Jakarta-jakarta, banyak orang merindukanmu. Dari daerah, dari kota sekitar, dan dari luar negeri. Engkau didamba juga dicaci maki. Banyak orang mengeluh tentangmu. Kamu memang bagai pisau bermata dua. Engkau bagai bidadari yang dilirik banyak orang daerah. Engkau juga bagai monster yang memakan warga kecil di metropolitan.
Aku juga warga Jakarta. Memang tidak lahir di sini. Tetapi, aku punya KTP Jakarta. Berarti aku terdaftar sebagai warga Jakarta. Dengan KTP ini aku bisa ikut pemilu yang sebentar lagi akan diadakan. Aku bebas memilih pasangan Fauzi, Joko, Alex, dan lain-lain. Pilihan itu adalah pilihan pribadi. Tak ada yang memaksa.
Ya, karena kau Jakarta bagai monster maka aku menjauh sejenak darimu. Bukan karena aku membencimu, bukan. Aku mencintaimu. Karena cinta ini juga maka aku menjauh darimu. Aku mau menikmati suasana hening sejenak, sepekan, di kota pelajar.
Kota pelajar. Ada yang menyebutnya kota budaya, kota pendidikan. Pelajar memang dituntut untuk belajar budaya, budaya nusantara yang menjunjung tinggi harkat manusia. Bukan menginjak-nginjak hak kaum lemah. Dengan itu mereka akan menjadi orang berpendidikan. Berpendidikan tak mutlak dengan duduk di bangku kelas, kampus. Pendidikan di alam juga bisa. Begitulah para mahaguru di India. Belajar di alam bebas.
Aku butuh suasana hening, sepi. Di sana aku akan merasakan hirup napasku. Di sana aku bisa merenungkan perjalanan hidupku setahun ini. Di sana aku bisa memutar film kehidupanku. Di sana aku bias menikmati suasana yang jauh dari keramaian. Jauh dari klakson mobil/sepeda motor/suara bajai di metropolitan ini. Jauh…jauh dari bunyi itu. Aku muak dengan suara bising itu. Biar gak stress aku menyepi, menjauh dari Jakarta.
Jakarta, aku akan kembali pecan depan. Aku mau menjauh darimu. Aku ingin menarik diri sebentar dari keriuhan ini. Aku ingin menimba inspirasi dari keheningan di kota pelajar. Selamat tinggal Jakartaku…aku akan kembali untukmu.
-------------------------
*Sesaat menjelang keberangkatan ke Yogya
CPR, 20/6/2012
Gordi Afri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H