[caption id="" align="alignnone" width="675" caption="Ilustrasi kura kura dan monyet/google"][/caption] Kabar burung Elang cepat tersiar. Bahwa kancil kalah balapan lari sama kura-kura ! Kabar ini terdengar juga oleh monyet. Masa, kancil kalah balap lari sama kura-kura ? Aku lebih pintar dari kancil ! Apalagi Kura-kura! Maka monyet pun bertekad untuk mencoba mengadu kepandaian dengan kura-kura. Aku akan menantang kura-kura berlomba menanam pisang. Pohon pisang siapa yang lebih cepat berbuah. Aku sudah tahu caranya! Di pagi yang cerah, di pinggir sungai, seekor kura-kura sedang asyik melihat para petani sedang menanam padi, ada juga yang sedang menanam pisang, jagung dan kacang panjang. Datanglah seekor monyet yang ingin menjajal kepandaian kura-kura. "Hai kura-kura, mari kita berlomba menanam pisang. Pohon pisang siapa nanti yang duluan berbuah !" "Untuk apa kita berlomba menanam pisang ? Aku belum bisa dan belum pernah menanam pisang." jawab kura-kura. "Katanya kamu menang balapan lari sama kancil ? Sekarang mari kita berlomba menanam pisang ! Pokoknya kalau kamu kalah, kamu tidak boleh lagi muncul ke darat ! Kamu hanya boleh hidup di dalam sungai. Aku tidak akan kalah seperti kancil ! Aku lebih pandai dari Kancil. Bagaimana kura-kura, berani ?" Monyet menantang kura-kura dengan sombongnya. "Baiklah kalau begitu, besok kita mulai. Tuh disitu ada lahan kosong punya pak tani." jawab kura-kura Maka keesokan harinya seekor kura-kura dan seekor monyet kelihatan sedang sibuk membuat lubang untuk ditanami pisang. Kura-kura menanam pohon pisang yang masih kecil, meniru pak tani yang dilihatnya waktu menanam pisang. Tetapi anehnya, yang ditanam monyet bukan pohonnya, tapi jantung pisangnya! "Sudah selesai kura-kura ? Kok lama sekali ? Hahahahaha....menanamnya saja lama, kapan berbuahnya ?" Monyet mentertawakan kura-kura, mengejek. "Lihat saja nanti " jawab kura-kura sambil terus menimbun lubang yang sudah ada pohon pisangnya. Setelah selesai menanam jantung pisangnya, monyet ngeloyor pergi meninggalkan kura-kura yang masih belum selesai merapihkan tanaman pohon pisangnya. Monyet merasa bahwa dia pasti akan menang. ** Sehari, dua hari, hampir tiap hari monyet dan kura-kura melhat tanaman pisang mereka. Monyet merasa yakin sekali bahwa tanaman pisangnya yang akan cepat berbuah. Monyet berpikir : Buah pisang keluar dari jantung pisang, kenapa harus pohonnya yang ditanam ? Kalau langsung jantungnya yang ditanam, berarti akan lebih cepat keluar buahnya. Monyet lupa, bahwa jantung pisang keluar dari pohon pisang! Hampir tiap hari monyet mengejek kura-kura yang rajin menyirami pohon pisangnya, menyiangi rumput-rumput yang tumbuh di sekitarnya, menggemburkan tanahnya. Disekelilingnya dipagari bambu. Sedangkan monyet hanya duduk bermalas-malasan saja sambil melihat kura-kura yang sedang rajin bekerja. Tiga minggu telah berlalu. "Kura-kura ?" tanya monyet "Kuk !"jawab kura-kura "Bagaimana tanaman pisangmu ? tanya monyet lagi "Sudah tumbuh daun baru empat lembar, tingginya tambah satu meter. Bagaimana punya kamu ?" jawab kura-kura. Masih ...atung...tambah eot....ae !" jawab monyet (masih jantung tambah peot bae, bahasa sunda), artinya masih berupa jantung tambah kurus saja. Begitulah tanya jawab monyet dan kura-kura tiap hari. Biasanya monyet yang bertanya duluan, dijawab oleh kura-kura : K u k. Dan kalau kura-kura bertanya, dijawab oleh monyet : Masih atung, tambah eot ae ! Satu bulan, dua bulan ..... Dan keluarlah jantung pisang diantara daun-daun pisang, pohon pisang punya kura-kura. Sedangkan jantung pisang yang ditanam monyet, malah tambah kurus, layu dan membusuk ! "Kura-kura ?" tanya monyet "K u k !" jawab kura-kura "Bagaimana tanaman pisangmu ?" "Sudah keluar jantungnya, sebentar lagi berbuah. Bagaimana punya kamu ?" jawab kura-kura balik bertanya kepada monyet. Monyet tidak langsung menjawab pertanyaan kura-kura. Mungkin malu, atau apa. Dia ngeloyor pergi meninggalkan kura-kura. "Kura-kura kamu memang pandai. Aku terima kalah, dan kamu boleh hidup di darat." Kura-kura tidak berkata apa-apa, matanya berkaca-kaca mau menangis. "Terima kasih Tuhan. Engkau telah menolong aku." ucap kura-kura sambil menangis **** Tamat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H