Dengan adanya kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan akan pentingnya pengisian KMS pada buku KIA sebagai alat deteksi dini gangguan pertumbuhan balita untuk menapis dan mencegah terjadinya masalah gizi sejak dini.Â
Fungsi utama KMS ada 3, yaitu: Sebagai alat untuk pemantauan pertumbuhan balita. Pada KMS dicantumkan grafik pertumbuhan normal balita, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah seorang balita tumbuh normal, atau mengalami gangguan pertumbuhan.
Bila grafik berat badan balita mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya balita tumbuh baik, kecil risiko balita untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan, balita kemungkinan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan.Â
Sebagai catatan pelayanan kesehatan balita terutama penimbangan berat badan, pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan, kejadian sakit, dll. Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan gizi misalnya untuk menimbang anak secara rutin dan merujuk ke tenaga kesehatan jika berat badan tidak naik, berada dibawah garis merah dan di atas garis oranye.
Â
Kegunaan KMS Bagi balita Sebagai alat deteksi dini gangguan pertumbuhan balita untuk menapis dan mencegah terjadinya masalah gizi sejak dini. Bagi orang tua balita Dengan menimbang balita setiap bulan di Posyandu atau fasilitas penimbangan lainnya, orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya.Â
Apabila ada indikasi gangguanpertumbuhan (berat badan tidak naik) atau kelebihan gizi (berat badan di atas garis oranye), orang tua balita dapat melakukan konsultasi kepada tenaga kesehatan untuk mendapatkan tindakan perbaikan sesuai anjuran, seperti memberikan makan bergizi seimbang dan aman, mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan saran-saran lainnya.Â
Bagi kader kesehatan KMS digunakan kader kesehatan untuk mencatat berat badan balita, melakukan ploting dan menilai hasil penimbangan. Kader dapat memberikan penyuluhan tentang asuhan dan pemberian makanan balita.Â
Bila berat badan balita tidak naik atau di bawah garis merah atau di atas garis oranye, kader melaporkan ke tenaga kesehatan terdekat, agar balita mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. KMS juga digunakan kader untuk memberikan pujian kepada ibu bila berat badan anaknya naik dan mengingatkan ibu untuk menimbangkan anaknya di posyandu pada bulan berikutnya.Â
Bagi tenaga kesehatan Tenaga kesehatan dapat menganalisis status pertumbuhan balita menggunakan KMS untuk kemudian melakukan tindak lanjut yang diperlukan. Selain itu tenaga kesehatan juga dapat mengetahui riwayat pemberian ASI eksklusif. Bila anak tidak mendapatkan ASI maka petugas harus memberikan konseling sesuai dengan permasalahan yang dihadapi ibu.Â
Tenaga kesehatan juga dapat menggerakkan tokoh masyarakat dan tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan. Tenaga kesehatan dapat membina kader kesehatan dalam pelaksanaan pemantauan pertumbuhan di posyandu. KMS juga dapat digunakan sebagai alat edukasi kepada para orang tua balita tentang pertumbuhan anak, serta pentingnya ASI eksklusif dan pengasuhan anak. Petugas dapat menekankan perlunya anak balita ditimbang setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya.