Mohon tunggu...
Gordi Afri
Gordi Afri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Alumnus STF Driyarkara, Jakarta, 2012. Sekarang tinggal di Yogyakarta. Simak pengalamannya di http://gordyafri.blogspot.com dan http://gordyafri2011.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menyepi ke Kota Pelajar

20 Juni 2012   07:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:45 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta-jakarta, banyak orang merindukanmu. Dari daerah, dari kota sekitar, dan dari luar negeri. Engkau didamba juga dicaci maki. Banyak orang mengeluh tentangmu. Kamu memang bagai pisau bermata dua. Engkau bagai bidadari yang dilirik banyak orang daerah. Engkau juga bagai monster yang memakan warga kecil di metropolitan.

Aku juga warga Jakarta. Memang tidak lahir di sini. Tetapi, aku punya KTP Jakarta. Berarti aku terdaftar sebagai warga Jakarta. Dengan KTP ini aku bisa ikut pemilu yang sebentar lagi akan diadakan. Aku bebas memilih pasangan Fauzi, Joko, Alex, dan lain-lain. Pilihan itu adalah pilihan pribadi. Tak ada yang memaksa.

Ya, karena kau Jakarta bagai monster maka aku menjauh sejenak darimu. Bukan karena aku membencimu, bukan. Aku mencintaimu. Karena cinta ini juga maka aku menjauh darimu. Aku mau menikmati suasana hening sejenak, sepekan, di kota pelajar.

Kota pelajar. Ada yang menyebutnya kota budaya, kota pendidikan. Pelajar memang dituntut untuk belajar budaya, budaya nusantara yang menjunjung tinggi harkat manusia. Bukan menginjak-nginjak hak kaum lemah. Dengan itu mereka akan menjadi orang berpendidikan. Berpendidikan tak mutlak dengan duduk di bangku kelas, kampus. Pendidikan di alam juga bisa. Begitulah para mahaguru di India. Belajar di alam bebas.

Aku butuh suasana hening, sepi. Di sana aku akan merasakan hirup napasku. Di sana aku bisa merenungkan perjalanan hidupku setahun ini. Di sana aku bisa memutar film kehidupanku. Di sana aku bias menikmati suasana yang jauh dari keramaian. Jauh dari klakson mobil/sepeda motor/suara bajai di metropolitan ini. Jauh…jauh dari bunyi itu. Aku muak dengan suara bising itu. Biar gak stress aku menyepi, menjauh dari Jakarta.

Jakarta, aku akan kembali pecan depan. Aku mau menjauh darimu. Aku ingin menarik diri sebentar dari keriuhan ini. Aku ingin menimba inspirasi dari keheningan di kota pelajar. Selamat tinggal Jakartaku…aku akan kembali untukmu.

-------------------------

*Sesaat menjelang keberangkatan ke Yogya



CPR, 20/6/2012

Gordi Afri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun