Kerinduan terhadap pacarnya , dia tumpahkan pada serumpun melati.yang tumbuh di halaman rumahnya. Tiada hari terlewati tanpa berdiri di dekatnya, meskipun hanya sekedar untuk memandanginya . Seperti senja kali ini, dia sedang memetiki satu persatu bunga melati itu,lalu menciuminya berkali-kali. Mulutnya nampak komat-kamit, seakan dia sedang mengucapkan sesuatu "Mas Hesya, bunga Melati yang kita tanam bersama, kini telah berbunga . Kapan pulang kembali ke Desa Rangkat, Mas ?" Asyik sekali dia.Tanpa disadari, seorang lelaki tegap sedang menghampirinya. "Selamat sore, Nek. Non Alia ada di rumah ?" Sapa lelaki itu. "Oh..Sore. Anak, siapa, ya ? Saya....saya Alia !" Jawab nenek itu. "Saya Hesya, ....!" jawab lelaki itu, dalam hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H