Pendidikan adalah salah satu pilar penting dalam pembangunan suatu negara. Sebagai sarana untuk mempersiapkan generasi penerus yang cerdas, terampil, dan berbudi pekerti, pendidikan memainkan peran kunci dalam menciptakan masa depan yang lebih baik. Di Indonesia, meskipun telah ada berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tantangan yang dihadapi tetap besar. Namun, di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, muncul harapan baru untuk mengubah lanskap pendidikan Indonesia. Dengan fokus pada pendidikan dan inovasi, pasangan ini diharapkan mampu memberikan solusi bagi permasalahan yang selama ini menghambat perkembangan sektor pendidikan di tanah air.
Prabowo Subianto, seorang tokoh yang telah lama berkecimpung di dunia politik dan militer Indonesia, dikenal sebagai seorang pemimpin yang memiliki visi besar untuk bangsa. Setelah sebelumnya mencalonkan diri sebagai Presiden pada pemilu 2019, Prabowo kini berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, dalam menghadapi Pilpres 2024. Gibran, meskipun lebih muda dan relatif baru dalam dunia politik, membawa semangat muda dan inovasi dalam mengelola pemerintahan. Pasangan ini membawa harapan baru dalam bidang pendidikan. Prabowo, dengan pengalaman kepemimpinannya, diharapkan dapat membawa pendekatan strategis, sementara Gibran, dengan latar belakang generasi muda, memiliki kepekaan terhadap kebutuhan perubahan dalam sistem pendidikan.
Prabowo dan Gibran memiliki pandangan yang sejalan mengenai pentingnya pendidikan untuk membangun Indonesia yang maju. Menurut Prabowo, pendidikan adalah kunci untuk menciptakan generasi yang tangguh, memiliki daya saing tinggi, dan mampu menghadapi tantangan global. Prabowo percaya bahwa kualitas pendidikan Indonesia harus ditingkatkan dengan memberikan akses yang lebih luas dan pemerataan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya pendidikan karakter untuk membentuk kepribadian bangsa yang luhur dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
Gibran, yang telah berpengalaman memimpin berbagai program sosial di Solo, mengungkapkan bahwa pendidikan harus berorientasi pada kebutuhan masa depan. Salah satunya adalah mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Gibran melihat bahwa era digital membuka peluang untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih efisien, inovatif, dan dapat diakses oleh siapa saja, di mana saja.
Pendidikan di Indonesia saat ini menghadapi banyak tantangan. Meskipun Indonesia telah mengalami peningkatan signifikan dalam angka partisipasi pendidikan, kualitas pendidikan masih menjadi masalah utama. Banyak daerah, terutama di wilayah pedesaan dan terpencil, yang masih kekurangan fasilitas pendidikan yang memadai, tenaga pengajar yang berkualitas, serta infrastruktur yang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar. Selain itu, kurikulum yang ada dinilai masih terlalu kaku dan tidak selalu relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan teknologi. Banyak lulusan sekolah dan perguruan tinggi Indonesia yang kesulitan untuk beradaptasi dengan tuntutan industri 4.0 dan ekonomi global. Oleh karena itu, penting untuk melakukan reformasi besar-besaran di sektor pendidikan agar Indonesia dapat bersaing di level global.
Selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, sektor pendidikan di Indonesia telah mengalami sejumlah perubahan signifikan. Program seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan pembangunan infrastruktur sekolah di daerah tertinggal menjadi bagian dari upaya pemerataan akses pendidikan. Selain itu, Jokowi juga menekankan pentingnya vokasi dan pendidikan kejuruan untuk menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan siap pakai di pasar global.
Namun, meskipun telah ada sejumlah kemajuan, kualitas pendidikan tetap menjadi pekerjaan rumah yang besar. Program-program tersebut belum sepenuhnya berhasil menjawab tantangan besar, seperti rendahnya kualitas pendidikan di sejumlah daerah, serta kurangnya sinergi antara dunia pendidikan dan dunia industri. Di sisi lain, perkembangan teknologi yang pesat belum sepenuhnya diakomodasi dalam sistem pendidikan nasional.
Prabowo dan Gibran memahami bahwa Indonesia perlu melakukan inovasi yang mendasar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam visi mereka, pendidikan di Indonesia harus berbasis pada tiga pilar utama: pemerataan akses, peningkatan kualitas, dan pemanfaatan teknologi. Prabowo dan Gibran berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia, tanpa memandang latar belakang sosial-ekonomi atau lokasi geografis, memiliki akses yang setara terhadap pendidikan berkualitas. Mereka berencana untuk membangun lebih banyak sekolah di daerah-daerah terpencil dan memperbaiki infrastruktur yang ada, termasuk penyediaan akses internet dan perangkat belajar yang diperlukan.
Salah satu langkah utama yang ingin diambil oleh pasangan ini adalah melakukan reformasi kurikulum untuk menyelaraskan dengan kebutuhan pasar kerja yang semakin dinamis. Mereka juga ingin meningkatkan kualitas pengajaran dengan melatih guru-guru secara berkala agar dapat mengadaptasi metode pengajaran yang lebih interaktif dan berbasis pada teknologi. Teknologi menjadi kunci dalam visi pendidikan mereka. Dalam era digital, Prabowo dan Gibran ingin mengintegrasikan teknologi dalam setiap aspek pendidikan, mulai dari penggunaan e-learning hingga penerapan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu proses pembelajaran yang lebih personal dan efektif. Penggunaan teknologi diharapkan dapat mengatasi masalah kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Untuk mewujudkan visi pendidikan ini, Prabowo dan Gibran memiliki sejumlah strategi konkret. Pertama, mereka akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pihak swasta untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pendidikan di daerah-daerah yang kurang terlayani. Ini termasuk memperbaiki kualitas bangunan sekolah, memastikan ketersediaan buku pelajaran, serta memperkenalkan fasilitas teknologi yang memadai, seperti laboratorium komputer dan koneksi internet.
Kedua, mereka akan melakukan pelatihan dan sertifikasi guru secara nasional, dengan penekanan pada penguasaan teknologi digital dan metode pembelajaran berbasis keterampilan. Hal ini diharapkan dapat menciptakan para guru yang lebih adaptif terhadap perubahan zaman dan mampu mendidik siswa dengan cara yang lebih kreatif dan interaktif.