Di sudut kota Solo yang ramai, tepatnya di Jalan Adi Soemarmo, Pulosari, RT 1 RW 4 Malangjiwan, Colomadu, berdiri sebuah usaha "Laundry Agita" yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan warga setempat. Pemiliknya, Erni, seorang ibu kelahiran 18 April 1970, telah membuktikan bahwa dengan tekad kuat dan kerja keras, impian untuk sukses sambil mengurus keluarga bisa menjadi kenyataan.
Tahun 2010 menjadi titik balik dalam hidup Erni. Di tahun yang sama, ia harus menghadapi perceraian yang mengubah hidupnya 180 derajat. Tiba-tiba, Erni menjadi single mom dengan tiga orang anak yang masih kecil. Ia dihadapkan pada pilihan sulit antara karier dan keluarga, namun Erni tidak menyerah pada keadaan. Ia melihat peluang yang bisa menjembatani keduanya. "Saya ingin bisa menjaga anak-anak sambil tetap produktif," ujar Erni mengenang keputusannya membuka usaha laundry di rumah.
Pemilihan bisnis laundry bukan tanpa alasan. Erni melihat keunggulan jasa ini yang tidak berurusan dengan barang yang mudah basi. "Setidaknya saya tidak perlu khawatir rugi karena barang dagangan membusuk," jelasnya sambil tersenyum.
Namun, perjalanan Erni tidak selalu mulus. Tantangan datang silih berganti, terutama masalah keuangan. "Tagihan dari pelanggan sering macet, sementara saya harus mengeluarkan modal dobel untuk membeli deterjen dan membayar listrik," kenangnya. Tapi Erni tidak menyerah. Ia belajar mengelola keuangan dengan lebih baik dan menetapkan sistem pembayaran yang lebih ketat.
Kini, laundry Erni mempekerjakan dua karyawan dan memiliki omset harian antara 500 ribu hingga 700 ribu rupiah. Persaingan memang ada, tapi Erni yakin kualitas pelayanannyalah yang membuat usahanya tetap berkembang. "Kami buka lebih awal dan tutup lebih malam, dari jam 6 pagi sampai 9 malam. Ketepatan waktu dan kualitas cucian adalah prioritas kami," tegasnya.
Pelanggan setia Erni kebanyakan adalah anggota TNI. Ia merasa bangga bisa melayani mereka yang telah mengabdi pada negara. Kebanggaan itu bertambah ketika dua dari tiga anaknya memutuskan untuk mengikuti jejak para pelanggannya dan bergabung dengan TNI AU.
Perjuangan Erni sebagai single mom membuahkan hasil yang manis. Anak pertamanya kini telah lulus sarjana psikologi, sebuah pencapaian yang membuat Erni sangat bangga. Sementara itu, anak keduanya, seorang perempuan, telah mewujudkan mimpinya menjadi Wara TNI AU. Tak ketinggalan, si bungsu, anak laki-lakinya, juga mengikuti jejak kakaknya dan bergabung dengan TNI AU.
"Melihat anak-anak saya bisa mencapai mimpi mereka, rasanya semua perjuangan saya terbayar lunas," ujar Erni dengan mata berkaca-kaca. "Saya bersyukur bisa membesarkan mereka sendirian dan melihat mereka tumbuh menjadi orang-orang yang berguna bagi negara."
Meski sudah cukup mapan, Erni masih punya mimpi untuk mengembangkan usahanya. "Saya ingin memperluas tempat ini, membuatnya lebih besar agar bisa melayani lebih banyak pelanggan," ujarnya penuh semangat.
Kisah Erni membuktikan bahwa dengan ketekunan, inovasi, dan kerja keras, seorang single mom bisa menjadi pengusaha sukses tanpa mengorbankan keluarganya. Dari laundry kecil di rumah, ia telah membangun bisnis yang tidak hanya menghidupi keluarganya, tapi juga memberi inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya.
Erni Tri telah membuktikan bahwa menjadi seorang wirausaha dan single mom tidak selalu membutuhkan modal besar atau pendidikan tinggi. Yang terpenting adalah keberanian untuk memulai, ketekunan untuk bertahan, dan kemauan untuk terus belajar dan berkembang. Kisahnya menjadi bukti nyata bahwa dengan tekad yang kuat, setiap orang bisa meraih mimpinya, sekecil apapun langkah awalnya, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.