Mohon tunggu...
Johanes Adrian Putra pratama
Johanes Adrian Putra pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Berolahraga, Menonton film

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengaruh Media Sosial terhadap Interaksi Sosial Generasi Milenial

14 Desember 2024   23:37 Diperbarui: 14 Desember 2024   23:37 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial telah merubah cara kita berinteraksi satu sama lain. Khususnya, generasi milenial, yang tumbuh bersama perkembangan teknologi ini, merasakan dampak yang signifikan. Pengaruh media sosial terhadap interaksi sosial generasi milenial membawa berbagai implikasi, baik positif maupun negatif.

Salah satu dampak positif utama dari media sosial adalah kemampuannya untuk mempererat hubungan antar individu dan memperluas jaringan sosial. Melalui platform seperti Facebook, Instagram, dan Twitter, generasi milenial dapat dengan mudah menjaga komunikasi dengan teman dan keluarga, terlepas dari jarak geografis. Media sosial juga memungkinkan pengguna untuk bertemu dan berinteraksi dengan individu dari berbagai latar belakang, yang sebelumnya mungkin sulit terjadi di dunia nyata.

Namun, kemudahan berinteraksi secara online sering kali mengakibatkan menurunnya kualitas interaksi tatap muka. Banyak generasi milenial yang lebih memilih untuk berkomunikasi melalui teks atau pesan instan daripada bertemu langsung. Hal ini bisa menyebabkan rasa keterasingan dan menurunnya kemampuan komunikasi interpersonal. Ketergantungan pada media sosial juga dapat mengurangi kesempatan untuk membentuk hubungan yang lebih mendalam dan bermakna.

Tidak bisa dipungkiri bahwa media sosial juga berdampak pada kesehatan mental generasi milenial. Paparan terus-menerus terhadap konten yang dikurasi dengan hati-hati oleh orang lain sering kali menimbulkan perasaan kurang puas terhadap diri sendiri. Fenomena ini, yang dikenal sebagai "comparison culture," dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi. Selain itu, notifikasi yang terus-menerus dan keharusan untuk selalu "terhubung" bisa mengganggu pola tidur dan keseimbangan hidup.

Budaya FOMO atau rasa takut ketinggalan juga menjadi salah satu dampak negatif media sosial yang sering dirasakan oleh generasi milenial. Melihat aktivitas teman atau kenalan yang tampak lebih menarik dan seru di media sosial dapat menimbulkan rasa cemas dan kurang puas dengan kehidupan sendiri. Hal ini dapat mendorong individu untuk terus memeriksa dan memperbarui akun media sosial mereka, yang pada akhirnya mengganggu keseimbangan antara kehidupan online dan offline.

Di sisi lain, media sosial juga memiliki peran penting dalam aktivisme dan penyebaran kesadaran sosial. Generasi milenial memanfaatkan platform ini untuk mengorganisir gerakan sosial, kampanye kesadaran, dan menggalang dukungan untuk berbagai isu penting, mulai dari lingkungan hingga hak asasi manusia. Media sosial memungkinkan informasi tersebar dengan cepat dan menjangkau audiens yang lebih luas, yang sebelumnya sulit dicapai melalui media tradisional.

Pada akhirnya, pengaruh media sosial terhadap interaksi sosial generasi milenial sangatlah kompleks. Media sosial memiliki potensi untuk memperkaya kehidupan sosial dan memperluas wawasan, namun juga membawa tantangan yang perlu diatasi. Penting bagi generasi milenial untuk menggunakan media sosial dengan bijak, menjaga keseimbangan antara interaksi online dan offline, serta selalu memprioritaskan kesehatan mental mereka.

Dengan memahami dan mengelola dampak media sosial dengan bijak, generasi milenial dapat memanfaatkan teknologi ini untuk kebaikan tanpa harus mengorbankan kualitas hubungan sosial dan kesehatan mental mereka. Kemampuan untuk mengelola penggunaan media sosial dengan bijak adalah keterampilan penting yang dapat membantu generasi milenial meraih manfaat maksimal dari teknologi ini.

Referensi : 

Boyd, D. (2014). It's Complicated: The Social Lives of Networked Teens. Yale University Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun