaban atas kebutuhan mendesak akan sistem identifikasi yang terstandarisasi untuk buku-buku pendidikan," ujar Rahmat Putra Yudha, M.Ed TESOL, koordinator Project Internasional ESBN.

Inisiatif ESBN dikembangkan di bawah Konsortium ESAA Project European Commission ID2021048, dengan dukungan berbagai organisasi internasional dan nasional. Kolaborasi ini menjamin standar kualitas dan kredibilitas sistem ESBN.

Krisis ISBN berdampak signifikan pada dunia pendidikan. Dengan sisa 377.000 nomor ISBN, Indonesia hanya dapat menerbitkan sekitar 67.340 judul buku per tahun hingga alokasi baru tersedia dalam enam tahun ke depan. Dr. Anita Wijayanti dari Universitas Negeri Jakarta menekankan bahwa keterbatasan ini mempengaruhi produktivitas akademik, dengan banyak guru dan dosen kesulitan memenuhi persyaratan kenaikan pangkat.

ESBN menawarkan solusi komprehensif dengan format 19 digit yang mencakup identifikasi penerbit, kode negara, nomor buku unik, tahun terbit, dan jenis buku pendidikan. Sistem ini diakui secara internasional dengan terdaftarnya di GS1 US pada 2023, membuktikan bahwa ESBN memenuhi standar global.

Implementasi ESBN membawa manfaat strategis, termasuk standardisasi universal, aksesibilitas yang lebih baik, manajemen konten yang efisien, dan dukungan untuk karir akademik. Prof. Dr. Bambang Sutejo dari Universitas Pendidikan Indonesia menekankan pentingnya ESBN dalam menghadapi krisis saat ini dan membuka peluang inovasi di dunia pendidikan.

Langkah implementasi ESBN dirancang untuk memudahkan transisi, mulai dari pendaftaran, validasi, hingga pelaksanaan. Dengan dukungan berbagai pemangku kepentingan dan pengakuan internasional, ESBN siap menjadi solusi jangka panjang yang berkelanjutan bagi industri penerbitan pendidikan Indonesia. Dr. Sarah Thompson, konsultan pendidikan internasional, menyatakan bahwa ESBN memiliki potensi untuk menjadi standar global dalam penomoran buku pendidikan, memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan pendidikan di era digital.

ESBN hadir sebagai harapan baru bagi industri penerbitan pendidikan Indonesia, membantu mengatasi krisis ISBN dan membawa modernisasi dalam pengelolaan buku pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun