Mohon tunggu...
SYAHIRUL ALEM
SYAHIRUL ALEM Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

hobi Menulis dan Berkebun Profesi Pustakawan dan wirausaha

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Semoga Harapan itu Masih Ada

8 Juni 2024   13:02 Diperbarui: 8 Juni 2024   13:09 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Menjelang Olimpiade Paris 2024 bulutangkis Indonesia kembali pada titik nadir, tidak satupun pebulutangkis lolos ke babak semifinal Indonesia Open 2024. Sebagai tuan rumah seharusnya punya nyali dan spirit hebat untuk menaklukan lawan-lawannya namun sebaliknya justru malah melempem di kandang sendiri. Cerita kandas di babak awal terjadi pada trio tunggal putera Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting dan Chico Aura Dwi Wardoyo. Sebagai pemain yang malang melintang di dunia bulutangkis dan sudah mengenal karakter lawannya masing-masing sudah tidak sepantasnya kalah di babak awal. Barangkali kalah strategi ataupun stamina yang kurang fit adalah sumber dari kekalahan tersebut. Paling tragis adalah andalan Fajar Alfian/M. Rian Ardianto yang kalah dengan sesama pasangan ganda putera pelatnas Daniel Marthin/Leo Rolly Carnando. Sebagai partner saat latihan biasanya petarungan jadi ramai, alangkah disayangkan keduannya bertemu di babak awal. Namun sayangnya di balik keperkasaan Daniel Marthin/Leo Rolly Carnando justru mereka juga tidak mampu sampai babak akhir.

Seharusnya ada rasa tanggung jawab memikul beban di saat partai derbi antar sesama pemain pelatnas siapapun pemenangnya harus mampu meneruskan sampai ke babak puncak. Peristiwa tragis di Indonesia Open 2024 haruskah merembet pada ajang akbar Olimpiade Paris yang sebentar lagi akan di gelar. Tradisi Emas adalah sebuah kewajiban dari atlet bulutangkis sebagai olahraga andalan kontingen Indonesia.Kebangkitan kembali saat berhasil merenut juara umumAl England 2024 dan finalis Thomas dan Uber cup beberapa waktu lalu jangan sampai sirna kembali. Para atlet yang lolos Olimpiade di semua nomor harus tampil fight di ajang yang diikutinya minimal sampai babk semifinal syukur-syukur mampu meraih gelar.

Luka para badminton lover atas kekalahan para jagoan bulutangkis Indonesia kini disandarkan pada pasangan ganda non-pelatnas M. Reza Pahlevi/Sabar Kayaman untuk menyelamatkan muka bulutangkis Indonesia. Hegemoni kuat dari para bulutangkis China yang mampu tampil dominan tetap harus di waspadai. Namun patut disayangkan harus menerima kekalahan dari para bulutangkis Malaysia dan Thailand di kandang sendiri. Cerita gemuruh penonton fanatik bulutangkis Indonesia kini telah sirna. Akhir Pekan yang kurang membahagiakan bagi para Badminton Lover yang seharusnya bersiap mendukung bulutangkis jagoan di semifinal dan final.

Kedepannya perlu strategi khusus dan persiapan yang matang dalam menghadapi turnamaen Indonesia Open layaknya Kejuaran Dunia maupun juga turnamen bergengsi seperti All Englang. Perlu dipersiapkan sejak dini fisik dan mentalnya supaya para bulutangkis Indonesia betul-betul tampil hero di kandangnya sendiri melumat siapapun lawannya tanpa rasa takut dan ragu. PBSI harus segera menyiapkan para pemain pelapis untuk tampil dalam turnamen BWF kategori super series untuk menggantikan para seniornya saat ini yang sudah mengalami kejenuhan prestasi di semua sector. Termasuk mencari kombinasi baru pasangan ganda putra, ganda putri maupun juga ganda campuran. Jayalah selalu bulutangkis Indonesia (Syahirul Alem, Pustakawan SMP Muhammadiyah 1 Kudus)


Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun