Mohon tunggu...
14_IDA BAGUS TEJA MAHOTAMA
14_IDA BAGUS TEJA MAHOTAMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

basket

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tri Hita Karana

28 Juni 2024   21:43 Diperbarui: 28 Juni 2024   22:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semester kedua adalah masa yang penuh makna bagi saya sebagai seorang Hindu karena saya memiliki kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang Tri Hita Karana (THK), agama Hindu, dan mendapatkan banyak manfaat dan pelajaran berharga tentang kehidupan spiritual dan sehari-hari. Dalam agama Hindu, THK adalah konsep filosofis yang menekankan keseimbangan dan keselarasan dalam tiga aspek kehidupan manusia: hubungan dengan Tuhan (Parahyangan), hubungan dengan sesama manusia (Pawongan), dan hubungan dengan alam semesta (Palemahan).

 Konsep ini merupakan landasan penting bagi umat Hindu untuk menjalani kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Hubungan antara THK dan lingkungan hidup adalah salah satu materi kuliah yang paling menarik. Kami menemukan bahwa orang Hindu sangat bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam. Ini sejalan dengan konsep Tri Hita Karana, yang menekankan keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan. 

Pada awal semester, saya mempelajari konsep THK secara teoretis. Saya mempelajari makna dan tujuan THK, serta bagaimana konsep ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Saya juga mempelajari berbagai contoh penerapan THK dalam masyarakat Hindu di Bali. Salah satu contoh penerapan THK yang menarik perhatian saya adalah konsep "Menyama Braya". Konsep ini menekankan pentingnya persaudaraan dan kesatuan di antara umat Hindu. 

Umat Hindu diajarkan untuk saling menghormati, menghargai, dan membantu satu sama lain. Hal ini terlihat jelas dalam berbagai tradisi dan ritual keagamaan Hindu di Bali, seperti ngaben, otonan, dan melasti. Selain mempelajari konsep THK secara teoretis, saya juga mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan THK dalam kehidupan sehari-hari. Saya mengikuti berbagai kegiatan keagamaan Hindu di pura, seperti sembahyang, sembahyang, dan ngaben. Saya juga terlibat dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan, seperti membantu membersihkan pura dan membantu korban bencana alam.

Pengalaman mempraktikkan THK ini memberikan banyak pelajaran berharga bagi saya. Saya belajar tentang pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Saya juga belajar tentang pentingnya saling membantu dan gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui pengalaman belajar THK ini, saya semakin mantap dalam keyakinan saya sebagai umat Hindu. 

Saya semakin memahami makna dan tujuan hidup saya sebagai umat Hindu. Saya juga semakin termotivasi untuk menjalani kehidupan yang sejahtera dan bahagia sesuai dengan ajaran agama Hindu. Selama semester kedua kuliah THK, saya belajar banyak tentang agama Hindu dan menjadi lebih baik sebagai orang. Saya menemukan cara untuk hidup dengan rasa syukur, menghormati alam, dan berhubungan baik dengan orang lain. Selama hidup saya, nilai-nilai THK ini telah menjadi pedoman, dan saya yakin mereka akan terus membantu saya di masa depan.

Terdapat beberapa tantangan yang saya dapatkan saat memahami THK ini yaitu THK adalah konsep filosofis yang abstrak dan kompleks, dan memahami makna dan tujuan THK secara menyeluruh mungkin sulit bagi sebagian orang. Mempelajarinya dari berbagai sumber dan sudut pandang membutuhkan waktu, kesabaran, dan upaya. Bisa lebih sulit untuk menerapkan prinsip-prinsip THK dalam kehidupan sehari-hari daripada memahami teorinya. Adat istiadat lama, pengaruh lingkungan, dan keinginan manusiawi dapat menghalangi penerapan THK secara teratur. THK bergantung pada menjaga keseimbangan antara Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan. 

Namun, mencapai keseimbangan ini tidak selalu mudah; terkadang kita mungkin terlalu fokus pada satu aspek dan mengabaikan yang lain. THK menekankan kesadaran terhadap dampak dari setiap tindakan kita. Memahami bagaimana tindakan kita memengaruhi alam semesta, orang lain, dan diri kita sendiri dapat menjadi proses yang berkelanjutan dan penuh refleksi diri. Idealnya, orang lain membantu dan membimbing Anda dalam mempelajari dan menerapkan THK. Namun, kadang-kadang sulit untuk menemukan mentor atau komunitas yang dapat membimbing dan mendorong Anda.

Cara yang dapat saya gunakan untuk mengatasi tantangan tersebut adalah Memahami THK adalah perlu untuk proses yang berkelanjutan. Jika Anda belum sepenuhnya memahami semua ide, jangan sedih. Untuk memperluas pengetahuan Anda, terus belajar dari berbagai sumber dan berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan.

Tidak perlu mengubah hidup Anda secara drastis. Mulailah dengan melakukan hal-hal kecil seperti mengucapkan doa sebelum makan, membantu orang lain, dan menjaga lingkungan bersih.

Cari komunitas Hindu yang aktif dalam mempelajari dan menerapkan THK. Berbagi pengalaman dan mendukung satu sama lain dapat membantu Anda menghadapi tantangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun