Informasi merupakan salah satu sumber daya strategis suatu organisasi, untuk mendukung suatu visi dan misi organisasi.
Sistem informasi adalah subsistem organisasi untuk mengelola informasi.
Teknologi informasi merupakan komponen penting dari sistem informasi selain data/informasi. Teknologi informasi seperti teknologi telematika, telekomunikasi dan informasi, yang mencakup teknologi komputer (perangkat keras, perangkat lunak) yang didukung dengan teknologi telekomunikasi, khususnya komunikasi data digital sebagai infrastruktur dari jaringan komputer.
Audit sistem informasi merupakan suatu cara untuk menilai sejauh mana sistem informasi telah mencapai tujuan organisasi.
Keandalan suatu sistem informasi dalam perusahaan atau organisasi terletak pada keterkaitan antara komponen-komponen yang ada, sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan suatu informasi yang berguna (akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan, dsb) untuk lembaga yang bersangkutan.
Sistem informasi dan teknologi informasi terdapat hubungan yang erat antar keduanya. Dalam perspektif lain, sistem informasi diibaratkan sisi demand dari perusahaan dalam menjalankan kegiatan manajemen sehari-hari, sementara teknologi informasi merupakan sisi supply dari kebutuhan perusahaan tersebut.Â
Namun dalam kenyataannya hubungan sistem informasi dan teknologi informasi sering mengalami gap/kesenjangan. Contoh gap di antara mereka adalah : (1) latar belakang personel dari masing-masing domain, jika dari sisi sistem informasi akan didominasi oleh orang-orang yang berlatar belakang bisnis dan mannajemen, dari sisi teknologi informasi terdiri dari mayotitas orang teknis.Â
Maka cara mereka melihat, menilai, merumuskan, dan memutuskan sesuatu memiliki perbendaan tersendiri yang sering menghambat komunikasi. (2) tingkat pemahaman mengenani hakikat informasi, walaupun perusahaan di dunia dapat membeli teknologi secara canggih (state of the art), namun utilitasnya dapat sangat berbeda, karena sebagian besar perusahaan masih memiliki pandangan (state of the mind) yang konservatif mengenai nilai strategis dari informasi, sehingga sering kali terjadi adalah fenomena over investment atau under investment terhadap teknologi informasi. (3)lingkungan bisnis yang dinamis sebagai dampak globalisasi.
Konsep baru yang berkembang karena kemajuan teknologi informasi dan berbagai paradigma bisnis membuat terjadinya e business. Untuk menangkap dimensi ruang lingkup pengertian ebusiness, cara yang kerap dipakai adalah dengan menggunakan prinsip 4w (what, who, where , dan why).
Secara prinsip, pengertian ebusiness jauh lebih luas dibandingkan dengan ecommerce, bahkan secara filosofis, ecommerce merupakan bagian dari ebusiness. Jika ecommerce hanya berfokus pada aktivitas atau mekanisme transaksi yang dilakukan secara elektronik/digital, ebusiness memiliki wilayah yang jauh lebih luas, termasuk di dalamnya aktivitas relasi antara dua entiti perusahaan, interaksi antara perusahaan dengan pelanggannya, kolaborasi antara perusahaan dengan para mitra bisnisnya, pertukaran informasi antara perusahaan dengan para pesaing usahanya, dan lain sebagainya.