Jadi, sudah siapkah kamu menyelami kebutuhan dan keinginan apa saja yang belum terwujud, tapi tanpa sadar justru kamu arahkan menuju alam bawah sadar?
Mungkin terkadang terkesan memiliki unsur traumatik ketika mengingat masa lalu. Namun, tidak salah jika kamu mulai berani mencoba mengenali diri kamu sendiri demi terhindar dari pola pikir dan perilaku abnormal. Menjadi lebih baik dan kuat tidak akan membuat kamu mendapat kerugian. Apa yang sebenarnya kamu butuhkan, tapi belum terpenuhi?
Sebelum itu, yuk mulai mengenali gejala dari Syndrome Munchausen!
Penderita sindrom munchausen akan mendapatkan kepuasan tersendiri dari simpati yang didapat, jika mereka berpura-pura sakit atau menjadi korban. Beberapa gejala yang menandakan kondisi ini di antaranya:
- Memiliki riwayat pernah melakukan berbagai macam tes kesehatan, prosedur medis, bahkan operasi yang sebenarnya tidak saling berhubungan dengan kondisi kesehatan.
- Merasakan berbagai gejala penyakit yang tidak saling berhubungan satu sama lain.
- Meski telah melalui pemeriksaan medis secara intensif, tidak ditemukan gangguan kesehatan yang signifikan.
- Gejala baru yang berbeda-beda, namun setelah tes medis menunjukkan hasil negatif.
- Memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang berbagai macam penyakit.
- Sering mengunjungi dokter, bahkan hingga ke luar kota atau ke luar negeri.
- Kerap datang ke unit gawat darurat, biasanya di berbagai rumah sakit yang berbeda.
- Justru meminta anjuran untuk operasi atau prosedur medis lain di tubuhnya meski tidak diperlukan.
- Saat sakit, sulit untuk sembuh walau telah menjalani berbagai perawatan. Penyakit yang dialami pun sering kambuh tanpa alasan yang jelas.
- Riwayat medis yang diberikan dramatis (berlebihan) tapi tidak konsisten.
- Gejala yang dialami tidak jelas, tidak terkontrol, dan menjadi makin parah atau berubah setelah pengobatan dimulai.
- Terdapat luka bekas operasi yang banyak
- Pasien enggan memberi kesempatan bagi dokter untuk bertemu atau berbicara dengan keluarga, teman, atau dokter lain.
Mengalami masalah identitas dan kepercayaan diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H