Mohon tunggu...
SYAHIRUL ALEM
SYAHIRUL ALEM Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan & Owner El-Tsa Collection

hobi Menulis & Berkebun Profesi Pustakawan dan Owner El-Tsa Collection

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teknologi SLiMS & Proses Input Bibliografi

14 Januari 2025   14:07 Diperbarui: 14 Januari 2025   14:29 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teknoligi SLiMS yang dalam penerapannya terotomatisasi dalam sebuah sistem website SLiMS atau Senajan Library Manajemen System. Manfaat penerapan SLiMS pada perpustakaan yaitu membantu memudahkan kerja pustakawan untuk melayani para pemustaka. Banyak fitur yang ada dalam Teknologi SliMS salah satu diantaranya adalah meminjam atau perpanjangan buku perpustakaan terdapat juga fitur lainnya seperti bibliografi, keanggotaan. Teknologi SLiMS  juga menggunakan sistem OPAC (Online Public Acces Katalog) atau istilahnya katalog online. Para pemustaka yang ingin mencari buku tidak usah repot mencarinya secara manual dalam almari katalog. Para pemustaka tinggal mencari di OPAC dengan menggunakan kamputer atau laptop yang di fasilitasi oleh perpustakaan. Bisa juga pelayanan OPAC menggunakan hand phone masing-masing, semisal mencari buku digital dalam bentuk online pdf,  bisa langsung di baca di hand phone masing-masing. Namun bila para pemustaka meminjam buku tetap harus menggunakan prosedur yang diterapkan oleh pihak perpustakaan.

Penerapan SLiMS telah memudahkan pustakawan dalam mengelola perpustakaan, tampilan bibliografi dalam SLiMS juga sudah memenuhi standarisasi pelayanan  administrasi buku perpustakaan. Dalam bibliografi buku baru harus memiliki nomer identitas klasifikasi buku, nomer punggung buku yang harus diinput karena nantinya akan mudah mencetaknya untuk ditempelkan sebagai identitas buku perpustakaan. Selain itu dalam menginput buku baru pada  bibliografi juga harus terinput kode ekslemparnya. Kenapa penting karena kode eksemplar ini nantinya juga akan tercetak dalam barcode yang juga ditempelkan di sampul belakang buku perpustakaan.

Dalam proses input buku perpustakan juga ada tampilan sampul buku yang bisa di download melalui google atau layanan duckduckgo. Karena tampilan sampul buku ini nantinya ada dalam OPAC. Dalam SliMS biasanya buku-buku ditampilkan sesuai judulnya adalah buku yang terbitaannya terupdate sesuai dengan unggahan aplikasi SLIMS semisal aplikasi slims terunggah tahun 2010 maka buku yang bisa ditampilkan sesuai judul harus buku yang diatas tahun 2010 kurang dari tahun 2010 layanan SliMS tidak bisa terbaca.implikasinya dalam OPAC antara judul dan sampul bukunya tidak sesuai. itu bila penggunaan SLiMS dioperasionalkan secara offline.

Dalam penerapan SliMS masing-masing buku dengan judul sama memiliki nomor ekslempar yang berbeda-beda tujuannya dalam OPAC untuk mengetahui berapa jumlah buku dengan judul yang sama di perpustakaan. di beranda SLiMS juga akan diketahui berapa koleksi judul buku perpustakaan dan juga berapa jumlah ekslemparnya karena ini nantinya untuk mendeteksi buku yang dipinjam oleh para pemustaka. Kemudahan layanan SLiMS ini membutuhkan seperangkat peralatan seperti komputer atau laptop untuk pelayanan OPAC untuk  membantu sistem kerja pustakawan. Selain itu sebagai alat untuk mendeteksi kode barcode bagi para pemustaka yang meminjam dan mengembalikan buku perpustakaan.

Otomatisasi teknologi SLiMS  juga bisa mengakses daftar pengunjung perpustakaan setiap harinya. Hal tersebut memudahkan untuk membuat grafik statistik pengunjung perpustakaan setiap bulannya. Kemudahan fasilitas yang ada di SLiMS selain memudahkan pelayanan SLiMS juga bisa digunakan pada saat perpustakaan tersebut sedang mengikuti akreditasi karena komponen inti yang memiliki skor yang tinggi sistemnya ada dalam SLiMS. Persoalannya ketika perpustakaan menggunakan SLiMS dalam melayani pemustaka saat mengalami kendala teknis otomatis pelayanan SLiMS akan terhenti dan tergantikan oleh pelayanan administrasi secara manual. Biasanya jarang sekali pustakawan yang memiliki keahlian rangkap atau bisa memaintance teknologi SLiMS tersebut.

Saat SLiMS mengalami problem teknis inilah yang seharusnya bisa teratasi dengan cepat karena penerapan SLiMS sifatnya open resource jadi permasalahan secara teknis harus bisa diatasi secara mandiri. Tanpa SLiMS pelayanan perpustakaan masih mengandalkan cara lama yaitu sistem manual ataupun ada juga yang menggunakan sistem software tertentu namun mahal juga. SLiMS juga bisa melakukan maintance secara terpusat biasanya perpustakaan yang menggunakan layanan ini harus membayarnya setiap bulan. kelebihannya layanan ini adalah penerapan teknologi SLiMS selalu on time semisal terjadi kendala  pihak server pusat bisa langsung mengatasinya. Sistem SLiMS online lebih tepat  digunakan untuk perpustakaan yang sudah besar dengan jaringan fasilitasnya yang lengkap. Di samping itu tidak semua perpustakan mempunyai biaya operasional yang cukup untuk biaya operasional on line.

Era perkembangan teknologi saat ini memang menuntut perpustakaan untuk maju mengikuti perkembangan informasi digital. Kehadiran SLiMS sebagai sistem otomatisasi bagi perpustakaan sudah mampu menjawab tata kelola perpustakaan yang berbasis digital. Dalam perkembangannya penerapan teknologi SLiMS juga terus berkembang versi-versi baru yang up to date dengan perkembangan tata kelola dunia pustaka saat ini seperti SLiMS 9 bullian. (Syahirul Alem, Pustakawan & Literasi).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun