Mohon tunggu...
Heilin Alber
Heilin Alber Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa pada Universitas Muhammadiyah Surakarta, saat ini sedang menempuh program studi sarjana manajemen.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Implementasi Islam & IPTEKS Berbasis Mobile Apps Guna Meningkatkan Literasi Digital Generasi Muda Indonesia

15 November 2024   11:16 Diperbarui: 15 November 2024   12:03 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Literasi digital termasuk dalam sepuluh kecerdasan penting yang harus dikuasai manusia karena mendukung berbagai kompetensi seperti, memahami, menganalisis, dan mentransformasikan informasi secara digital (Oviolanda Irianto & Yola Febrianti, 2017). Hal ini menjadikan literasi digital adalah indikator penting bagi generasi muda untuk mencapai kesuksesan. Terlebih lagi Indonesia akan mendapat puncak bonus demografi pada tahun 2030 yang mana 40 persen anak muda saat ini akan menggantikan generasi di atasnya dalam hal pekerjaan (Indonesiabaik.id, 2023). Oleh karena itu, penting menguasai literasi digital untuk membekali generasi muda dengan kemampuan beradaptasi terhadap teknologi baru yang terus berkembang agar mereka siap menghadapi tantangan di masa depan baik dalam pendidikan, karier, maupun kehidupan sehari-hari (almaata.ac.id, 2024).

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menghadapi tantangan serius terkait minat literasi digital, terutama di kalangan Generasi Z. Studi PISA 2022 menunjukkan skor literasi membaca siswa Indonesia turun menjadi 359 poin dari 371 poin pada tahun 2018 (PISA 2022 Results Factsheets Indonesia PUBE, 2023).

Akibat dari adanya hal tersebut adalah terjadi perubahan sikap anak muda yang percaya terhadap berita hoax. Biasanya anak muda yang percaya berita hoax akan bersikap impulsif atas informasi yang salah sehingga hal ini mudah memicu konflik (Lokananta & Herlina, 2018). Contoh dari konflik yang ditimbulkan akibat berita hoax ini pernah terjadi Papua, akibat isu penculikan anak yang ternyata merupakan hoax  sehingga menimbulkan kerusuhan (Mardiansyah, 2020). Dari adanya hal ini tentu menyimpang dari UUD RI pasal 29 ayat 2 menekankan perlindungan hidup manusia serta Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) tentang penyebaran berita hoax. Permasalahan tersebut apabila dibiarkan akan memberi efek jangka panjang berupa penurunan mutu budi pekerti remaja karena mereka sering mempercayai berita yang tidak berdasarkan fakta sehingga dapat menghambat visi Indonesia emas 2045 (Lokananta & Herlina, 2018).

Dari adanya permasalahan tersebut maka tujuan dari kepenulisan ini adalah untuk menggagas sebuah Solusi untuk meningkatkan literasi generasi muda Indonesia. Solusi ini nantinya akan dikemas melalui platform aplikasi mobile yang mudah diakses oleh Masyarakat. 

Dalam mekanisme kerja platform AKSARAINSPIRA ini nantinya akan dilengkapi oleh tiga fitur pendukung yang tentunya sesuai dengan teori dari Hague & Payton, (2016) yang menyatakan bahwa literasi digital mencakup berbagai dimensi, termasuk dimensi kemampuan kolaboratif (diwujudkan melalui fitur komunitas), dimensi kreativitas, dan komunikasi (diwujudkan melalui fitur digital academy dan berbagi wakaf). Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tiga fitur strategis :

1. Fitur Berbagi Wakaf  

Pada fitur berbagi wakaf ini nantinya akan menyediakan halaman untuk berbagai wakaf yang mana para pengguna dapat memberikan donasi wakaf yang kemudian akan disalurkan untuk pengembangan Pendidikan di Indoensia. Selain itu, Fitur ini dilengkapi dengan history wakaf yang sengaja ditambahkan untuk mempermudah pengguna dalam memantau aktivitas transaksi wakafnya sehingga transparansi dan akuntabilitas dari penyaluran dana wakaf ini dapat terjamin. Fitur ini tidak hanya meningkatkan transparansi dalam pengelolaan dana, tetapi juga membangun kepercayaan di kalangan para donatur. Mereka dapat melihat bagaimana dan kemana dana wakaf mereka disalurkan serta dampak yang dihasilkan dari kontribusi mereka. Penambahan fitur ini merupakan sebuah inovasi yang mana dalam sejarah dana wakaf telah menjadi instrumen penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi dan dengan mempromosikan Kembali semangat tersebut. 

Pendidikan yang berkualitas dan literasi digital yang baik adalah dua aspek penting dalam mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi tantangan di era digital. Dalam konteks ini, wakaf memiliki peranan yang sangat krusial, terutama dalam mendukung institusi pendidikan dan riset mengenai literasi digital. Oleh karena itu, penyaluran dana wakaf ini tentu dapat berguna untuk peningkatan kualitas literasi digital dengan cara meningkatkan kualitas guru, infrastruktur sekolah, bantuan untuk anak putus sekolah, riset mengenai literasi digital guna mencari solusi atas permasalahan digital saat ini (Saryani et al., 2022).

2. Fitur Digital Academy

Fitur Digital Academy ini dirancang untuk meningkatkan pengalaman membaca dan pembelajaran bagi penggunanya dengan pendekatan yang lebih kritis. Halaman ini mengusung desain UI dan UX minimalis yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan untuk menciptakan suasana yang mendukung konsentrasi bagi generasi muda saat membaca. Salah satu komponen unggulan dari fitur ini adalah bacaan cerpen ringan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyajikan informasi relevan terkait perkembangan terkini. Dengan demikian, diharapkan anak muda dapat lebih terhubung dengan cerita yang tidak hanya menarik, tetapi juga memicu perasaan.dan.imajinasi mereka..Penting.untuk..menekankan.bahwa keterhu bungan emosional dengan konten adalah kunci dalam proses pembelajaran. Cerita cerita yang dihadirkan dalam Digital Academy diharapkan mampu membangkitkan minat baca dan mendorong eksplorasi lebih lanjut tentang topik-topik yang diangkat. Dengan cara ini, Digital Academy tidak hanya berfungsi sebagai platform membaca, tetapi juga sebagai jembatan untuk memahami isu-isu sosial dan budaya yang  relevan dengan kehidupan sehari-hari generasi muda melalui konten yang menghibur (A'yunul Husna et al., 2023). 

Implementasi fitur cerita pendek ini sangat penting sebagai langkah pencegahan terhadap dampak negatif media sosial seperti, penyebaran berita hoaks. Penelitian yang dilakukan oleh Setyawati et al., (2021) menunjukkan bahwa membaca cerita pendek dapat membantu remaja berusia 16-17 tahun meningkatkan pemahaman mereka terhadap bacaan. Dengan pemahaman yang lebih baik, mereka akan lebih mampu mengenali dan mencegah konten hoaks. Jadi, fitur ini diharapkan dapat meningkatkan literasi digital dan membantu remaja menjadi lebih kritis terhadap informasi yang mereka temui di media sosial. 

3. Fitur Komunitas

Fitur komunitas ini dirancang untuk mendorong interaksi pengguna dalam berbagi ide dan berdiskusi mengenai topik-topik relevan, dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan minat generasi muda terhadap literasi digital. Selain itu, platform ini menawarkan pelatihan online yang edukatif tentang literasi digital dan menyelenggarakan kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat literasi digital di kalangan generasi muda mendukung visi "Indonesia Emas 2045".  Dalam konteks ini, Platform ini perlu memastikan bahwa materi yang disampaikan relevan dan menarik, serta dapat memicu diskusi yang konstruktif. Dengan demikian, platform ini dapat berfungsi sebagai agen perubahan yang efektif dalam membangun budaya literasi digital yang kuat dan responsif terhadap tantangan zaman.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun