Mohon tunggu...
Citra Farand Mahardika
Citra Farand Mahardika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

Saat ini saya sedang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons (The Structure of Social Action)

20 September 2022   14:54 Diperbarui: 20 September 2022   15:10 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori ini sangat berkaitan dengan tokoh sosiologi yang banyak mempengaruhi pemikiran sosiologi khususnya di Amerika Serikat, yaitu Talcott Parsons. Parsons lahir di Colorado Spring pada tahun 1902 dan menutup usia pada tahun 1979. Parsons dibesarkan dalam keluarga intelektual dan religius, ayah dari Parsons merupakan pendeta sekaligus professor di PT kecil. 

Pada tahun 1924 Parsons mendapat gelar sarjana muda pada Universitas Amherst dan mulai mengajar di Harvard dan Heidelberg pada tahun 1927, kemudian pada tahun 1937 Parsons menerbitkan buku The Structure of Social Action dan menjadi Kajur Sosiologi di Universitas Harvard pada tahun 1944, selanjutnya pada 1946 Parsons mendirikan Departemen Hubungan Sosial dan menerbitkan The Sosial System pada tahun 1951 sehingga Parsons menjadi tokoh sosiologi dominan di Amerika, namun pada 1960 Parsons mendapat serangan dari sayap kiri radikal karena dianggap terlalu konservatif.

Asumsi dasar dari teori fungsionalisme struktural adalah menganalogikan anatomi tubuh manusia, maksudnya masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari para anggotanya akan nilai kemasyarakatan, sehingga masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan, singkatnya masyarakat merupakan kumpulan sistem sosial yang saling berhubungan dan ketergantungan antara satu dengan yang lainnya.

Pemikiran fungsionalisme struktural tidak terlepas dari aktor dan sistem sosisal, menurut Parsons aktor merupakan kombinasi pola nilai -- orientasi yang diperoleh pada derajat yang sangat penting dan menjadi fungsi struktur peran serta nilai dominan dalam sistem sosial, sedangkan sistem sosial adalah sejumlah aktor yang saling berinteraksi dalam lingkungan tertentu. Mereka memiliki motivasi untuk mencapai kepuasan yang didefinisikan dalam symbol bersama yang terstruktur secara kultural tertentu. 

Dalam sistem sosial ini terdapat aktor, interaksi, lingkungan, optimalisasi kepuasan dan kultur aktor. Untuk memelihara integrasi pola nilai dalam sistem sosial ini menggunakan internalisasi dan sosialisasi, dalam konteks sosialisasi individu akan ditanamkan norma, nilai, aturan dan tradisi, setelah sosialisasi di tanamkan kemudian proses internalisasi akan semakin menguat dan individu akan memiliki kesadaran kolektif. Kesadaran ini menandakan bahwa individu sudah melekat pada diri masyarakat.

Masyarakat dalam fungsionalisme kultural harus berjalan secara harmonis, rukun dan seimbang, untuk menghindari konflik masyarakat harus patuh pada nilai dan norma melalui mekanisme sosialisasi dan internalisasi. Agar mempertahankan keharmonisan masyarakat Parsons memberikan pola AGIL (Adaptation, Goal attainment, Integration, Latency) Parsons menyebutkan bahwa setiap masyarakat selayaknya memiliki keempat subsistem ini.

Empat Fungsi A.G.I.L

1. Fungsi adaptasi (Adaption) adalah sebuah sistem harus menyesuaikan dengan lingkungan, adaptasi dilaksanakan oleh subsistem ekonomi. Misalnya dengan melaksanakan produksi dan distribusi barang dan jasa

2. Fungsi pencapaian tujuan (Goal attainment) adalah sebuah sistem harus mendefiniskan dan mencapai tujuan utamanya, goal dilaksanakan oleh subsistem politik. Misalnya distribusi kekuasaan dan memonopoli unsur paksaan yang sah (Negara)

3. Fungsi Integrasi (Integration) adalah sebuah sistem harus mengatur antar hubungan yang menjadi komponen, integrasi dilaksanakan oleh subsistem sosial dan hokum dengan cara mempertahankan perpapduan komponen yang konflik untuk mendorong terbentuknya solidaritas sosial

4. Fungsi mempertahankan pola dan struktur masyarakat (Lattent pattern maintenance)adalah sebuah sistem harus memperbaiki motivasi individual maupun pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi, dilaksanakan oleh subsistem budaya untuk menangani urusan pemeliharaan nilai dan norma untuk tujuan kelestarian struktur masyarakat yang terbagi dalam beberapa subsistem, seperti keluarga, dan institusi pendidikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun