Mohon tunggu...
Fairuz Nabil Nastiti Giovanni
Fairuz Nabil Nastiti Giovanni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Diabetes dan Gaya Hidup Modern; Apa yang Salah?

13 Juni 2024   21:44 Diperbarui: 13 Juni 2024   23:12 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar pexels.com

Berdasarkan data International Diabetes Foundation (IDF) pada tahun 2021, jumlah kasus diabetes Indonesia berada di angka 19,5 juta orang dan diprediksi akan meningkat menjadi 28,6 juta pada 2045. Hal ini membuat Indonesia menduduki peringkat ke lima di dunia setelah China dengan 140,9 juta, India, 74,2 juta, Pakistan 33 juta, dan Amerika Serikat dengan 32,4 juta kasus diabetes. Diabetes merupakan penyakit yang sering kali tidak disadari oleh penderita sehingga disebut silent killer. Penderita akan mengetahui jika sudah terjadi komplikasi pada organ tubuh (Juwita & Febrina, 2018)

Peningkatan kadar gula darah adalah tanda penyakit metabolik yang disebut dengan diabetes. Diabetes disebabkan oleh gangguan produksi insulin atau resistensi insulin. Insulin adalah hormon yang mengatur metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak serta menjaga kadar gula darah dalam tubuh tetap normal. Diabetes dapat muncul pada setiap usia dan jika tidak diobati dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi berbahaya seperti gagal ginjal, serangan jantung, dan amputasi kaki.

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan angka kematian yang tinggi. Diabetes melitus yang sering dikaitkan dengan penyakit orang dewasa, kini menyerang berbagai usia dengan frekuensi yang terus meningkat. Salah satu faktor yang berkontribusi pada peningkatan kasus diabetes adalah gaya hidup modern yang tidak seimbang. Berikut adalah beberapa contoh gaya hidup yang dapat meningkatkan resiko diabetes melitus

1. Gaya Hidup Modern dan Kebiasaan Makan

Gaya hidup modern yang berfokus pada konsumsi makanan cepat saji telah menjadi salah satu penyebab peningkatan kasus diabetes. Konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan dapat meningkatkan konsumsi gula dan kalori, sehingga berisiko meningkatkan kadar gula darah dan menghambat kemampuan tubuh dalam mengatur keseimbangan gula darah.

Konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena diabetes, sehingga perubahan gaya hidup yang lebih seimbang, seperti mengurangi konsumsi makanan cepat saji dan meningkatkan konsumsi makanan bergizi seimbang, sangat penting untuk mencegah peningkatan kasus diabetes.

2. Kurangnya aktivitas fisik

Teknologi telah membawa perubahan besar dalam gaya hidup manusia. Teknologi telah membuat aktivitas fisik menjadi kurang diperlukan. Pada era saat ini orang lebih banyak menghabiskan aktivitasnya di dalam ruangan. Hal ini mengurangi waktu yang dihabiskan untuk beraktivitas fisik seperti berjalan, berlari, atau berolahraga.

Kurangnya aktivitas fisik dapat menghambat fungsi insulin dan meningkatkan risiko terkena diabetes. Insulin adalah hormon yang berperan dalam mengatur keseimbangan gula darah. Kadar gula darah yang tinggi dapat menghambat fungsi insulin dan meningkatkan risiko terkena diabetes. Dengan meningkatkan resistensi insulin dan mengurangi penggunaan glukosa oleh otot, kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang dapat meningkatkan risiko terkena diabetes melitus. Oleh karena itu, aktivitas fisik yang teratur sangat penting untuk menjaga kadar gula darah tetap normal dan mencegah diabetes.

3. Stres dan Kesehatan Mental

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun