Kalau waktu kecil kita mengenal jarum suntik yang menakutkan, waktu besar kita akan mengenal jarum infus yang juga (bisa) menakutkan. Saya termasuk orang yang dalam 2 tahun ditusuk jarum ini.
Minggu, 13/5/2012, saya ditusuk jarum infus ini. Ada yang unik kali ini. Perawat yang mengurus soal infus saya kebetulan seorang lelaki. Dia berusaha melayani saya dengan baik. Dari gaya bicaranya tampaknya orang ini amat baik. Harapannya dia akan menusuk dengan baik sehinga tidak sakit.
Yang terjadi justru yang tidak diharapkan. Dia menusuk untuk pertama kali dan salah jalur. Sakitnya bukan main di tangan saya. Dia mengoles air dengan kapas untuk memastikan jalur pembuluh darah. Dia lalu menusuk untuk kedua kalinya. Kali ini dia berhasil namun sakit sekali. Saya melihat ujung jarumnya amat besar dari jarum suntik biasa.
Melalui jarum inilah nantinya makanan dan obat-obatan bisa disalurkan ke seluruh tubuh saya. Obat-obat itu tentu saja dalam bentuk cair. Untuk sementara jarum infus ini dialiri cairan infus yang menyuplai makanan ke dalam tubuh saya.
Pada hari yang sama, tangan sebelah kanan saya ditusuk juga. Perlu pengambilan darah untuk dicek kadar hemoglobin dan trombositnya. Wah dalam 1 hari ini tubuh saya ditusuk selama 2 kali. Ada 2 lubang dalam tubuh saya padahal baru sehari di rumah sakit.
Soal tusuk menusuk bukan lagi hal baru bagi para pasien. Saya bersama teman-teman ternayata mengalami hal yang sama. Pada hari kedua dan seterusnya, tubuh saya ditusuk juga. Tusukan yang rutin adalah untuk pengambilan darah. Dalam sehari, sudah ada jatah ditusuk sekali. Kalau ada keperluan lain, maka siap ditambah tusukannya.
Teman pasien saya mengalami hal ini. Pernah, dalam sehari, dia ditusuk dua kali untuk pengambilan darah. Padahal tusukan ini bukan main sakitnya. Apalagi darah kita disedot untuk diteliti di laboratorium.
Saya hitung, hingga hari terakhir di rumah sakit, Kamis, 17/5/2012, ada 7 bekas tusukan. Woaoa...geli membayangkannya. Jarum itu masuk pelan-pelan lalu mengisap darah. Darah merah keluar dalam satu botol kecil.
Untunglah bekas tusukan itu sudah menghilang. Kadang-kadang tubuh ini perlu ditusuk, dilubang, lalu dimasukan cairan atau diambil cairannya sehingga tubuh ini bisa sembuh. Sebenarnya tidak ada yang lebih besar dari soal tusuk menusuk ini selalin rasa sakit. Kalau rasa itu bisa diatasi/ditahan maka kita lolos dalam penderitaan itu.
Tusukan untuk mengambil darah atau memasukan infus tidak akan meninggalkan bekas luka yang besar. Beginilah cara kerja orang-orang kesehatan, menyayat tubuh lalu merapikannya kemudian jadilah tubuh itu baik lagi. Demikian juga dengan tubuh saya yang ditusuk berkali-kali pada akhirnya akan baik dan tidak meninggalkan bekas luka yang besar. Terima kasih untuk para perawat dan dokter yang merawat saya dengan sabar. Maafkan kalau saya melukai perasaan kalian.
Tulisan Terkait Sebelumnya:Â Bu Dokter Aku Sakit