Mohon tunggu...
Fani Anindiasalim
Fani Anindiasalim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah seorang mahasiswi aktif ilmu komunikasi UMY, saya senang berbagi cerita, menggambar, mengeksplor hal menarik seperti mengunjungi tempat yang belum pernah saya kunjungi dan mencoba makanan baru. Terimakasih telah mengunjungi profil saya!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyelusuri Keajaiban Relaksasi di Jalan Malioboro

1 Desember 2023   03:10 Diperbarui: 1 Desember 2023   03:31 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hendrik (60), salah satu penjual jasa pijat refleksi di Jalan Malioboro. (Dokumen Pribadi)

Siapa yang tak kenal dengan Malioboro? Berkunjung ke Yogyakarta, tentunya tidak lengkap jika tidak berkunjung ke Malioboro. Tempat iconic itu selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Banyak sekali yang dapat kita temui di Malioboro, seperti toko penjual batik, penjual kerajinan tangan, dan puluhan penjual makanan. Di tempat ini juga terkenal akan titik kumpul para seniman yang kerap kali menampilkan kemampuan mereka seperti, bermain alat musik, melukis, menari, dan lain sebagainya.

Di tengah riuhnya suasana malam di Malioboro, banyak sekali profesi yang dijalani untuk mengais rezeki dapat kita jumpai di sepanjang jalan Malioboro ini, salah satunya adalah pijat refleksi. Para penjual jasa pijat ini mulai beroperasi dari sekitar jam 18.00 WIB sampai jam 02.00 WIB.

Hendrik (60 tahun) salah seorang penjual jasa pijat refleksi di jalan Malioboro ini. Bapak dari 4 orang anak ini telah menjadi penjual jasa pijat dari tahun 90an sampai sekarang. Tarif yang diberikan untuk sekali pijat yaitu mulai dari Rp. 50 ribu dengan durasi selama 30 menit.

Selain menyediakan jasa pijat, Pak Hendrik mengaku juga menyediakan jasa untuk melatih orang-orang yang ingin bekerja sebagai jasa pijat di Malioboro. "Saya jadi tukang pijat sudah sangat lama, selain menjadi tukang pijat saya juga bersedia mengajari orang-orang yang ingin bekerja menjadi penjual jasa pijat di Malioboro ini," jelasnya.

Ia mengatakan bahwa sebenarnya para penjual jasa pijat refleksi ini ingin membentuk suatu paguyuban agar dapat lebih mengembangkan profesi yang tengah mereka jalani ini, namun mereka masih menunggu selesainya penataan renovasi dan izin dari pemerintah pengurus Malioboro. "Untuk rencana membuat paguyuban sudah ada tetapi kita masih menunggu selesainya penataan renovasi gedung-gedung tua dan izin dari pemerintah pengurus Malioboro ini," ucapnya.

Satu pesan yang ingin disampaikan bapak 4 anak ini "Mau sukses? Buanglah sifat sombong, hilangkan rasa malu selama tidak merugikan orang lain dan jangan lupa berbagi, entah uang ataupun ilmu. Tak ada pekerjaan rendahan kita semua bisa sukses jika mau berusaha meski dari nol sekalipun," pungkasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun