Mohon tunggu...
gufron afandi
gufron afandi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

terus maju dan bangkit lagi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Meraup Keuntungan dengan Menjual Koin Kuno

2 Maret 2020   15:47 Diperbarui: 2 Maret 2020   15:56 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di salah satu sudut pasar besar Comboran Jl Irian jaya, Sukoharjo, Kota Malang, duduk seorang laki-laki yang sangat sepuh ditemani dengan meja reot yang diatasnya tertata lembaran dan kepingan uang kuno yang siap dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Agus namanya. Seorang laki-laki yang berumur antara 60 -- 70-an asal Malang Kota Lama itu telah 40 tahun berjualan uang kuno di pasar comboran. Tidak hanya itu, agus juga melayani orang-orang yang ingin menjual uang kuno. Menggunakan topi hitam dan jaket hitam ditambah kombinasi merah, Agus sesekali berbincang-bincang dengan seseorang yang hendak membeli ataupun menjual uang kuno.

Sesekali juga terlihat Agus dengan tangan yang sudah keriput itu membolak-balikkan uang kuno dari calon penjualnya. Sering kali Agus berdebat dengan para pembeli atau pun penjual mengenai uang kuno yang layak di perjual belikan.  Agus begitu teliti dalam melakukan transaksi, pasalnya Agus membeli dari orang lain untuk dijual kembali kepada kelektor uang kuno.

Berbekal pengetahuan tentang sejarah uang kuno Angus menjadi pedagang yang mahir dalam bidang tersebut. Dia juga mempunyai beberapa orang di luar sana untuk dimintai kerja sama dalam mengumpulkan uang kuno. "biasanya saya mencari uang kuno dengan di bantu teman-teman di berbagai daerah" jelasnya kepada Times Indonesia Malang.

Selain membangun kerja sama, agus juga kadang terjun langsung ke berbagai daerah yang untuk mengumpulkan uang kuno itu. "biasanya saya mencari uang kuno di kampung atau pelosok yang terdapat situs sejarah seperti di kawasan candi badut, candi kidal, candi singosari dan lain-lain" jelas Agus.

Pendapatan Agus pun dapat dikatakan memenuhi kebutuhan keluarga, menurut Agus pendapatan yang paling besar apa bila dia mengirimkan uang kuno tersebut ke bali untuk sebagai persiapan dan perlengkapan Acara Ngaben "jika pesanan saya kirim koin dan uang Kuno ke Bali, kadang juga ada turis yang datang kesini hanya untuk mengkoleksi uang kuno, untung guide nya (penerjemah) jadi saya bisa melakukan transaksi" ucap Agus di iringi dengan senyuman.

Agus juga mengatakan bahwa pendapatannya tidak menentu, jika mendapatkan rezeki dirinya bisa menjual uang kuno dengan harga yang cukup mahal "pernah saya dulu menjual uang kuno dari zaman majapahit kepada tentara, Alhamdulillah dihargai 1.000.000 (1 jt)" ungkap Agus. Di samping itu ketika Uang kuno tidak ada yang terjual dia tidak merasa kecewa karena dia juga suka mengkoleksi uang-uang kuno. "saya suka sejarah, jadi saya juga suka mengkoleksi uang kuno ini" ucap Agus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun