Konflik merupakan pertentangan atau perselisihan yang terjadi diantara dua kubu atau lebih yang disebabkan oleh perbedaan pandangan, kepercayaan, kebutuhan, dan sebagainya. Konflik dalam konteks Hubungan Internasional sering terjadi antar dua negara atau dua pihak, seperti konflik Hizbullah dan Israel yang berkelanjutan dari tahun 1982 hingga saat ini. Konflik antara Hizbullah dan Israel dimulai pada tahun 1982 ketika Israel melakukan invasi ke Lebanon yang disebut “peace for galilee” yang memicu terbentuknya Hizbullah. Hizbullah terbentuk untuk melawan Israel di Lebanon Selatan dan anggota dari organisasi Hizbullah merupakan kelompok dari golongan syiah. Organisasi Hizbullah merupakan gerakan syiah yang bersayapkan agama dan politik. Organisasi Hizbullah dipimpin oleh Hassan Nasrullah, gerakan organisasi ini bisa muncul akibat respon dari golongan penganut syiah atas invasi yang dilakukan Israel di daerah Lebanon. Berdirinya Hizbullah didasarkan pada tiga pilar yakni kepercayaan pada Islam, jihad, yuridiksi wali fakih atau nama lainnya adalah ulama. Pada tahun 1983 beberapa gedung barak di ibu kota, Beirut telah dibom dan akibat dari pengeboman tersebut banyak yang tewas dan tercatat lebih dari 300 pasukan yang menjaga perdamaian Prancis dan Amerika tewas akibat dari peristiwa tersebut. Pengeboman tersebut diklaim oleh kelompok jihad Islam yang banyak diyakini sebagai kedok Hizbullah. Pada tahun 1985 kekuatan tempur Hizbullah tumbuh dan bersama dengan kelompok sekutu yang mampu memaksa dan membuat Israel mundur menuju Sungai Litani yang ada di Lebanon Selatan. Israel juga mengumumkan deklarasi yang disebut dengan zona keamanan yang berada di sepanjang perbatasan antara Lebanon dengan Israel.
Israel menyebut tempat tersebut zona keamanan karena tempat tersebut dijaga oleh para tentara Lebanon Selatan yang di dominasi umat Kristen yang biasanya disebut sebagai pasukan pro-israel. Pada tahun 1993 Israel menyerang Lebanon dan peristiwa tersebut disebut “operasi akuntabilitas” atau yang dikenal sebagai perang tujuh hari di Lebanon. Serangan tersebut terjadi setelah Hizbullah menanggapi Israel yang telah menyerang kamp pengungsi dengan cara menyerang daerah Israel Utara. Pada peristiwa tersebut telah tercatat bahwa 118 warga sipil Lebanon tewas dan 500 warga sipil luka-luka, serta menghancurkan ribuan bangunan yang ada. Tiga tahun kemudian pada tahun 1996 Israel melakukan serangan 17 hari di Lebanon dengan maksud dan tujuan untuk memaksa Hizbullah melewati Sungai Litani dan keluar dari jangkauan serangan target Israel. Masyarakat Lebanon menyebut peristiwa tersebut sebagai “operation grapes of wrath” atau agresi April yang dimana memakan banyak korban diantara dua belah pihak, serta infrastruktur yang ada di Lebanon sangat rusak akibat dari peristiwa tersebut. Puncak dari serangan pada tahun ini adalah ketika Israel menembak kompleks perserikatan bangsa-bangsa yang berada di dekat Desa Qana, Lebanon Selatan. Kompleks tersebut diduduki oleh para pengungsi yang diperkirakan sekitar 800 warga sipil, serangan tersebut menewaskan 106 warga sipil termasuk 37 anak-anak dan melukai 116 warga sipil lainnya, serta 4 tentara Fiji yang terluka parah. Empat tentara Fiji ini sedang menjalankan tugas sebagai penjaga perdamaian sementara dari PBB. Pada tahun 2006 Hizbullah menewaskan tiga tentara Israel : Eyal Benin, Shani Turgeman, Wassim Nazal, serta menangkap dua orang tahanan. Dua orang yang ditangkap ini adalah Ehud Goldwasser dan Eldad Regev, dua orang ini ditangkap dan dijadikan tahanan karena Hizbullah menuntut untuk pembebasan tahanan Lebanon dengan imbalan pengembalian tahanan Israel yang ditangkap Hizbullah.
Dan pada akhirnya jenazah dua tahanan yang telah ditangkap Hizbullah yakni Ehud Goldwasser dan Eldad Regev dikembalikan setelah dua tahun kemudian dengan imbalan lima tahanan Lebanon. Dan pada bulan Juli terjadi perang selama 34 hari dengan perkiraan 1.200 warga Lebanon yang tewas, dan 4.400 warga Lebanon yang terluka, sebagian besar korban adalah warga sipil. Israel juga melaporkan bahwa ada korban yang meninggal dunia sebanyak 158 jiwa, sebagian besar korban yang meninggal adalah seorang tentara. Pada tahun 2023 hingga tahun 2024 Hizbullah kembali berhadapan dengan Israel dikarenakan Hizbullah mendukung penuh Gaza yang sedang dibombardir oleh Israel. Pada bulan Oktober 2023, Hizbullah meluncurkan serangan roket ke Israel setelah serangan mendadak yang dipimpin oleh Hamas terhadap Israel yang menewaskan 1.139 jiwa, serta sekitar 250 orang ditawan, akibat dari peristiwa tersebut Israel membalas tembakan di daerah Lebanon, sekitar 97.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka dikarenakan serangan dari Israel. Dari peristiwa tersebut tercatat sekitar 566 jiwa tewas dan 133 jiwa adalah warga sipil. Sekitar 60.000 warga Israel dievakuasi dari wilayah perbatasan Israel Utara. Israel telah melakukan pembunuhan dan menyerang Lebanon dan Suriah dengan tujuan menewaskan beberapa pimpinan senior Hizbullah dan Hamas, serta Israel juga menyerang Gedung Konsulat Iran di Damaskus pada 1 April 2024. Pada tanggal 17 September 2024 ribuan pagar genggam milik Hizbullah di daerah Lebanon telah meledak. Sejauh ini, telah tercatat sedikitnya 11 jiwa termasuk 3 warga sipil tewas, serta akibat dari serangan tersebut telah tercatat sekitar 2.750 jiwa terluka. Hizbullah menganggap Israel harus bertanggung jawab dan akan melakukan pembalasan.
Setelah mempelajari tentang sejarah dan perkembangan dari konflik Hizbullah dengan Israel, selanjutnya kita analisis keterkaitannya didalam Ilmu Hubungan Internasional. Di dalam mata kuliah pengantar Ilmu Hubungan Internasional ada yang namanya actor dalam HI, dan Israel adalah state actor (nation-state) karena Israel adalah negara bangsa yang telah berdiri sendiri. Sedangkan, Hizbullah adalah non-state actor (intergovernmental organization) karena Hizbullah adalah organisasi politik yang terbentuk untuk melawan Israel. Israel pada tahun 1982 telah melakukan invasi ke daerah Lebanon. Konflik antara Hizbullah dan Israel juga termasuk kedalam contoh dari clash of civilization. Samuel Hutington mengartikan clash of civilization adalah teori yang menjelaskan bahwa identitas budaya dan agama seseorang akan menjadi konflik utama di dunia pasca perang dingin. Awal mula konflik antara Hizbullah dengan Israel terjadi karena Israel menginvasi daerah Lebanon sehingga memicu terbentuknya Hizbullah dari tokoh tokoh syiah (agama Islam). Dan pada yang lagi menjadi topik hangat dunia saat ini adalah konflik Israel-Palestina. Perang antara Israel dan Palestina bisa disebut sebagai perang agama. Yakni, Israel (Nasrani) yang menyerang Palestina (Islam) yang dimana akhir-akhir ini Hizbullah juga ikut serta membela Palestina karena selain masalah kemanusiaan juga karena satu agama yakni agama Islam.
Kesimpulannya, konflik antara Israel dan Hizbullah telah terjadi bertahun-tahun hingga saat ini dan akan terus berlanjut jika tidak ada kesepakatan perdamaian diantara Israel dan Hizbullah. Hizbullah juga menekankan akan membalas atas perbuatan Israel yang meledakkan pagar genggam Hizbullah yang menyebabkan 11 jiwa tewas dan 2.750 jiwa terluka. Sebelum ada perjanjian perdamaian dan permintaan maaf antara Israel dan Hizbullah maka konflik ini akan terus berlanjut sampai kapanpun itu.
References
Jazeera, S. A. (2024, September 18). The History of conflict between Hezbollah and Israel. Killing
of Hezbollah leader Hassan Nasrullah the latest salvo in a decadeslong battle, p. 1.
Umma, S., Fadilah, I., & Redjosari, S. M. (2021). Hizbullah di Lebanon : Aktualisasi Gerakan
Agama Berkedok Politik di Masa Kini. Humanistika : Jurnal Keislaman, 266-283.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H