Aku ingin bicara tentang kebenaranÂ
Hanya saja aku terlalu angku untuk mengaku kalah
Aku takut menjadi omongan media dan para pejuang seangkatan.
Sampai hari ini aku masih menyimpan kebenaran, dari mulutku ingin teriak bahwa aku adalah pendosa tapi sekali lagi aku masih terlalu naif dan takut dibuli banyak orang. Alangka lucunya aku, menjadi manusia yang berdosa dalam garis sejarah tetapi menikam kebenaran untuk disamtap bersama keluarga besarku.
Korban penembakan para prajurit ku darahnya masih hangat terasa diatas aspal yang panas, bekas darah 98 masih segar terasa menyengat kehiduNG.
Mayat lelaki penulis puisi Aku adalah peluruh selalu aku sembunyikan meskipun berulang kali aku menjalani Pemeriksaan, penculikan beberapa aktivis pejuang HAM Reformasi masih belum jelas dimana kuburnya karna Aku Masih tutup mulut.
Â
 Sekali lagi aku ingin bertobat. Tapi apakah aku ikhlas untuk diperbincangkan dimedia sosial dan dibuli banyak orang, bagaimana nantinya Reaksi anak-anak dan cucu-cucu ku jika nantinya aku berkata jujur tentang Penghianatan diriku terhadap bangsa ini.
 Seandainya Aku masih dicintai maka aku akan berkata Lebih Enak Jaman Ku To.
 Piye Kabare..?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H