Mohon tunggu...
15 Rini Anggita
15 Rini Anggita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta

Hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsumsi Minuman Berpemanis dengan Kejadian Overweight

8 Januari 2024   14:41 Diperbarui: 8 Januari 2024   14:48 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konsumsi minuman manis dapat mempengaruhi kejadian overweight. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ank-anak dan remaja yang mengonsumsi minuman manis memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami kelebihan berat badan di bandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsinya. Beberapa studi juga menguatkan hubungan antara konsumsi minuman manis dengan peningkatan berat badan pada populasi remaja. Menurut data Riskesdas sebanyak 30,22% seseorang konsumsi minuman manis hampir sampai 6 kali dalam satu minggu dan 8,51% seseorang mengonsumsi kurang dari 3x dalam satu bulan. Keseringan konsumsi minum minuman manis dapat menyebabkan kondisi tubuh terganggu. Akibatnya tidak akan langsung terjadi, tapi akan membutuhkan waktu yang lumayan panjang jika seseorang mengkonsumsi secara berlebihan. Mengonsumsi minuman manis secara berlebihan dapat menyebabkan overweight dan obesitas. Minuman manis dapat meningkatkan prevalensi overweight di beberapa daerah. Apalagi di daerah Indonesia termasuk beriklim tropis yang memiliki ciri khas hangat dan lembab kadang kala panas, hal tersebut dapat membuat masyarakat memilih minuman manis dengan ice untuk menyegarkan dahaga. Terlebih lagi Indonesia kini marak dengan minuman Es The Jumbo yang menjadi ciri khas murah dan mudah untuk di jangkau  dan  sekarang minuman manis sangat bervariasi dan menarik seperti boba, pada dasarnya boba termasuk toping yang susah di cerna oleh lambung karena sifatnya yang kenyal, kemudian teh yang di campur dengan susu, cream dan sebagainya, sehingga membuat masyarakat tertarik untuk mengonsumsi. Hal tersebut ramai di perjual belikan karena memiliki daya pikat ketertarikan dari social media yang membuat anak-anak dan remaja penasaran. Akan tetapi masyarakat tidak mempertimbangkan baik dan buruknya jika mengonsumsi minuman manis secara berlebihan. Pada dasarnya minuman manis memiliki kandungan gula yang termasuk tinggi dan bahkan nutrisi yang terkandung hanya sedikit dan bisa saja tidak memiliki nutrisi tapi malah akan membahayakan kesehatan diri sendiri.  Kandungan gula yang sangat tinggi nantinya akan berpengaruh meningkatkan kadar gula darah. Prevalensi kejadian overweight pada negara Indonesia bisa dikatakan masih dalam kategori meningkat. Terbukti data dari Riskesdas menunjukkan bahwa pada tahun 2013, overweight dan obesitas menduduki angka 18,8% pada anak umur 5-12 tahun. Menurut informasi dari kementrian kesehatan, terdapat peningkatan prevalensi overweight sebanyak 5% dari tahun 2007-2018. Perubahan gaya hidup, khusunya dalam konsumsi minuman manis, menjadi factor yang berpengaruh terhadap peningkatan kejadian overweight. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2021-2022, terdapat peningkatan konsumsi minuman manis di salah satu kota, yaitu Sukoharjo sebanyak 3.342-3.751. Overweight sendiri  merupakan suatu keadaan kelebihan berat badan akibat penumpukan lemak yang tidak terbakar sempurna. Penyebab berat badan lebih bisa dari berbagai factor, seperti genetic (keturunan), gaya hidup yang salah (jarang aktivitas), dan pengaruh lingkungan (tren minuman). Penting untuk diketahui bahwa kelebihan berat badan termasuk dalam kategori penyakit kronis yang kompleks dengan beragam penyebab yang menyebabkan lemak tubuh. Resiko kesehatan orang yang kelebihan berat badan berisiko lebih tinggi terkena penyakit. Kondisi ini memiliki keterkaitan yang signifikan dengan tingkat glukosa dalam darah. Akumulasi jaringan lemak dapat menyebabkan peningkatan resistensi insulin di dalam tubuh. Overweight di sebabkan oleh beberapa factor, diantaranya tubuh kurang melakukan aktivitas, tidak seimbangnya pola makan, asupan zat gizi (energy, protein, lemak, karbohidrat) yang berlebihan, mengonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan, kelebihan berat badan timbul akibat pola hidup yang melibatkan konsumsi berlebihan minuman berpemanis dan kebiasaan melewatkan sarapan pagi. Overweight terjadi ketika asupan kalori melebihi pembakaran kalori tubuh, mengharuskan terjaganya keseimbangan antara kalori yang masuk dan keluar. Seseorang dianggap overweight jika Indeks Massa Tubuh (IMT)nya mencapai angka 25-29,9 maka menandakan adanya kelebihan berat badan. Tidak hanya dari IMT pengukuran seperti lingkar pinggang yang melebihi batas tertentu dapat menunjukkan penumpukan lemak di area perut, kemudian kesulitan bernafas, biasanya orang yang mengalami kelebihan berat badan pasti akan kesulitan untuk bernafas. Perlu agar tetap di ingat apabila pada seseorang berbeda, dan factor lain yang menjadi tanda seperti komposisi tubuh, tingkat kebugaran masih perlu di pertimbangkan dalam mengevaluasi kelebihan berat badan atau tidak. Studi ilmiah menunjukkan bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT) memiliki korelasi yang signifikan dengan metode pengukuran lemak tubuh. Hal ini memudahkan identifikasi risiko kelebihan berat badan dengan lebih sederhana. Namun, IMT( Indeks Massa Tubuh) hanya bisa menunjukkan massa tubuh sesuai dengana tinggi badan dan berat badan tanpa bisa memberikan penilaian terhadap lemak. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan metode antropometri simple yang digunakan untuk menilai kelebihan atau kekurangan berat badan seseorang. Kelebihan berat badan (overweight) dapat membawa risiko kesehatan yang serius. Kondisi ini menyebabkan peningkatan massa lemak dan pertumbuhan sel lemak, yang dapat menjadi pemiicu berbagai penyakit, termasuk penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, dan masalah perlemakan. Overweight biasa dikatakan dengan penimbunan lemak secara berlebih dalam tubuh. Kondisi ini biasa dianggap sepele oleh masyarakat. Apalagi masyarakat memiliki opini bahwa seseorang berat badan lebih di katakan sehat dan memiliki tubuh yang bugar padahal secara ilmiah opini tersebut bertolak belakang. Opini tersebut tidak hanya di tentukan oleh berat badan. Bawasannya overweight yang berkelanjutan akan mengakibatkan obesitas, yang nantinya akan mengganggu kesehatan tubuh serta aktivitas. Pencegahan dan penatalaksanaan strategi pencegahan dan pengelolaan melibatkan kombinasi pola makan sehat, aktivitas fisik teratur, dan perubahan perilaku. Pentingnya mengurangi konsumsi minuman manis sebagai upaya pencegahan kelebihan berat badan, bisa melalui edukasi tentang dampak negative konsumsi minuman manis terhadap kesehatan dan promosi gaya hidup sehat menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini. Kebiasaan menggantikan minuman manis dengan minuman yang lebih sehat seperti air putih yang tetap menjadi pilihan yang tepat untuk menghindari asupan gula tambahan, atau bisa juga minuman rendah gula yang menggunakan pemanis alami, apabila jika ingin mengonsumsi teh, kopi, dan smoothies alangkah baiknya tanpa menggunakan tambahan gula. dapat memberikan dampak positif pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Mengubah perilaku kebiasaan minum dapat memberikan manfaat jangka panjang pada kesehatan. Konsumsi air putih terutama setelah bangun tidur dapat menstabilkan system limfatik dan memberikan kekuatan kepada system kekebalan tubuh merupakan salah satu efek positif dari mengonsumsi air putih. Tidak hanya itu, air putih juga berperan dalam memperbaiki fungsi pencernaan, menjaga tekanan darah, meningkatkan daya ingat otak, dan berpotensi mencegah timbulnya penyakit. Konsumsi air putih secara rutin merupakan langkah awal dan sederhana namun efektif dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan memastikan organ-organ berfungsi secara optimal. Maka dari itu menjadikan kebiasaan minum air putihb sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari dapat mencapai kesehatan dan di anjurkan untuk konsumsi air putih minimal sehari 8 gelas agar tubuh terhindar dari dehidrasi. Bukan hanya memperlihatkan asupan air,melainkan pola makan yang seimbang juga berperan dalam pencegahan kelebihan berat badan. Hal ini termasuk mengonsumsi makanan dengan proporsi yang tepat, seperti isi piringku yang mencakup makanan pokok, protein hewani, protein nabati, sayuran dan buah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun