Mohon tunggu...
Theo rapi ridwan
Theo rapi ridwan Mohon Tunggu... Administrasi - Desain Grafis dan Penulis

I love what I do, and I do what I love

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadhan Masa Kecil, Mengajarkan Saya Ikhlas dan Husnudzon Kepada ALLAH SWT

2 April 2023   22:15 Diperbarui: 2 April 2023   22:23 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadhan Masa SD, Mengajarkan Ikhlas dan Khusnuzon Kepada Allah

Selain kegiatan menahan lapar dan dahaga, aktivitas dibulan Ramadhan bagi anak-anak tetap terasa sama dengan hari-hari lain pada umumnya. Anak-anak tetap sekolah, berkumpul, bermain, dan melakukan berbagai kegiatan seru lainnya yang membantu mereka untuk tidak fokus pada rasa lapar.

Jika dipikirkan sekilas, kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak-anak dari pagi ke sore memang terlihat melelahkan, bahkan bisa berujung untuk meminta keringanan untuk membatalkan puasa kepada orang tua. Namun, ternyata aktivitas dan kesibukan bermain bisa membantu membuat anak-anak lebih menikmati puasa tanpa merasa lapar dan lesu yang berarti.

Begitupun saya, dengan semua kenangan dan kegiatan bulan ramadhan yang pernah saya lalui dimasa kecil dulu. Bahkan saking antusiasnya, gerombolan anak-anak dengan circlenya masing-masing sudah berkumpul di Mesjid sehabis sahur. Ada yang ikut sholat berjamaah Mesjid ada juga yang duduk menunggu diluar. Alhamdulillah, Saya sendiri masuk ke tim yang selalu ikut sholat berjamaah, Alhamdulillah berkat didikan orang tua, terimakasih Bapak, Ibu.

Marathon adalah agenda para bocah berikutnya setelah selesai sholat. Di kampung saya sendiri memang lebih familiar kata marathon dibanding dengan sebuah3atau asmara subuh. Karena memang rata-rata yang melakukan kegiatan ini adalah anak-anak, tidak ada orang remaja ataupun orang yang pacaran. Kalaupun ada yang remaja, dimasa saya kecil belum ada remaja yang pacaran di kampung. Dari sisi kegiatan yang dilakukan penamaan marathon memang lebih cocok karena berjalan jauh.

Bukannya capek dan memilih beristirahat dirumah, tidak sedikit juga anak-anak yang memilih untuk melanjutkan kegiatan, yang kembali ke rumah biasanya anak cewek atau anak yang lebih kecil. Kegiatan dilanjutkan dengan berkumpul lagi di basecamp masing-masing, biasanya ada rumah satu orang yang dijadikan tempat berkumpul. Tipikal orang-orang yang ada dalam keluarga rumah yang dijadikan basecamp ini adalah orang yang ramah, terbuka, dan memiliki anak yang banyak.

Dari semua kegiatan yang saya lakukan di luar rumah, biasanya ada beberapa kali kejadian saya lupa bahwa sedang berpuasa, selalunya momen seperti ini hanya terjadi diawal-awal puasa. Pernah waktu itu, sekitar 6 sampai 8 orang termasuk saya mandi di sungai untuk sekedar menghilangkan lelah dan lesu. Alasan paling tepat sebenarnya adalah agar mendapatkan sensasi menyegarkan dari aliran air sungai yang memang melintasi hutan. Sungai-sungai yang mengalir di hutan airnya jauh lebih segar daripada sungai yang ada di tempat terbuka.

Nah, ketika asyiknya bermain-main dengan air, siram-siraman, hingga kejar tangkap, timbul tenggelam kesana kemari, membuat Saya tersedak sekaligus merasakan segarnya air sungai yang mengalir dan membasahi kerongkongan yang gersang setelah puasa setengah hari. Sadar sedang berpuasa, air juga sudah tidak bisa dikeluarkan lagi, apalagi ada beberapa orang diantara teman-teman di sungai yang melihat dan spontan mengejek sebab apa yang saya alami. Mereka mengatakan bahwa puasa saya tak lagi sah dan tidak usah dilanjutkan, karena sudah minum air sungai dan masuk ke perut.

Sementara saya duduk di pinggir sungai untuk menimbang dan menyesali apa yang baru saja terjadi. Kakak Saya yang juga ada dalam rombongan, naik ke bibir sungai dan mengampiri untuk mengingatkan bahwa, jika minum dan makan karena tidak sengaja atau lupa, maka puasa boleh tetap dilanjutkan karena tidak membatalkan puasa. Kecuali, jika kondisinya saya sepenuhnya sadar dan dengan sengaja menyelam untuk minum air, maka puasa saya batal dan harus diganti dikemudian hari, setelah Ramadhan tentunya.

Pernah juga kondisi lain yang terjadi, namun bedanya kejadian ini terjadi di rumah dan tidak sedang haus atau lapar. Adakalanya, saat bosan bermain di luar, kadang memilih untuk diam di rumah hanya untuk sekedar nonton TV, membaca buku, atau tidur-tiduran adalah pilihan yang tepat bagi anak-anak. Namun yang perlu diwaspadai disaat-saat seperti ini adalah, kita sering lupa dan tidak sepenuhnya sadar bahwa sedang berpuasa. Jadi otak dan pikiran bawah sadar menangkap bahwa ini hanya hari libur biasa yang membosankan. Karena kejadian seperti inilah yang membuat saya lupa sedang berpuasa, ketika haus langsung ke dapur untuk minum.

Ibu yang melihat segera mengingatkan, masih belum habis segelas, namun sudah ada beberapa tegukan yang masuk ke perut. Kembali, saya merasa menyesal telah teledor dan tidak bisa mengingat bahwa diri sedang berpuasa. Memang kejadian-kejadian seperti ini menjadi beban pikiran setelah beberapa menit, kemudian berlalu begitu saja. Tapi walaupun merasa segar dan lepas dahaga saya tidak pernah kemudian senang dan merasa itu adalah sebuah keberuntungan, tetap saja terasa ada yang kurang kalua puasanya rusak atau terganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun