Mohon tunggu...
15 Rini Anggita
15 Rini Anggita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta

Hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Tokoh Ir. H. Soekarno

4 Maret 2024   12:35 Diperbarui: 4 Maret 2024   12:43 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi islam reformis yang didirikan pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H Ahmad Dahlan di Yogyakarta. Organisasi ini memiliki tujuan utama untuk menjunjung tinggi agama Islam, mendorong pembangunan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. 

Dalam sejarahnya, Muhammadiyah telah menunjukkan peran aktifnya dalam memicu kemajuan pendidikan dan membentuk moral generasi muda sesuai dengan ajaran Islam. ebagai organisasi yang berfokus pada pengembangan masyarakat Islam yang berkualitas, Muhammadiyah terus berkembang seiring waktu, mengambil peran penting dalam berbagai aspek kehidupan umat Islam di Indonesia. 

Di balik berdirinya Muhammadiyah terdapat banyak tokoh -- tokoh yang terlibat, salah satunya ialah Ir. H. Soekarno, beliau merupakan seorang politikus yang berperan penting dalam Revolusi Nasional Indonesia. Selain itu beliau menjabat sebagai Presiden Republik  Indonesia pada tahun 1945 -- 1967 yang biasa kita dengar sebagai Orde Lama. 

Presiden pertama sekaligus Proklamator Kemerdekaan Indonesia ini merupakan ketua bagian pengajaran Muhammadiyah Bengkulu. Soekarno memiliki peran yang signifikan dalam usaha pengembangan Muhammadiyah. Sejak masa remaja, Soekarno telah memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah, dipengaruhi oleh kebiasaan Kiai Ahmad Dahlan yang sering mengunjungi indekosnya. 

Di Bengkulu, Soekarno juga berperan dalam pengembangan dan kemajuan Muhammadiyah melalui inisiatifnya, seperti membawa semangat pergerakan Muhammadiyah yang semakin dinamis saat masa pembuangan.  Paham Islam progresif atau berkemajuan menjadi daya tarik bagi Soekarno untuk bergabung dan aktif dalam Muhammadiyah, di mana ia turut serta dalam usaha-usaha di bidang pendidikan dan memajukan organisasi ini. Kesepahaman Soekarno dengan Muhammadiyah tercermin dalam upayanya untuk memodernisasi cara mengembangkan Islam di Indonesia, yang dianggapnya sebagai langkah maju untuk umat Islam di Nusantara. 

Beliau memiliki keunikan yang terletak pada kombinasi karisma, kebijaksanaan politik, dan semangat nasionalisme yang menginspirasi banyak orang. Dia dikenal karena gaya komunikasinya yang penuh semangat dan karismatik, mempengaruhi massa dengan pidato-pidato yang penuh emosi dan berapi-api. Soekarno juga memiliki kecintaan yang mendalam pada Indonesia, yang tercermin dalam visi politiknya untuk membangun negara yang merdeka dan berdaulat.

 Selain itu, pemikiran politiknya mencerminkan ide-ide nasionalisme, ketuhanan, demokrasi, dan hubungan kebangsaan yang menjadi landasan Pancasila sebagai ideologi negara. Tokoh Soekarno dikenal dengan pemikirannya yang revolusioner dalam membangun Pancasila sebagai dasar nrgara Indonesia. Soekarno menghadirkan konsep nasionalisme, ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, serta kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam perumusan Pancasila. 

Pemikirannya juga mencerminkan pemahaman mendalam tentang filsafat dan Islam, menunjukkan keberagaman pandangannya dari ide nasionalisme sekuler hingga pandangan tentang demokrasi dan hubungan kebangsaan. Keunikan Soekarno terletak pada visinya yang luas untuk membangun Indonesia sebagai negara yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Selain itu pendidikan menurutnya merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan. Karena, kenyataannya, pendidikan merupakan factor penentu bagi umat islam untuk memperbaiki keterpurukan. 

Maka itu beliau menganjurkan apabila pendidikan Islam ingin maju maka harus mengikuti perkembangan zaman serta kembalinya penghargaan atas akal atau sering disebut rasionalisme. Hal tersebut dibuktikan bahwa Islam pernah mengalami kemajuan dalam ilmu pengetahuan, namun seiring waktu Islam mengalami kemunduran, namun kemunduran tersebut bukan tanpa sebab. Soekarno sangat tidak setuju dengan adanya dikotomi ilmu agama dan ilmu umum. Baginya semua ilmu harus mendapatkan porsi yang sama, karena ilmu agama dan ilmu umum pada hakikatnya saling melengkapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun