Mohon tunggu...
Dwin
Dwin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang makhluk ciptaan Tuhan yang unik, Hobi menulis dan bermimpi, Karena saya percaya bahwa tidak ada harapan jika tidak ada khayalan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cara Memulai Belajar

1 April 2024   12:02 Diperbarui: 1 April 2024   12:49 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

  • Rasulullah memiliki banyak sahabat setia, salah satunya Abdullah binn Abbas yang masih ada ikatan keluarga (saudara sepupu). Abdullah binAbbas dikenal sebagai sosok yang pandai dan banyak meriwayatkan hadits. Selain Abdullah bin Abbas didoakan Rasulullah, sebenarnya beliau memmiliki kunci ukses, sehingga beliau menjadi pemuda yang luar biasa, menjadi dewan fatwa ketika usianya masih belasan tahun. Kunci sukses dari Abdullah bin Abbas adalah lisan yang senantiasa bertanya, hati yang senantiasa berpikir, dan badan yang tidak pernah lelah. Hal tersebut tidak akan terjadi begitu saja kecuali harus dimulai, melalui proses yang panjang dan senantiasa diasah.
  • Memulai Belajar pada hari rabu. Dalam kitab Ta'limul Muta'allim Imam Az Zarnuji mengajarkan tentang bagaimana memulai belajar sebagaimana tradisi salafus shalih. Sperti menetapkan wakktu untuk memulai belajar adalah pada hari rabu, Imam Az Zurnuji menjadikan sebuah hadits Rasulullah sebagai dasar, Rasulullah bersabda, "Tiada sesuatu yang dimulai pada hari Rabu, melainkan akan menjadi sempurna." Begitu pula yang dikerjakan oleh Imam Abu Hanifaah, beliau juga meriwayatkan hadits tersebut dari guru beliau Syeikh Imam Qiyamudin Ahmad bin Abdur Rasyid. Syeikh Imam Yusuf Al-Hamdani juga menempatkan bahwa semua amalan baik pada hari Rabu. Dikarenakan pada hari sial bagi orang kafir, sehingga hari itu menadi diberkahi bagi orang mukmin.
  • Standar dalam memulai belajar
    • Mampu memmahami pelajaran dengan mengulangi 2 kali. Kemudian menambah kata sdikit demi sedikit setiap hari, bahkan meskipun pelajarannya panjang dan banyak sekalipun, dia masih mampu memahami dan mengulangi 2 kali. Harus bersikap bijak dan bertahap dalam belajar supaya menjadi kebiasaan, dan kebiasaan itu tidak bisa ditinggalkan kecuali dengan bersusah payah.
    • Memulai belajar dari ilmu yang paling mudah dipahami. Untuk murid baru dipilihkan kitab yang kecil dan ringkas. Karena hal itu akan lebih mudah dipahami dan dihafalkan, tidak membosankan dan membuat lelah karena banyak dipraktikkan di masyarakat.
    • Membuat sebuah catatan sendiri mengenai pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan, setelah dihafalkan dan diulang. Karena cara tersebut akan sangat bermanfaat. Selain itu, jangan sampai menulis sesuatu yang tidak dipahami, karena akan menyebabkan akan tumpul, menghilangkan kecerdasan, dan membuang waktu.
    • Membuat sebuah catatan sendiri mengenai pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan, setelah dihafalkan dan diulang. Karena cara tersebut yang bermanfaat. Selain itu, jangan sampai menulis sesuatu yang tidak dipahami, karena akan menyebabkan akal tumpul, menghilangkan kecerdasan, dan membuang waktu.
    • Harus bersungguh-sungguh dalam memahami pelajaran dari guru. Dengan cara merenungkan, memikirkan dan sering mengulang-ulangnya. Karena apabila pelajaran baru itu masih sedikit, sering diulang-ulang, dan direnungkan, maka akan cepat untuk dimengerti dan dipahami. Dikatakan, "Menghafal 2 huruf (kata) lebih baik daripada nmendengarkan 2 karung (buku tanpa menghafalnya). Memahami 2 huruf (kata) lebih baik daripada menghafal 2 karung (buku)." Apabila seorang penunntut ilmu pernah mengabaikan pemahaman, tidak mau berusaha satu atau dua kali, maka itu akan menjadi kebiasaan. Dan kalimat yang mudah sekalipun tidak bisa dipahami, maka jangan pernah mengabaikan pemahaman.
    • Melakukan mudzakarah (tukar pengetahuan), munazharah (beradu argumen), mutharahah (diskusi). Dilakukan dengan tidak berlebihan, tidak tergesa-gesa, dan penuh penghayatan. Dan harus menghindari keribbjtan dan kemarahan, karena musyawarah ini dimaksudkan untuk mencari kebenaran. Hindari berdebat dengan orang yang sekedar mencari menang dalam pembicaraan semata, atau orang yang tidak bertabiat lurus. Karena tabiat bisa mempengaruhi tabiat orang lain dan mudah berubah-ubah, akhlak itu mudah berubah-ubah, akhlak itu mudah menular, dan perkumpulan sangat besar pengaruhnya.
    • 6. Merenungkan dan memikirkan detail-detail ilmu sepanjang waktu dan memiasakannya. Karena detail-detail ilmu daoat dipahami dengan merenung, "Merenunglah, kau pasti akan paham."
    • Harus berpikir sebelum berbicara agar bicaranya benar.  Ucapan itu laksana anak panah, maka harus diluruskan terlebih dahulu dengan memikirkannya sebelum diucapkan supaya tepat. Dalam Ushul Fiqih dikatakan bahwa berpikir sebelum bicara adalah adasar yang sangat penting, "Puncaknya akal adalah perkataan yang harus diucapkan dengan penuh kehati-hatian disertai perenungan."
    • Bisa mengambil pelajaran dalam semua keadaan, waktu, dan dari siapapun. Rasulullah bersabda, "Hikmah adalah barang hilangnya seorang mukmin, dimanapun dia menemukannya, maka dia yang paling berhak untuk mengambilnya," Dikatakan, "Ambillah yang jernih (pelajaran yang kamu peroleh) dan tinggalkan yang keruh.
    • Menyatakan rasa syukur dengan lisan, hati, badan, dan harta. Menyadari bahwa kepahaman, ilmu, dan taufik itu datangnya dari Allah. Kita juga harus selalu memohon hidayah-nya dengan doa yang khusyuk karena hanya Allah lah memberikan hidayah kepada siapa saja yang memohon, Allah juga akan memberikan petunjuk dan melindungi kita dari jalan yang sesat. Allah berfirman, "Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (kekperluan)nya." (Qs. Ath-Thalaq:3)
    • Membeli kitab dengan harta sendiri, sehingga akan memudahkan dalam belajar dan bertafaquh. Seperti Imam Muhammad bin Hasan, beliau adalah orang yang memilki banyak sekali harta dan mempunyai 300 orang pegawai untuk mengurusi kekayaannya. Beliau membelanjakan semua kekayaannya demi ilmu dan fiqih, hingga tak tertinggal satu pakaian pun yang bagus.
    • Tidak boleh kikir terhadap hartanya, dan harus membelanjakan hartanya untuk keperluan diri sendiri dan juga keperluan orang lain. Pada zaman dahulu, orang-orang belajar bekerja kemudian baru belajar ilmu, sehingga mereka tidak tamak terhadap harta milik orang lain. Jika orang alim bersifat tamak, maka hilanglah kehormatan ilmuny, dan dia juga akan kelu untuk megucapkan kebenaran. Rasulullah pernah berdoa, "Aku berlindung kepada Allah dari sifat tamak yang membawa kepada kehinaan."
    • Tidak boleh surut dalam belajar, karena hal itu adalah bencana. Imam Burhanudin berkata. "Aku dapat mengungguli teman-temanku karena aku tidak pernah futur dan bimbang dalam belajar.
    • Tidak boleh menghinakan dirinya dengan menerima hadiah dariorang yang mempunyai tendensi atau maksud tertentu. Harus dipahami betul apa tendensi ketika ada orang yang memberi hadiah, karena memang pada zaman Rasulullah bisa dikatakan sebagai hadiah, tapi berbeda dengan zaman sekarang yang biasanya justru untuk menyuap. Tetapi kalua hadiah tersebut tidak membahayakan dan dari orang yang baik, maka boleh untuk diterima.
  • Problematika yangterjadi. Pada masa kini mayoritas dari kita ingin semuanya cepat, mudah, murah, ringan, dan instan, termasuk dalam memperoleh ilmu. Padahal sifat ilmu itu memilih orang-orang yang istiqamah, ilmu tidak akan datang kepada orang-orang yang mempunyai sifat atau mental yang lemah dan mudah menyerah. Kita wajib mensyukuri apa yang ada pada diri kita, termasuk memiliki akal pikiran. Karena dari situlah kita dapat menganalisa, memutuskan, dan memecahkan masalah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun