Mohon tunggu...
Ahmad Afskar Nala Apriyadi
Ahmad Afskar Nala Apriyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Fakultas Psikologi. Dengan mempunyai prinsip motto Berfikir, Bergerak, Berhasil.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Bunga Melati dan Mawar Kembang sebagai Hiasan Ronce UMKM Tumpukrenteng

6 Januari 2023   14:14 Diperbarui: 6 Januari 2023   14:23 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu pemanen melati setiap harinya. Dokpri

Beberapa mahasiswa dan ibu-ibu tampak sedang di kebun melati untuk memanen yang dimana nantinya akan digunakan sebagai ronce manten dari hasil kreasi akan kreatiftasnya. Hal ini selalu dilakukan setiap harinya dari pukul 06.00-10.00 di beberapa ladang pohon melati maupun mawar, umkm ini pun juga sebagai pemanfaatan akan sumber daya masyarakat yang ada sebagai wadah penghasilan mereka. 

Dalam setiap harinya hasil panen melati dan mawar ini langsung disitribusikan untuk kembang maupun kreasi ronce manten sesuai pesanan, selaku pemilik ini yakni Iffah yang sudah melakukan umkm ini sejak beberapa tahun belakang ini asal Desa Tumpukrenteng, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Ibu pemanen melati setiap harinya. Dokpri
Ibu pemanen melati setiap harinya. Dokpri

Iffah menjelaskan bahwa saat musim pengantin, ia bisa kewalahan untuk memenuhi pemesanan. "Biasa ronce ini digunakan pernikahan, yakni ronce bunga melati yang biasanya disanggul atau untuk kalung,". jelasnya. Selain untuk pengantin, ronce bunga melati biasanya digunakan untuk acara peresmian, seperti gedung atau acara-acara tertentu.

Untuk meronce sendiri mengenai alat yang digunakan cukup simple, selain itu hasil panen bunga melati, alat yang digunakan cukup dengan jarum, benang, gunting, dan daun. Sementara untuk bunga meronce bukan hanya bunga melati saja yang digunakan. "Untuk bunga selai melati, mawar, kenangan, dan kantil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun