Mohon tunggu...
Shafa Chairia
Shafa Chairia Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Andalas

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Dari

18 Desember 2024   15:40 Diperbarui: 5 Januari 2025   18:58 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Di era digital, potensi penurunan nasionalisme di kalangan generasi muda semakin nyata, terutama meningkatnya pengaruh globalisasi dan media sosial. Bahasa Indonesia sebagai simbol identitas dan pemersatu bangsa dihadapkan dengan tantangan baru: bagaimana tetap relevan dan mampu menanamkan rasa kebangsaan di tengah dominasi bahasa asing.

Bentuk Pengaruh Media Sosial terhadap Bahasa Indonesia di Kalangan Generasi Muda

Media sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap penggunaan bahasa non-baku atau bahasa asing di kalangan mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda. Menurut Cahyono, media sosial merupakan salah satu faktor utama dalam perubahan komunikasi masyarakat, di mana bahasa menjadi aspek yang paling mudah terdampak oleh gaya hidup digital.  Berdasarkan hasil survei kepada 17 responden, 52,9% menyatakan bahwa mereka sering menggunakan bahasa non-baku atau bahasa asing di media sosial. Fenomena ini menunjukkan bahwa platform digital mendorong penggunaan bahasa yang lebih santai dan informal, yang mencerminkan gaya komunikasi yang lebih normal dan ekspresif.

Mengacu pada hasil penelitian terhadap 17 responden, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia bisa mencerminkan rasa nasionalisme, terutama karena bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa persatuan yang dapat menyatukan bangsa. Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam menjembatani keberagaman masyarakat Indonesia. Dengan beragamnya suku, budaya, dan daerah, bahasa Indonesia mampu membakar semangat nasionalisme seperti yang tertera pada semboyan negara Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”. Maka digunakannya bahasa Indonesia dapat menumbuhkan rasa senasib, seperjuangan, dan kesadaran yang mendorong bangsa Indonesia untuk menjadi satu bangsa, satu negara.

Faktor Penyebab Generasi Muda Menggunnakan Bahasa Asing di Ruang Digital

1.Keinginan Terlihat Keren dan Modern

Menggunakan bahasa asing membuat generasi muda lebih terkesan dan mengikuti tren yang sedang popular di media sosial. Tren ini sangat dipengaruhi oleh budaya popular global yang hadir melalui berbagai platform digital, seperti Instagram, Tiktok, dan Youtube, yang sering kali menggunakan bahasa asing, terutama bahasa Inggris sebagai bagian dari komunikasi sehari-hari.

2.Pengaruh Globalisasi

Pengaruh globalisasi menjadi faktor dominan dalam pola komunikasi ini. Generasi muda saat ini hidup dalam lingkungan yang terhubung secara global, di mana bahasa asing, terutama bahasa Inggris telah menjadi lingua franca yang digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari pendidikan, pekerjaan hingga hiburan.

3.Fenomena FOMO (Fear Of Missing Out)

Faktor lain yang turut memengaruhi adalah rasa takut ketinggalan tren atau yang disebut FOMO (Fear Of Missing Out). Dalam lingkungan digital yang serba cepat, generasi muda merasa perlu mengikuti perkembangan tren bahasa agar tetap relevan dalam komunitasnya.Penggunaan bahasa asing juga mencerminkan upaya mereka untuk membangun citra diri yang lebih modern, berwawasan luas, dan mudah beradaptasi. Tidak hanya itu, bahasa asing juga untuk menunjukkan identitas tertentu, terutama di kalangan anak muda yang aktif di media sosial. Di mana penggunaan bahasa asing sering kali menjadi penanda status sosial dan intelektual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun