Mohon tunggu...
Dwin
Dwin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang makhluk ciptaan Tuhan yang unik, Hobi menulis dan bermimpi, Karena saya percaya bahwa tidak ada harapan jika tidak ada khayalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Seharusnya Pandangan Hidup Seorang Muslim?

29 Maret 2024   19:50 Diperbarui: 29 Maret 2024   19:56 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Pandangan hidup muslim sebenarnya banyak sekali istilahnya. Di negara barat dikenal istilah worldview, ada worldview dari berbagai macam ideologi, dan tentunya ada islamic worldview. Dibahasa Melayu dikenal istilah pandangan alam Islam, di Indonesia sering kali akrab dengan istilah pandangan hidup seorang muslim. Beberapa istilah itu sebenarnya masih kurang pas, walaupun kemudian kita menggunakan istilah yang populer yaitu pandangan hidup seorang muslim, tapi istilah yang paling pas dan akurat adalah sebagaimana yang digunakan oleh seorang cendekiawan muslim dari Malaysia al-atas, beliau menggunakan istilah "Ruqyatul islamil wujud" artinya pandangan Islam terhadap segala sesuatu yang wujud. Jadi, Islam punya pandangan terhadap segala sesuatu, dan "Ruqyatul islami wujud "adalah istilah yang pas, karena kalau istilah worldview adalah cara berpikir orang barat yang berarti pandangan dunia, walau istilah pandangan hidup, hidup yang mana? Karena setelah hidup ini ada hidup berikutnya. Dan Islam membahas segala hal dari yang Zahir sampai yang batin, dari yang gaib sampai yang belum terjadi. surga dan neraka belum pernah kita lihat, tapi sudah dibahas dalam agama kita. Masa depan belum kita ketahui, tapi sudah dibahas oleh Islam. Takdir tidak mudah kita nalar, tapi semua juga dibahas oleh Islam. Maka, istilah "rukyatul islamil wujud benda adalah pandangan Islam terhadap segala sesuatunya.
  • Pandangan hidup inilah yang berbeda-beda dalam setiap ideologi, bahkan hampir setiap manusia punya pandangan yang khas terhadap segala sesuatu dalam hidupnya. oleh karena itu, yang disebut Ghawzul Fikri atau perang pemikiran pada hakikatnya adalah Clash of worldview artinya ada benturan antar pandangan hidup. Itu terjadi karena memang setiap ideologi punya pandangan yang berbeda, memang bisa membicarakan satu hal yang sama tapi cara memaknainya sangat berbeda. apakah semua orang telah sepakat tentang hakikat manusia? Sebagai umat muslim kita pasti ingat dalam surat al-baqarah ayat 30 "Dan ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada mereka" aku hendak menjadikan khalifah di bumi. "Artinya manusia itu khalifah atau wakil Allah di muka bumi walaupun kita tidak sama dengan Allah, tapi kita harus mewakili kebijakan-kebijakan Allah. Maka kita tidak boleh merusak nama baik Allah maha pengasih maha penyayang maka seorang hamba Allah dan wakil Allah harus mengasihi dan penyayang juga. Kalau Allah maha perkasa maka wakil Allah juga harus berkas juga tidak boleh lemah, itulah konsekuensinya. Memang keperkasaan kita tidak mungkin dibandingkan dengan maha perkasanya allah, tapi bagaimanapun kita harus mewakili. Itu sebagian diantara tugas kita sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Ada pandangan yang lain dari orang barat mereka sepakat bahwa dalam taksonomi biologi, manusia masuk dalam kelompok hewan kingdom animalia. Maka kita sering melihat dalam gambaran teori evolusi, manusia itu hasil evolusi dari hewan primata, manusia purba, manusia modern tapi ada konsekuensinya dari pandangan ini kalau manusia dianggap bagian dari binatang, maka analisisnya juga seperti binatang. binatang kalau lapar harus makan, kalau haus harus minum, kalau birahinya bangkit harus kawin, terkadang mereka saling mengusir dan membunuh, mereka tidak bisa bersabar, sedangkan manusia punya aturan-aturan yang diajarkan oleh agama. Jika melihat manusia termasuk dalam spesies dunia binatang eksploitasi bahwa perutnya, dan jadilah kapitalisme seperti sekarang ini.
  • Maka jangan heran kalau banyak analisis yang mengatakan bahwa naluri terdalam dari setiap manusia adalah naluri seksual, ada juga yang mengatakan naluri paling utama adalah naluri bertahan hidup. perlu dikritisi, kalau naluri manusia yang paling dalam adalah naluri bertahan hidup atau survival , demi survive maka dia akan melakukan apa saja. tapi apakah bertahan hidup adalah naluri terkuat kita? Kalau demikian bagaimana yang menjelaskan tiga orang syuhada di perang? Di perang yarmuk ada 3 orang sedang terbaring kesakitan yang semuanya meminta minum, namun tidak sempat terminum air tersebut karena banyak di oper sampai mereka mati syahid, salah satu diantara 3 orang syuhada ada anak Abu Jahal, yaitu ikrimah, ini dulu pada saat Fathul Mekah jadi penjahat, tapi kemudian masuk Islam dan berjihad, artinya mati sebagai syuhadat. manusia bisa berubah, tapi binatang tidak paling kalau binatang buas menjadi jinak hanya karena makanan, dan manusia tidak sama dengan binatang. Kalau nalurinya adalah survival, segelas air itu tidak akan banyak dioper. di situlah Islam memandang manusia dengan cara pandang yang lain. Mungkin di barat Mereka sudah terbiasa menganggap manusia sebagai binatang pemamah maka perilaku Mereka pun seperti itu.
  • Ada lagi pandangan tentang anak, di dalam Islam anak adalah amanah dari Allah. amanah atau titipan tidak boleh dirusak begitu saja. Maka amanah dari Allah berupa aneh adalah sesuatu yang harus kita besarkan dengan baik, harus kita jadikan mereka menjadi soleh dan shalehah. Tapi di luar sana, ada yang berpikiran lain, ketika berbicara anak, yang dibayangkan adalah beban finansial, dan ini sudah terjadi sejak dahulu. Seperti pada masyarakat Arab jahiliyah, ada pembunuhan anak bayi perempuan karena mereka memandang anak dari sisi ekonomi tapi tidak semua melakukan itu titik sampai sekarang pun masih ada, oleh karena itu  jahiliyah ada dari masa ke masa. Sekarang ada pandangan baru yaitu mereka tidak mau punya anak bukan tidak bisa, kalau tidak bisa atau belum dikasih namanya mereka bebas tanpa punya anak biasanya mereka akan beralasan tidak mau melahirkan anak di dunia yang sedang kacau ini titik terlihat sangat empati dan simpati, padahal Mereka menginginkan bebas dari anak, tandanya anak adalah beban. Kalau ditelusuri, orang yang berpikir anak sebagai beban pasti punya masa lalu yang kurang baik dengan kedua orang tuanya. Karena orang tuanya memperlakukan dan menganggapnya sebagai beban hukuman jadi wajar saja kalau anak menjadi tidak tahu cara menghargai dirinya sendiri dan tidak punya value diri yang baik. Maka wajar dia berpikir bahwa anak itu menyusahkan dan menjadi beban titik ada orang yang menganggap anda sebagai amanah, ada pula yang menganggap anak sebagai beban, keduanya memang sama-sama berat. Tapi ada bedanya antara orang yang menganggap beban ini punya nilai dengan yang tidak merasa punya nilai. kalau kita bersabar, maka Allah akan Rida dengan kita, dan anak akan menjadi pewaris kesalehan orang tuanya. Jadi ada perbedaan pandangan terhadap satu hal yang sama, sama-sama anak dan sama-sama manusia, tapi cara pandangnya berbeda.
  • apakah semua manusia punya cara pandang yang sama terhadap agama? bagi kita agama itu bukti penghormatan kita kepada Allah. dalam kajiannya prof. M. Naquib Al-Attas panjang sekali membahas tentang konsep kata "Dien" saat dengan kata "DIen" berarti hutang titik menurut beliau dasar dari kita beragam adalah perasaan berhutang kita harus mengerti apa yang kita miliki adalah pinjaman dari Allah tidak ada yang bisa kita miliki sendiri. kita bisa saja mengatakan semua pencapaian kita saat ini adalah hasil kerja keras kita tapi siapa ya yang belajar kan kerja keras? Orang lain kita bisa sekolah tinggi karena dibiayai oleh orang tua. Banyak sekali orang terlibat untuk memastikan hidup kita ini baik-baik saja jika kita anggap itu hasil belajar daripada kita sendiri, berarti kita tidak pandai bersyukur, karena segala yang kita miliki ini tidak pernah pure dari kita sendiri, ada peran orang lain dan orang Tua. itulah beragama percuma kalau kita disuruh salat, puasa, dan zakat, tapi kita tidak pernah paham bahwa kita punya hutang dengan Allah. kalau kita merasa berhutang dengan Allah, akan mudah saja kita salat, puasa, zakat, dan seterusnya. Hutan kita dengan Allah adalah hutang yang sangat menarik, karena tidak bisa dibayar, apa yang mau dipersembahkan kepada Allah untuk membayar hutang Kita? Sementara Allah telah memiliki segalanya, apa yang kita punya adalah milik Allah juga tidak apa yang bisa kita persembahkan tanda tanya ketaatan dan ibadah kita kepada Allah masalahnya begitu kita beribadah dan bersyukur karena ternyata Allah tambahkan nikmatnya, jadi bertambah lagi hutangnya tidak jadi kita mau bersyukur ataupun cover sekalipun Allah akan menambahkan. orang kafir pun masih mendapatkan rahmat Allah, karena salah satu rahmat Allah adalah oksigen dan aliran darah misalnya, kalau itu berhenti, selesai. orang beriman yang rajin bersyukur akan ditambal nikmatnya, maka hutang kita bertambah terus. Apa yang bisa kita lakukan? Kita bisa memberikan ketaatan kepada Allah Karena semua yang kita punya adalah milik Allah kemauan pinjaman dari Allah. Ketaatan kita bukan ketaatan yang punya jam kerja dan hari libur.
  • Oleh karena itu, banyak orang yang tidak mengerti bahwa kenapa orang Islam dalam segala hal selalu bawa-bawa agama? Banyak pula yang mengatakan "jangan bawa-bawa agama ke politik" itulah cara berpikir orang kafir. dia tidak mengerti bahwa kita punya hutang segalanya dan segala hal yang dia miliki adalah milik Allah. bagaimana berpolitik, berekonomi, berpendidikan tidak pakai Islam? Masuk toilet saja aturan Islam banyak yang kita pakai, meskipun orang berpikir itu hanya secuil dari bagian fiksi, bagaimana kita tidak bawa agama ke segala tempat yang kita lewati, ke dalam aktivitas makan, minum, tidur, memilih pasangan, rumah tangga, dan lain-lain. bagi orang barat, orang di luar Islam, mereka tidak bisa memahami kenapa orang Islam sangat berkomitmen pada agamanya kamu bagi mereka agama itu urusan private. Bagaimana agama yang dikatakan sebagai urusan private? Padahal kita punya kebutuhan untuk mengerti dan mengenali kira-kira yang kita hadapi muslim atau bukan. agama juga tidak bisa dijadikan urusan privat karena agama mengatur segala hal seperti muamalah atau berdagang. Dan percuma seorang muslim yang baik tidak disuruh untuk tidak memperhatikan agamanya karena ketika kita bersin saja orang tahu kita muslim, karena setelahnya kita biasa mengucapkan "Alhamdulillah". Oleh karena itu, Alquran mengatakan inilah, Allah. siapakah yang lebih baik ketiganya daripada Allah? dan kepadanya kami menyembah" (QS. al-baqarah ayat 138). maka seorang mukmin akan terlihat terutama muslimah karena memakai jilbab, tapi di luar masalah pakaian, tetap saja terlihat, namun bagi orang barat agama hanya dibawa ke rumah dan ke rumah ibadah, di luar itu tidak ada agama. Cara pandang kita terhadap agama tidak selalu sama walaupun sama-sama menyebutnya dengan agama, oleh karena itu Alquran menyebut dalam surat al-kafirun ayat ke 6 (untukmu agamamu). bukan hanya karena agama kita berbeda tapi cara pandang kita terhadap agama juga berbeda.
  • Kemudian bagaimana kita bicara soal ilmu, ilmu pengetahuan itu untuk apa? Kenapa belajar sains? Mungkin ada yang berpikir kita belajar ilmu pengetahuanku mau mengembangkan teknologi untuk keuntungan diri sendiri, itulah cara berpikir orang kafir. Ke seorang muslim, maka kita melihat sains sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah "sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata," ya Tuhan kami kau mati engkau menciptakan semua ini sia-sia maha suci engkau, lindungilah kami dari azab neraka" (QS Ali Imran ayat 190-191).  kita melihat dalam semesta ini untuk meraba kebesaran Allah. terkadang orang tidak mengerti selain justru mempunyai pikiran macam-macam bahwa orang sains itu logis generasional yang tidak dipahami oleh akalnya dia tidak akan percaya. Kata siapa? Semua saintis tahu bahwa kalau ada sesuatu yang belum dipahami atau diketahui, bukan berarti sesuatu itu tidak ada. justru yang bukan saintis yang asing dengan dengan fakta itu karena sains adalah sesuatu yang berkembang terus-menerus. oleh karena itu, kalau kita mempelajari sains tapi kemudian tidak bertambah iman kita berarti memang kita salah tujuan dari awalnya. Kalau bertujuan untuk mencari keuntungan semata, jadi menciptakan barang-barang yang malam merusak ke masa berarti pencemaran lingkungan. teknologi digunakan untuk pornografi dia merusak manusia titik padahal saya bisa digunakan untuk kita belajar mengerti kebesaran Allah aku mah terkadang orang belajar sains tapi lupa sama Allah. Buya hamka berkata "selain itu hanya bisa menjelaskan tentang bagaimana tapi tidak pernah bisa menjelaskan tentang mengapa. hikmah memang tidak bisa dijelaskan dengan sains oleh karena itu, Ulil albab dimulai dengan mengingat Allah. ini semua tanda-tanda kebesaran Allah aku hanya tanda-tanda saja, karena Allah belum memperlihatkan semua kebesarannya. Kalau yang ini saja kita tidak bisa menalarnya, nantinya di sana lebih tidak terdengar lagi. Pada hari ketika mereka berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapakah yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan yang maha pengasih dan dia hanya mengatakan yang benar. (QS an-naba ayat 38) kalau dunia ini saja sudah bisa membuat kita bertekuk lutut dan tidak selesai-selesai kita teliti, maka jangan kita yang di sana bisa kita pahami, karena di akhirat akan lebih dahsyat dan lebih besar lagi. kalau di sini hanya tanda-tanda kecilnya saja susah, apalagi di sana. Bisa dilihat perbedaan pandangan ilmu, ada yang semakin berirama semakin beriman, ada yang lagi berilmu tapi terkadang tidak berguna tidak seperti pada orang-orang Barat ke rumah mereka tahu efek buruk seks bebas dan minuman keras rumah tapi mereka tidak mencegahnya, dan tetap saja yang mereka lakukan. Karena ilmunya dari awal hanya sekedar tahu saja, tapi tidak dijalankan nanti kalau ilmu hanya sekedar pengetahuan untuk menambah kredit barangkali untuk jadi seorang ilmuwan, akademisi, itulah akibatnya.
  • Dalam memahami dunia, orang barat yang ateis memahaminya sebagai satu-satunya realistis, maka dunia inilah yang kita punya, yang lain tidak punya tetapi orang muslim tidak berpikir demikian, karena dengan bahasa Arab dunia itu dekat. kalau kita sering lupa dengan akhirat, itu karena pandangan kita hijab oleh dunia. Akhirat memang tidak jauh, akhirat itu dekat, tapi dunia yang pasti lebih dekat urusan dunia dan akhirat tidak akan mungkin bisa diseimbangkan, dalam Islam diajarkan bahwa semua perkara dunia berhubungan dengan akhirat Alquran terus menyindir kita dengan kalimat "( apa kamu berakal atau tidak? ). Akal dalam bahasa Arab artinya tali kekang, menjadi orang berakal itu terbukti kalau dia bisa mengekang dirinya. Tapi kalau hanya sekedar tahu, pengetahuan itu tidak bisa membuat untuk mengekang dirinya, maka itu hanya berotak saja aku mah bukan berakal. Orang berakal adalah orang yang punya tali kekang bisa mengendalikan dirinya dan tahu timing-nya. Kalau kita tahu sesuatu yang jelek tapi tetap kita konsumsi, berarti akal kita lemah. Kalau kita tahu sesuatu yang baik tapi tidak kita kerjakan, tandanya akal kita lemah. dalam Alquran, dunia memang tidak pernah punya konotasi positif, selalu negatif, karena dunia ini selalu memberikan distraksi, membuat pikiran kita menjadi tidak terfokus pada tujuan yang sebenarnya ingin dicapai. tujuan kita sebenarnya adalah akhirat, bukan dunia, kalau ada yang berkata dunia ini penuh dengan kenikmatan, akhirnya lebih penuh lagi dengan hal itu. Ampun tidak pernah menyuruh bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian di dunia kita harus mengambil bagian juga. kalau tidak mengambil bagian ke mama kita akan salah, karena memang sudah ada aturan yang Allah tentukan. Jangan pula berlebihan selama di dunia komen di dunia ini kita hanya mengumpulkan bekal untuk sampai ke akhirat.
  • Dalam Sirah Nabawiyah ada kisah kaum musyrikin datang kepada Rasulullah dan menawarkan, "wahai Muhammad, kamu menyembah Tuhan kami kamu menyembah Tuhan kamu kemah kalau kamu cocok dengan agama kami, maka kamu pindah ke agama kami, kalau kami cocok dengan agama kamu kamu juga akan pindah ke agama kamu, bagaimana? " Di situlah Allah menurunkan surat al-kafirun terdiri dari 6 ayat, dan ayat kedua sampai kelima redaksinya mirip dan hampir berulang-ulang ditegaskan secara terus-menerus bahwa kita tidak menyembah Tuhan yang sama. Hal seperti itu hanya dilakukan oleh orang yang tidak serius dalam beragama. tapi seorang muslim itu harus serius dalam beragama. Tuhan kita bukan berhala, Tuhan kita Allah yang bisa mencabut nyawa kita kapan saja, kita tidak berani kafir walaupun hanya semenit, kafir semenit tiba-tiba gelap dan ada pertanyaan "man rabbuka?" kita harus takut jika mati bukan dalam keadaan muslim, seperti ini terjadi karena yang kita sembah berbeda, maka cara pandang dan berpikir kita juga berbeda. mungkin diantara dari kita kurang menyadari efek dari tauhid dan Islam, kenapa cara berpikir kita, tapi renungkan, bukankah banyak cara dan logika berpikir kita yang selama ini dibentuk oleh Islam?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun