Mohon tunggu...
Gordi Afri
Gordi Afri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Alumnus STF Driyarkara, Jakarta, 2012. Sekarang tinggal di Yogyakarta. Simak pengalamannya di http://gordyafri.blogspot.com dan http://gordyafri2011.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Banyak Pohon, Udara Segar! Sebuah Ajakan Menanam Pohon

12 Februari 2012   13:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:45 2601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini gerakan menghijaukan lingkungan gencar digemakan. Salah satunya adalah menamam pohon. Bagi orang kota yang lahan kosongnya sedikit dianjurkan menanam bunga entah di pot atau di taman. Bagi orang desa yang lahannya masih luas dianjurkan menanam pohon. Kenyataannya memang banyak warga desa menanam pohon di lahan mereka atau juga menghijaukan kembali hutan-hutan di dekat mereka. Sayangnya, masih ada juga pihak yang merusak hijaunya hutan itu. Ada perusahaan tambang yang merusak berhektar-hektar pohon. Ada juga perusahaan kertas yang menebang pohon sebanyak mungkin. Ada juga perusahaan yang khusus mengambil kayu di hutan untuk komoditas perdagangan. Tidak sedikit dari mereka yang enggan menanam kembali pohon yang sudah diambil.

1329051452920008208
1329051452920008208

1329051477241525270
1329051477241525270

Dalam perjalanan awal tahun ini, saya mendapati dua buah kampanye berupa ajakan untuk menanam pohon. Kampanye itu tertera di spanduk besar di jalan tol Jagorawi. Ada dua spanduk yang saya lihat, bunyinya demikian, AYO TANAM POHON! BANYAK POHON, UDARA SEGAR. Satunya lagi seperti ini, MARILAH TANAM POHON UNTUK MENYELAMATKAN LINGKUNGAN. Tidak banyak, hanya dua spanduk. Jauh berbeda dengan jumlah kampanye tokoh partai politik. Namun, kalau dua spanduk ini 'berbicara lantang', akan ada perubahan besar dalam lingkungan kita. Bayangkan kalau semua pengguna jalan tol memerhatikan tulisan ini lalu mempraktikkannya. Saya yakin lingkungan kita akan hijau kembali.

Bunyi iklan pertama mengandung pesan yang cukup bagus. Banyak pohon, udara segar. Memang di tol udara segar itu mudah didapat. Lihat saja di kiri-kanan jalan tol, tumbuh banyak pohon yang dipelihara dengan baik dan teratur. Sayangnya tidak banyak orang yang mau menikmati segarnya udara di sini. Lihat saja kaca mobil yang tertutup ketika melewati jalan tol. Ada argumen, kalau kaca dibuka suasana dalam mobil jadi tidak enak. Angin kencang yang masuk membuat penumpang bisa masuk angin. Ini tentu saja benar dan amat logis. Dengan melaju kencang di tol, memudahkan kita cepat sampai tujuan. Namun, kita tidak bisa menghirup udara segar di tol. Meski demikian, keberadaan pohon-pohon itu tetap menciptakan pemandangan hijau nan indah di sekitar jalan tol.

Bunyi iklan kedua-menurut hemat saya-mengaitkan peran pohon dalam lingkungan. Pohon erat kaitanya dengan keadaan lingkungan. Hampir pasti pohon memainkan peran terbesar dalam lingkungan. Makhluk hidup lainnya sangat tergantung pada pohon. Meskipun diakui pula bahwa relasi antar-makhluk dalam sebuah lingkungan menjamin keseimbangan alam dalam lingkungan itu. Itulah sebabnya, ajakan menanam pohon dikaitkan dengan situasi lingkungan kita. Apa jadinya kalau lingkungan alam kita tidak ditumbuhio pohon lagi? Boleh jadi bukan hanya lingkungan yang rusak, penghuni lainnya seperti manusia dan binatang akan rusak.

Dua spanduk ini kiranya mengajak kitasemua untuk peduli pada isu lingkungan. Sekecil apa pun sumbangan kita amat berharga bagi keseimbangan lingkungan. Mari menanam pohon. Banyak pohon, hidup kita akan sehat.

Salam

Gordi Afri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun