Mohon tunggu...
Heilin Alber
Heilin Alber Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa pada Universitas Muhammadiyah Surakarta, saat ini sedang menempuh program studi sarjana manajemen.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Hubungn antara Pentingnya Literasi Digital dan Pinjaman Online dengan Kecanduan Judi Online Dikalangan Anak Muda

19 November 2024   15:31 Diperbarui: 19 November 2024   15:55 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mempunyai literasi keuangan, atau dengan kata lain “melek” keuangan, termasuk dalam daftar sepuluh kecerdasan penting yang harus dikuasai manusia. Hal ini menandkan bahwasalnya literasi khususnya literasi terhadap dunia keuangan merupakan indikator penting untuk meningkatkan prestasi generasi muda serta menjadi jembatan bagi generasi muda untuk melek terhadap dunia keuangan (Oviolanda Irianto & Yola Febrianti, n.d.). Literasi keuangan dapat menjadi salah satu penyebab mengapa orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin sebab Individu yang tidak memiliki atau kurang memahami terkait kecerdasan keuangan, entah itu golongan kaya maupun menengah ke bawah, sering kali terjebak dalam siklus keuangan yang tidak sehat, di mana seluruh penghasilan mereka habis terserap untuk melunasi utang dan memenuhi kebutuhan hidup, tanpa menyisakan dana untuk ditabung, sedangkan orang kaya dengan pemahaman penuh terkait kecerdasan keuangan akan menggunakan seluruh penghasilan mereka untuk dijadikan aset sehingga mereka bertambah kaya (Akmal & Eka Saputra, n.d.). Dengan demikian, jelaslah bahwa literasi keuangan merupakan hal yang esensial bagi setiap individu untuk mencapai dan memelihara kesejahteraan hidup. 

Dalam hal ini sayangnya tingkat literasi keuangan di Indonesia tidak berbanding dengan tingkat inklusi keuangan, dimana tingkat literasi keuangan di Indonesia sangatlah rendah sedangkan tingkat inklusi keuangan di Indonesia sangatlah tinggi. Hal ini diperkuat dari data yang dihimpun oleh OJK melalui surve nasional pada tahun 2022. 

 

Sumber : Survei Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan Tahun 2022 
Sumber : Survei Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan Tahun 2022 
Dapat dilihat berdasar tabel tersebut terdapat gap sebesar 35,42 persen pada tahun 2022 dimana angka ini cukup kontras karena tingkat inklusi yang tinggi tentang keuangan tidak dibarengi dengan literasi keuangan yang memadai sehingga menyebabkan dampak negatif seperti, tidak memiliki perencanaan keuangan yang baik, tidak memiliki tujuan keuangan yang jelas, dan terjebak pada investasi bodong. 

Sealain itu, Dampak dari adanya kesenjangan antara tingkat literasi dan inklusi terkait keuangan terutama pada generasi muda adalah mulainya ketergantungan kepada pinjaman online (PINJOL) serta judi online (JUDOL) yang saat ini sedang marak-maraknya. Hal ini diperkuat dari data databoks.katadata.co.id yang memaparkan bahwa ada 1.040.000 orang dengan usia dibawah 10 tahun hingga 30 tahun yang kecanduan judi online (JUDOL). Tak samapai disitu saja jumlah anak muda dengan rentan usia 19-34 tahun yang terjerat pinjaman online (PINJOL) berjumlah 10.914.970 dengan akumulais pinjaman sebesar 26,87 triliun (indonesiabaik.id, n.d.). Dengan jumlah yang sangat banyak tersebut tentu menimbulkan sebuah resiko berupa adiksi yang kemudian berimbas pada perekonomian, dimana agar terus melakukan judi online (JUDOL) pelaku akan menghalalkan segala cara termasuk menggadaikan barang hingga akhirnya pelaku akan terjerat pinjaman online (PINJOL) agar dapat terus berjudi. Selain itu, judi online merupakan sebuah tindakan ilegal yang hal ini tentu telah tertulis pada Pasal 27 Ayat (2) UU ITE 2024, sedangkan Pinjaman online merupakan hal yang legal di Indonesia yang tertulis pada Pasal 8 Ayat (1) POJK 10/2022, namun pinjol saat ini banyak yang menetapkan aturan bunga yang sangat memberatkan sehingga apabila utang tidak dibayarkan tepat sesuai perjanjian akan terus membengkak bunganya sehingga akan menjerat pelaku itu sendiri. Penjudi yang telah terjerat pinjaman online sebelumnya akan terjebak pada situasi genting sehingga pelaku akan terdorong untuk melakukan tindak kriminal (Rohmah & Khodijah, 2024). 

Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sebuah solusi untuk meningkatkan literasi masyarakat. Solusi ini nantinya dapat berupa sebuah platfrom website yang mudah diakses oleh masyarakat. dimana platfrom ini akan menyediakan berbagai informasi terkait literasi keuangan dengan dikemas berupa cerita yang menarik sehingga dapat menarik minat baca generasi muda saat ini untuk membaca dan harapanya  untuk itu kasus pinjaman online dan judi online di Indonesia dapat menurun dan masyarakat teredukasi.  Selain nantinya menyediakan layanan literasi terkait keuangan platfrom ini nantinya juga akan dimanfaatkan sebagai platfrom pengalang dana yang nantinya dana tersebut akan didapatkan dari iklan dan sumbangan donasi sukarela. Dengan adanya sumbangan tersebut dana yang diperoleh nantinya akan digunakan kembali untuk melakukan penelitian dan penyaluran dana pendidikan guna menghasilkan solusi konkrit melalui penelitian dan edukasi di bangku sekolah untuk memberantas pinjaman online dan judi online. 

Adapun Urgensi dari diterapkannya literasi keuangan berbasis digital adalah untuk menjangkau cakupan generasi muda yang saat ini lebih dekat dengan teknologi serta untuk efisiensi sehingga literasi kkeuangan digital memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan layanan. Bonus demografi yang akan mencapai puncak pada tahun 2030 menjadi urgensi tersendiri bagi penerapan literasi keuangan berbasis digital ini. Sebab saat itu, 68 persen penduduk Indonesia adalah generasi muda yang memasuki usia produktif sehingga sangatlah penting menerapkan edukasi terkait literasi keuangan untuk generasi muda saat ini sehingga selain agar menanamkan pola pikir terkait keuangan yang baik hal ini juga bertujuan untuk mendukung program Indonesia emas tahun 2045 dengan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui literasi keuangan digital (Republika.co.id, n.d.).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun