Mohon tunggu...
yana banyu negoro
yana banyu negoro Mohon Tunggu... karyawan swasta -

tidak ada maksud lebih selain menjaga existensi kemanusiaanku untuk dapat bercerita dan mendengarkan apa yang terjadi serta berbuat semampuku untuk menciptakan kehidupan yang indah dalam kehidupan yang singkat ini.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Negeri Paranormal

19 Agustus 2013   03:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:08 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" kasus korupsi hilang" sombong jin dari negeri kita saat kontes adu kemampuan yang disambut riuh oleh para koruptor, penggalan iklan rokok ini tadinya saya fikir hanya sekedar joke segar sebuah promosi agar mudah diingat  dan jauh dari realita dalam kehidupan nyata di dunia modern di negeri yang sudah merdeka selama 68 tahun lamanya ini.

lalu semua pemikiran tersebut berubah saat kujalani kisah hidup ini:

hampir tiga tahun saya bolak-balik mengantarkan isteri berobat ke dokter, saya tidak tahu ini dokter spesialis ke berapa yang sudah didatangi, hanya demi kesembuhan isteri saya, masih lekat dalam ingatanku satu bulan setelah menikah saya harus mengantarkan isteri ke dokter spesialis kulit dan kelamin, kata bidan di puskesmas siapa tahu ada bagian kelamin isteri yang luka akibat hubungan badan sehingga menimbulkan demam berkepanjangan. setelah demam hilang rasa sakit pindah ke perut, terus pindah lagi ke bagian kepala, pindah lagi kebagian kaki dan begitu seterusnya selama 3 tahun.

saya lahir dan besar di kota Cirebon, orang menjulukinya sebagai kota wali, bahkan sebagian orang yang aku temui diluar jawa saat bertugas selalu mengatakan ilmunya kuat kalau orang cirebon (maaf sekali saya tidak sedang membanggakan kota saya, sekali lagi mohon maaf) saya paling hanya tersenyum mendengarnya, harus saya akui secara jujur bahwasanya saya sama sekali tidak mengerti dan tidak pernaah diajarkan ilmu-ilmu gaib seperti itu oleh orang tua saya sedikitpun.  karena saya tidak pernah bersinggungan dengan hal tersebut maka selama tiga tahun saya selalu berfikir logis bahwa sakit ya harus ke dokter dan sakit itu karena virus atau semacamnya.

berat badan isteri 55kg saat saya menikahinya, cantik dan periang. menginjak 3 tahun berat badannya kurang dari 30kg, kurus sekali, sisa-sisa kecantikannya sekilas masih kerap saya lihat saat dia terlelap setelah lelah bergulat dengan sakit yang tidak diketahui penyebabnya, rasa putus asa menggelayut jelas dimatanya, sering berapa kali dia menolak pergi kedokter dan memilih diam menikmati sakit yang ia rasakan.

diambang putus asa saat saya menemani isteri terapi pijit ditempat langganan kami tiba-tiba dia meminta ijin untuk main kerumah dengan adiknya. tanpa curiga dan tidak berfikir macam-macam saya iyakan saja sambil memberitahu alamat tempat tinggal kami.

"maaf nanya, bapak punya musuh selama tiga tahun ini" tanya adik ibu Eko si tukang pijit saat sampai dirumahku, mendengar pertanyaan tersebut saya diam berfikir lalu perlahan menggelengkan kepala.

"saya tidak pernah merasa punya musuh pak, memangnya kenapa ya pak?" jawabku sambil balik bertanya

"penyakit isteri bapak ini tidak wajar loh pak dan bla bla bla bla" tukas adik ibu eko sambil menerangkan semua sakit yang dirasakan oleh isteri saya serta kapan waktu-waktu mulai terasa sakit dan kapan waktunya sakit itu hilang sampai dia tahu kalau buang air besar isteri saya sudah sebesar kotoran kambing yang mana saya sendiri tidak tahu, lalu pada intinya beliau menerangkan bahwa isteri saya kena guna-guna dan itupun salah sasaran sebenarnya ditujukan ke saya tapi karena secara alami katanya saya kuat jadi isteri sayalah yang kena.

"masih bisa sembuhkan pak?" tanyaku memotong apa yang akan dia sampaikan lagi

"saya tidak janji tapi saya usahakan sekuat tenaga" jawab adik ibu eko yang akhirnya saya ketahui bernama pak zaenal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun