Mohon tunggu...
shofiyah fiya
shofiyah fiya Mohon Tunggu... -

MAN JADDA WAJADA. UIN MAULANA MALIK IBRAHIM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Emansipasi Wanita Penting, Mengapa???

12 November 2014   19:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:58 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kata di atas sudah tidak asing lagi di telinga kita. Di mana sekarang sudah pada mengenal apa itu emansipasi wanita. Dalam dunia moderen ini kedudukan seorang wanita sudah menyamai seorang laki-laki. Bahkan kebalikannya. Bagaimana dengan firman Allah yang ada dalam Al-qur’an???
Dalam Al-qur’an sudah di jelaskan الرجال قؤامؤن علئ النساء yang artinya laki-laki adalah pemimpin untuk seorang wanita.
jika kita memandang al-qur’an sebelah mata, maka kita akan menyalahkan kepemimpinan seorang wanita. Dalam sisi lain kita pikirkan tentang hal positif yang ada di dalam diri seorang perempuan. Seorang laki-laki memanglah lebih tinggi akalnya dari pada seorang wanita. Tapi disisi lain seorang wanitalah yang mempunyai rasa kasih sayang yang lebih dari pada seorang lelaki. Karena dalam kepemimpinan tidak hanya mengandalkan ogika saja tetapi juga afeksi. Maka dari itu.
Jika seorang pemimpin itu adalah seorang wanita. Never mind. Asalkan memegang dua kunci. Yang Pertama seorang wanita itu bisa menjaga keutuhan rumah tangganya dan memimpin rakyatnya dengan baik. Salah satu contoh ibu wali kota surabaya. Ibu Tri Risma Harini yang telah merubah surabaya menjadi kota yang lebih baik dan dengan keberaniannya beliau bisa menggusur tempat yang tidak layak untuk di pertahankan. Yang di kenal dengan gang doli.
Dalam contoh lain. Ada cerita nyata tentang kehidupan keluarga sebut saja aminah dan romzi yang di karuniai seorang anak. Pada awalnya dalam keluarga ini yang kerja adalah romzi yaitu suami aminah. Tapi setiap usaha dan pekerjaan yang dia jalani selalu gagal. Dan usaha yang telah di lakukan oleh romzi belum ada hasil. Sehingga keluarga ini mempunyai tumpukan hutang yang banyak. Untuk memenuhi kebutuhan maka sang istripun juga mencari kerjaan demi memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Akhirnya uasaha demi usaha telah dilakukan oleh aminah dan pada akhirnya hasil kerja aminah membuahkan hasil sehingga bisa melunasi hutang-hutangnya selama ini. Dan akhirnya sang suami tersebut menggantikan posisi seorang istri di rumahnya. Sang istri yang bekerja dan sang suami yang menjaga rumah.
Dari cerita ini dapat disimpulkan bahwasannya seorang lelaki tidak selalu bisa menjadi seorang pemimpin. Adakalanya seorang lelaki tidak mampu terhadap apa yang harus ia pertanggungjawabkan. Begitupun sebaliknya, adakalanya seorang wanita bisa memposisikan dirinya sebagai pemimpin karena kemampuan yang ia punya. Tapi perlu di garis bawahi. Bahwasanya,seoarang wanita dan seorang lelaki tidak selalu bisa di samakan kedudukannya. Contohnya. Kekuatan fisik.
Kekuatan fisik antara seorang lelaki dengan seorang wanita sangatlah berbeda. Karena memang perbedaan kekuatan yang dimiliki oleh satu sama lain. oleh sebab itu emansipasi wanita boleh dengan catatan dainharuslah mampu dalam menjaga diri, keluarga , dan orang-orang yang dipimpinnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun