Mohon tunggu...
SYAHIRUL ALEM
SYAHIRUL ALEM Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan & Owner El-Tsa Collection

hobi Menulis & Berkebun Profesi Pustakawan dan Owner El-Tsa Collection

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ramadhan dan Spirit Pembebasan Sosial

8 Maret 2024   08:20 Diperbarui: 8 Maret 2024   08:37 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marhaban yaa Ramadhan 1445 H di sambut dengan beragam tradisi masyarakat setempat. Ramadhan merupakan momentum untuk meningkatkan derajat ketaqwaan manusia.

Datangnya Bulan suci ramadhan diharapkan berefek pada perubahan sosial masyarakat. Bulan suci ramadhan 1445 H merupakan bulan di mana umat Islam menunaikan kewajibannya dengan beribadah puasa.

Ibadah puasa merupakan spirit spiritual sebagai upaya membebasan atas segala hawa nafsu terutama nafsu makan dan minum. Bagi orang yang beriman menahan hawa nafsu dari makan dan minum adalah tuntutan minimal, maka dari itu setiap insan manusia harus berlomba-lomba menjadikan ibadah puasa sebagai ibadah yang menjadikan manusia selalu terobsesi mencapai derajat ketaqwaan. Sesungguhnya tiada manusia yang termuliakan di sisinya kecuali orang-orang yang bertaqwa.

Oleh karena itu kesadaran Illahiah yang tumbuh hendaknya menjadi landasan untuk menggugah batas kesadaran kemanusian untuk sama-sama meringankan beban kehidupan yang makin lama makin berat.

Dengan memupuk spirit pembebasan sosial menjadikan segala bentuk nafsu duniawi sebagai sarana untuk mencapai kebahagian di akhirat. 

Manifestasi spirit pembebasan sosial dapat berwujud dari kesadaran bersama, bagaimana menumbuhkan kesadaran dalam bentuk aksi-aksi sosial untuk mengajak manusia kembali pada fitrahnya.

Secara logika pengaruh individu barangkali tidaklah cukup mampu mengubah tatanan sosial yang sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan masyarakat, maka dari itu dengan memanfaatkan momentum bulan suci ramadhan  diharapkan efek dari menjalankan ibadah puasa mampu menjadi bola salju bagi ketaatan manusia dalam mengisi ruang-ruang kehidupan dengan berupaya melakukan pembebasan atas segala sesuatu yang membebani melalui instropeksi diri dan juga kontrol sosial.

Dari situlah diharapkan tumbuh kesadaran untuk melakukan pembebasan, kalau dalam bulan ramadhan  dilatih untuk menahan hawa nafsu maka bukan berarti sudah merasa puas diri tapi juga harus berupaya membebaskan berbagai hal yang membawa manusia pada sikap penghambaan pada selain Allah SWT.

Sikap penghambaan pada selain Allah swt dewasa ini merupakan fenomena yang sudah menjadi kemakluman hidup, namun hal tersebut kurang disadari karena budaya kehidupan yang serba matrialis hinggap tanpa disadari, dinamika kehidupan yang serba materi adalah salah satu contohnya banyak orang berlomba-lomba mengumpulkan materi sehingga orang sampai lupa diri, puncaknya di bulan Ramadhan menjelang Idul Fitri seringkali di jadikan ajang berspekulasi mencari laba yang setinggi-tingginya.

Aksi ambil untung para spekulan dapat di lihat menjelang Ramadhan tahun ini, dimana kenaikan harga-harga bahan pangan adalah salah satu contoh nyata yang menjadi sorotan media masa.

Maka dari itu bulan puasa adalah bulan pengendalian diri, pengendalian diri dapat diartikan secara universal artinya tidak sebatas makan dan minum tapi juga menyangkut hal-hal yang berkaitan adanya tindakan yang dapat menimbulkan gejolak sosial di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun