Mohon tunggu...
Farah Dyah Paramita
Farah Dyah Paramita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahaya Tuberkulosis Mengintai: Upaya Pencegahan Tuberkulosis

8 September 2024   04:00 Diperbarui: 8 September 2024   04:12 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tuberkulosis (TBC) atau TB adalah penyakit menular akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meskipun merupakan penyakit yang dapat dicegah, TBC tetap menjadi salah satu masalah Kesehatan global sejak ribuan tahun. Pada tahun 2023, diperkirakan ada sekitar 10,6 juta kasus tuberkulosis di seluruh dunia. TB adalah penyebab kematian terbesar ke-13 di dunia dan penyakit kematian terbesar kedua setelah COVID-19. Di Indonesia sendiri, Tuberkulosis menempati peringkat kedua setelah India, dengan jumlah kasus 969 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.

TB dapat menyerang berbagai bagian tubuh, seperti tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung. Namun, umumnya mempengaruhi paru-paru. TB menyebar melalui udara. Ketika seseorang yang terinfeksi TB batuk, bersin, bahkan berbicara, kuman TB dapat menyebar dan terhirup oleh orang lain. Bakteri masuk ke paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Tuberkulosis menyerang terutama orang dewasa pada usia produktif. Namun, semua usia tetap berisiko. Selain itu, adapula orang-orang yang beresiko tinggi terkena TBC yakni, penderita HIV/AIDS, Diabetes Melitus, perokok aktif, orang yang mengonsumsi alkohol, serta orang yang tinggal di tempat yang tidak memenuhi syarat Kesehatan.

Adapula gejala-gejala TB yakni sebagai berikut

  • Batuk berdarah atau berdahak maupun tidak berdahak yang berkelanjutan;
  • Nyeri dada;
  • Sesak nafas;
  • Demam dan meriang dalam jangka waktu yang Panjang;
  • Berat badan menurun signifikan;
  • Berkeringat di malam hari tanpa melakukan kegiatan.

Pencegahan TB dapat dilakukan dengan:

  • Makan makanan bergizi
  • Menjaga sirkulasi udara yang baik
  • Rutin olahraga
  • Tidak merokok dan mengonsumsi alkohol
  • Menjaga kebersihan lingkungan.
  • Rajin melakukan skrining

Pengobatan TB dilakukan selama 6-8 bulan secara intensif, apabila tidak dilakukan dengan benar, bakteri TB dapat menjadi resisten terhadap obat, yang membuatnya sulit untuk diobati.

referensi:

https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/infeksi-pernapasan--tb/tuberkulosis

https://www.who.int/indonesia/news/campaign/tb-day-2022/fact-sheets

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230331/3942688/deteksi-tbc-capai-rekor-tertinggi-di-tahun-2022/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun