Mohon tunggu...
Ahmad Risal Bakri
Ahmad Risal Bakri Mohon Tunggu... -

saya dilahirkan ujung pandang sulsel, SD di ujung pandang yang sekarang dikenal kota Makassar lulus di kaltim KUKAR, MTS di balikpapan, MA,MAN Di balikpapan lulus di KUKAR kota tenggarong, sekarang saya berkuliah di fakultas pertanian UNIKARTA KUKAR, Prodi : Agroteknologi, Sekarang semester 12, aktifitas Di HMI & Forum Loa - Kulu, KAB. KUKAR

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Otonomi Khusus Sudah Layak Diberikan kepada Kukar

9 November 2014   02:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:17 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

otonomi khusus (otkus) suda mulai diperbincangkan dikalangan pejabat kukar baik legislatif maupun eksekutif dan beberapa waktu lalu sempat diwacanakan yudisial riview  tetapi tidak mengundang hasil karena berbagai dalih yang disampaikan pusat antaralain "APBD kurang lebih 7 T. tidak mampu di belanjakan sampai habis apa lagi mengajukan yudisial reviu" dan saya yakin, ketika daerak kita kukar memperjuangkan otkus di pusat pasti ada lagi dalih mereka, saya fikir ini hal yg cukup sederhana " APBD ini kan punya kita KUKAR entah kita mau habiskan atau tidak inikan urusan kita didaerah"  kita menilai sangat lamban, menyadari bahwa selama ini hasil alam kita baik migas dan batu bara menyumbangkan ke Pusat sangat besar.

"Produksi total minyak di Kukar bisa mencapai 134.626 barel, dengan perincian: 60.331 barel minyak mentah dan 74.295 barel kondensat. Sedikitnya empat perusahaan multinasional tengah melakukan eksploitasi di Kukar. Saat ini, keempat perusahaan tersebut mampu menghasilkan minyak dan gas bumi tiga kali lebih besar daripada Brunei. " (http://wartaekonomi.co.id)

dan kita bisa menilai dari hasil riset warta ekonomi menunjukkan bahwa kukar sebagai 50 kota terkaya di indonesia

" Dalam hasil riset Warta Ekonomi tentang “50 Kota Terkaya Indonesia 2012”, Kutai Kartanegara terpilih sebagai peringkat pertama. Hal ini karena kabupaten ini memiliki wilayah potensi sumber daya alam yang amat kaya, dengan luas wilayah darat 27.263,10 kilometer. "

prestasi ini selayaknya dijadikan acuan untuk memperjuangkan otkus, bukan hanya papua dan daera lain tapi kukar juga berpotensi bisa seperti daerah lain yang mendapatkan otsus dengan pertimbangan yang ada, dan kita bisa melihat data PDRB kukar juga melebihi dari Bontang, Kutai Timur, Balikpapan, dan Samarinda. Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan penyumbang PDRB Kaltim tertinggi.

Selama kurun waktu 2007–2010, penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar untuk Provinsi Kalimantan Timur adalah Kutai Kartanegara, Bontang, Kutai Timur, Balikpapan, dan Samarinda. Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan penyumbang PDRB Kaltim tertinggi dengan rata-rata mencapai 33,88%. Maka, Kutai Kartanegara (Kukar) begitu penting bagi perekonomian Provinsi Kalimantan Timur. (http://wartaekonomi.co.id)

ketika otkus tidak disikapi oleh pusat ini bisa menjadi bom waktu lambat laun di kukar akan muncul seperti di papua dengan opek nya dan di aceh dengan GAM nya, tetami ini bukan menjadi harapan kita, NKRI harus kita junjung tinggi, setidaknya ada keadilan bagi daerah kukar seperti yang dijabarkan diatas bukan tidak ada alasan.


suda pantas otkus diberikan kepada kukar sebagai penyumbang terbesar terhadap pusat masih banyak yang kita harus benahi di daerah kita yang membutuhkan anggaran yang cukup banyak ketika otksus ini didak diberikan kepada kukar yakin saja pembangunan sangat lamban dan penganguran kemiskinan sulit diatasi karena anggaran yang didak berimbang dengan penghasilan apa lagi daerah kukar secara giografis sangat luas banyak membutuhkan jembatan - jembatan sebagai penghubung dengan kecamatan lain dan jalan - jalan, sehingga akses masyarakat dipermuda dan pada akhirnya perekonomian masyarakat kukar meningkat secara otomatis terjawab semua kebutuhan yang selama ini di impi - impikan KUKAR. by ahmad risal bakri HMI Cab, Tenggarong Bid. PPD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun