Isu akan menyebarkan virus corona (COVID-19) semakin hari semakin meningkat. Bahkan di Indonesia sendiri menyebarkanya virus atau wabah tersebut bukan hanya sebatas isu lagi melainkan merambat kepada sebuah fakta. Menurut beberapa informasi di media, kurang lebih 35 warga Indonesia terjangkit virus tersebut. Dengan adanya kejadian ataupun fakta tersebut membuat masyarakat Indonesia sendiri mengalami kepanikan yang luar biasa.
Berbagai masyarakat berlomba-lomba untuk melakukan upaya untuk terbebas ataupun mencegah diri agar tidak tertular. Banyak hal yang dilakukan masyarakat untuk melakukan upaya tersebut salah satunya adalah dengan cara menjaga kesehatan hingga menggunakan masker untuk melaksanakan aktifitas diluar rumah. Bahkan dari kementrian kesehatan Indonesia yang bekerja sama dengan pemerintahan setempat mengeluarkan kebicakan untuk melockdown beberapa aktifitas. Salah satunya adalah membuat sekolah-sekolah yang ada diberbagai daerah di  Indonesia melaksanakan belajar dirumahnya atau belajar melalaui online (daring). Kebijakan tersebut menuai pro dan kontra dikalangan masyarakat indonesia.
Tidak hanya sector pendidikan, adanya kebijakan lockdown tersebut juga berimbas terhadap perekonomian masyarakat. pasalnya, banyak Pedagang Kaki Lima atau pun Buruh Harian Lepas (BHL) sepi pengunjung, secara otomatis pendapatan mereka pun juga berkurang. Seperti yang terjadi di daerah Jember, Jawa timur apalagi kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Jakarta,Bandung dan lain sebagainya.
Pendapatan PKL ataupun BHL tersebut sangat bergantung kepada banyaknya orang-orang yang berlalu lalang di jalanan kota. Dengan kebijakan lockdown tersebut membuat PKL dan BHL mengalami krisis perekonomian karena sepinya orang-orang berjalan di jalanan umum ataupun pusat keramaian. Ada pula yang Para PKL yang mengeluh sebab kejadian ini "jika lama-lama begini, kami bukan mati karena virus corona, melainkan mati karena kelaparan. Apa yang akan kami makan jika pendapatan kami terhentikan" ucap JR salah satu pedagang kaki lima dialun-alun kota jember.
Hal ini pasti juga akan dirasakan oleh para PKL dan PHL lain di daerah-daerah tertentu. Akibat menyebarnya virus corona (COVID-19) ini tatanan kehidupan sedikit berbeda. Efeknya pun tidak hanya pada satu sector saja melainkan banyak sektor yang terkena imbasnya. Pertanyaan paling mendasar siapakan yang akan membantu kehidupan para PKL dan PHL jika pendapat mereka menurun atau bahkan tidak mendapkan sama sekali, akibat berlakunya kebijakan Lockdown ini?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H