Pesta Akbar para olahragawan se-jagat telah di mulai, obor olimpiade telah dinyalakan sebagai perlambang semangat atlet yang terus menyala untuk meraih prestasi puncak. Bagi kontingen Indonesia medali emas bukan lagi sebatas mimpi namun kewajiban para atlet untyuk membawa pulang medali emas tersebut. Sekeping emas pada olimpiade Tokyo 2020 kini harus dipertahankan sebagai target minimal atlet Indonesia. Tampil di Olimpiade Paris bukan hal yang mudah karena harus melewati babak kualifikasi kejuaraan yang telah di tentukan oleh federasi internasional olahraga tersebut.
Kini pesta olahraga dunia telah di mulai, berbagai sorotan media dan pecinta olahraga tertuju pada pagelaran yang diadakan di Paris. 29 atlet Indonesia yang berlaga di Olimpiade Paris memikul tanggungjawab prestasi baik prestasi dalam bentuk medali maupaun prestasi dalam perbaikan catatan rekor seperti atletik dan renang.
Tradisi emas yang selama ini menjadi langganan cabang Bulutangkis harus dipertahankan selain itu target emas juga harus dibebankan pada cabang yang potensial seperti Angkat Besi, Panjat Dinding disamping cabang lainnya yang punya kans meraih medali seperti Panahan. OIahraga Profesional tingkat dunia bukan suatu yang asing lagi bagi para atlet Indonesia, beberapa cabang yang sudah mendunia seperti Bulutangkis, Angkat Besi maupun Panjat Dinding harus diupayakan untuk menjemput Emas sebagai kado special Indonesia Merdeka.
Para Atlet telah bersusah payah untuk meraih impian tampil di Olimpiade Paris, kini impian tersebut harus berwujud prestasi nyata untuk meraih medali. Dunia dan seluruh rakyat Indonesia menanti lagu Indonesia Raya diyanyikan pada pesta dunia. Adalah kebanggaan bagi atlet dan seluruh rakyat Indonesia bila ada atlet yang meraih medali Emas. Cabang Bulutangkis hampir semua nomor pertandingan menampilkan para atletnya. Meskipun prestasi para atlet Bulutangkis selama kejuaraan BWF turun naik masih terbuka harapan untuk mempertahankan tradisi emas tersebut. Olimpiade hanya membutuhkan atlet yang punya mental juara sehingga terjadi kejutan demi kejuatan sangat terbuka lebar. Siapa sangka lima tahun lalu pasangan Greysa Poli/Apriyani Rahayu mampu meraih medali Emas meskipun secara peringkat bukan yang terbaik.
Pada Olimpiade Paris ini atlet-atlet dari cabang Atletik, Renang, Menembak, Balap Sepeda yang biasanya menjanjikan jumlah medali yang banyak kini juga ada atlet Indonesia yang tampil di ajang tersebut. Berarti secara pembinaan sukses melahirkan atlet yang mempunyai daya saing dim kancah internasional. Meskupun kontingen Indonesia belum diperhitungkan dalam perebutan juara umum olimpiade namun emas yang dipersembahkan sebagai bentuk eksistensi pembinaan olahraga di tanah air.
Ketatnya persaingan dalam berbagai nomor lomba adalah motivasi bagi para atlet sanggupkah mengemban misi sebagai atlet yang profesional dan punya nyali berprestasi. Hasil kualifikasi yang sangat meyakinkan dari para atlet panjat dinding atau panjat tebing adalah modal berharga untuk mengangkat motivasi para atlet Indonesia. Sebagai cabang perdana yang dipertandingkan di Olimpiade, cabang Panjat Tebing adalah bagian dari upaya menjemput emas di Olimpiade Paris, empat atlet yaitu Desak Made Rita, Rahmad Adi Mulyono, Raji'ah Sailsabilah, Veddriq Leonardo merupakan atlet andalan pada cabat panjat Tebing yang prestasinya selama ini telah mendunia. Atlet Angkat Besi Eko Yuli Irawan juga harapan untuk meraih medali emas dalam beberapa kali penampilan di olimpiade telah menyumbang medali perak dan perunggu.
Kesuksesan mempertahankan medali pada Olimpiade Paris akan berdampak signifikan bagi perkembangan olahraga di tanah air yang saat ini makin menggeliat. Keinginan untuk mendunia seperti cabang olahraga Sepak Bola, Bola Voli dan Bola Basket akan makin termotivasi. Kedeopannya tidak hanya cabang perseorangan dan juga cabang tim yang menyedot animo suporter bisa terwujud. Sepak bola nyaris tampil pada ajang Olimpiade Paris bisa berulang kembali dan tampil pada ajang lima tahun kedepan.
Masyarakat Indonesia merindukan prestasi fenomenal yang dapat dibanggakan oleh seluruh elemen bangsa. Indonesia adalah Negara besar dengan jumlah penduduk terbesar ke- 5 di seluruh dunia. Tidak sepantasnya sepi prestasi apalagi pulang tanpa medali di ajang olimpiade ini. Kegagalan cabang bulutangkis pada Asian Games lalu yang tanpa medali adalah cermin bagi pengurus untuk tidak gagal total pada olimpiade kali ini. Semoga hajatan lima tahunan ini benar-benar menjadi kebanggaan bagi bangsa ini melalui para atletnya yang berhasil menjemput medali di Olimpiade Paris terutama medali emas, bravo olahraga Indonesia (Syahirul Alem, Pustakawan SMP Muhammadiyah 1 Kudus)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H