REMAJA MEMBUNUH, POTRET BURAM GENERASI
Oleh : Walidatul Widad
Kasus pembunuhan seperti tak pernah alpa dari berita. Yang terbaru dan paling viral yaitu terbunuhnya satu keluarga di Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur. Tragisnya, pembunuhnya adalah seorang pemuda yang merupakan tetangga dari korban. Pelaku berinisial J (16 tahun) membunuh lima orang sekaligus yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan 3 orang anak, setelah pulang minum-minum dengan temannya. Diduga motif pembunuhan yang dilakukan karena persoalan asmara. Diketahui bahwa pelaku sempat memiliki hubungan asmara dengan anak pertama korban, namun tak direstui dikarenakan korban sudah memiliki calon lain untuk anaknya.
Kasus ini menambah rentetan panjang potret buram pendidikan di Indonesia yang gagal untuk mewujudkan siswa yang memiliki karakter terpuji. Di tengah arus liberalisasi yang masif dan kurangnya pembekalan ilmu agama, maka jangan heran jika adab pemuda saat ini jauh dari kata baik. Dari kasus ini kita juga bisa mengkritisi, bahwa konsumsi minuman beralkohol yang masih dilegalkan di Indonesia juga merupakan pemicu terjadinya tindakan kekerasan bahkan bisa menyebabkan hilangnya nyawa.
Kasus pembunuhan yang berulang dengan motif serupa seharusnya menjadi pelajaran. Negara semestinya memberikan porsi besar untuk membahas masalah remaja. Untuk menyelesaikan masalah ini, maka perlu untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang sudah berlangsung di Indonesia. Mengharapkan siswa memiliki karakter yang baik dengan pendidikan karakter yang lepas dari nilai spiritual adalah kemustahilan. Hanya pendidikan Islam yang mampu mewujudkan pemuda berkepribadian mulia.
Pendidikan Islam merupakan bagian integral dari sistem Islam yang berbasis akidah Islam dan terbukti menghasilkan individu yang bertakwa, menguasai teknologi, dan memiliki empati sehingga ilmu dan skill yang dimiliki diberdayakan untuk mencari solusi berbagai masalah umat. Generasi yang dihasilkan dari sistem pendidikan Islam memiliki kepribadian Islam. Yaitu pola pikir dan pola sikap yang berstandar pada halal-haram, bukan asas manfaat atau keuntungan ekonomi semata. Konsep generasi emas dalam Islam begitu komprehensif. Segala potensi yang ada pada manusia diarahkan untuk mencari solusi masalah masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H